Opini: Alfansuri ST MSc
Kota Pekanbaru Sudah Seharusnya Memiliki Politeknik Negeri
PENDIDIKAN vokasi khususnya pendidikan tinggi vokasi mendapatkan tempat tersendiri di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Beberapa indikator pencapaian RPJMN menunjukkan keseriusan pemerintah Jokowi periode kedua pada bidang vokasi. Ini juga ditindaklanjuti dengan perubahan struktur organisasi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI dengan menghadirkan direktorat jenderal sendiri untuk mewadahi pendidikan vokasi di Indonesia yakni Direktorat Jenderal Vokasi.
Keinginan besar pemerintah untuk mengembangkan pendidikan vokasi ini sangat beralasan dikarenakan pada tahun 2030–2040, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi sekitar 64%. Maksud bonus demografi diatas adalah kondisi penduduk Indonesia yang diprediksikan berjumlah 297 juta jiwa akan didominasi oleh masyarakat yang berusia produktif.
Untuk itu tiada pilihan lain, Indonesia harus mampu menggerakkan kekuatan demografi yang besar tersebut dengan meningkatkan produktifitas sumber daya manusianya. Salah satunya adalah mengembangkan pendidikan vokasi baik dari sisi perluasan akses, relevansi dan peningkatan kualitasnya.
Dalam perspektif kedaerahan khususnya propinsi Riau yang juga bagian dari Indonesia, ini harus menjadi perhatian serius. Angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia yang dirilis oleh BPS tahun 2020 sebesar 30,85% dan Riau sebesar 35,07%. Dari APK 30,85%, kontribusi pendidikan vokasi tidak lebih 15% secara nasional. Dan untuk skala provinsi Riau kontribusi pendidikan tinggi vokasi di Riau diprediksi tidak lebih 5% dari APK perguruan tinggi yang ada. Kondisi ini sangat memperihatinkan jika melihat potensi Provinsi Riau yang sangat besar ini. Untuk itu Provinsi Riau harus berupaya mengejar ketertinggalan yang sangat jauh ini jika masyarakat Riau menginginkan tidak menjadi penonton didaerah sendiri.
Kota Pekanbaru sebagai Ibu kota propinsi telah mencadangkan untuk menghadirkan Politeknik Negeri Pekanbaru sebagai upaya menjawab tantangan masa depan bagi masyarakat, tidak hanya bagi masyarakat kota pekanbaru akan tetapi juga diperuntukkan bagi masyarakat Riau.
Pemerintah Kota Pekanbaru telah melakukan kajian yang komperehensif berkenaan kelayakan Pendirian Politeknik Negeri Pekanbaru dan telah menyiapkan semua persyaratan untuk memenuhi kelayakan pendirian Politeknik Negeri Pekanbaru tersebut, seperti lahan dan bangunan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, Program studi, kurikulum, rekomendasi Gubernur Riau dan lainnya. Bahkan Pemerintah Kota Pekanbaru menyanggupi untuk membiayai operasional 5 tahun kedepan. Kota Pekanbaru telah mengajukan permohonan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Dirjen Vokasi perihal permohonan pendirian Politeknik Negeri Pekanbaru ini.
Ada beberapa alasan, mengapa Pekanbaru layak dihadirkan politeknik negeri:
Propinsi Riau merupakan daerah yang sangat strategis, berada di sentral sumatera dan pesisir timur sumatera yang berbatasan langsung dengan selat melaka serta berbatasan dengan negara luar. Khususnya kota pekanbaru yang juga tepat berada di tengah-tengah propinsi Riau dan sumatera.
Propinsi Riau merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di sumatera dan salah satu propinsi penyumbang devisa terbesar di Indonesia dari sektor migas, perkebunan, kehutanan dan industri pengolahan. BPS Riau merilis pada triwulan III bulan November 2021. Ekonomi Riau tumbuh dengan pertumbuhan ekonomi 4,1% dengan kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 23% di Sumatera. Ini menjadikan Riau penyumbang PDRB ke enam di Indonesia.
Diinformasikan sebelum tahun 2019, Riau merupakan penyumbang PDRB terbesar kelima, sebelum dikalahkan oleh Sumatera Utara. Namun melihat trend 2019 – 2021, hampir dipastikan Riau akan kembali menjadi penyumbang PDRB kelima terbesar di Indonesia atau terbesar di Sumatera pada beberapa tahun mendatang. Pesatnya perkembangan ekonomi Riau ini menjadikan pekanbaru sebagai sentra pertumbuhan ekonomi Riau dan di Pulau Sumatera.
Selain ibu kota Propinsi Riau, Pekanbaru saat ini telah menjelma menjadi kota metropolitan. Menggunakan istilah Bapak Presiden Jokowi, Pekanbaru kedepan akan menjadi Capital of Sumatera.
Riau merupakan provinsi tujuan investasi primadona di Indonesia. Pada tahun 2019 investasi PMDN dan PMA di Riau sebesar 41,802 triliun dan tahun 2020 sebesar 49,641 triliun (BKPM RI). Ini menempatkan Riau sebagai tujuan investasi terbesar keenam di Indonesia dan terbesar di sumatera. Pada triwulan I 2021 BKPM telah merilis bahwa Riau merupakan tujuan keempat terbesar investasi PMA di Indonesia. Investasi yang besar ini akan berkonsekuensi terbukanya lapangan pekerjaan di Riau. Apabila Riau tidak menyiapkan sumber daya manusianya yang terampil maka masyarakat Riau akan menjadi penonton ditengah derasnya investasi yang masuk ke Riau.
Riau merupakan salah satu propivinsi besar di Indonesia secara demografi. Jumlah penduduk Riau tahun 2020 yang dirilis oleh BPS RI dalam Statistik Indonesia 2021 berjumlah 6.394.090 juta jiwa. Jumlah penduduk sebesar ini menempatkan Riau sebagai provinsi berpenduduk terbesar kesepuluh di Indonesia.
Jika kita bandingkan secara proporsional kehadiran negara dalam bentuk perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk, keberadaan PTN di Riau sangat timpang dibandingkan provinsi lainnya. Aceh dengan penduduk 4,494 juta memiliki 13 PTN, Sumatera Barat penduduk 5,534 juta jiwa memiliki 13 PTN, Kalimantan Barat penduduk 5,414 juta jiwa memiliki 7 PTN, Kalimantan Timur penduduk 3,766 juta jiwa memiliki 8 PTN, Sulawesi utara penduduk 2,621 juta jiwa memiliki 9 PTN, Bali penduduk 4,317 juta jiwa memiliki 8 PTN, Nusa Tenggara Timur penduduk 5,325 juta jiwa memiliki 7 PTN. Riau dengan jumlah penduduk yang lebih besar hanya memiliki 6 PTN dan hanya dua dibawah naungan kemendikbudristek.
Riau memiliki jumlah siswa SLTA sebesar 312.628 jiwa (2019/2020). Dan sepertiganya adalah siswa SMK yakni sebesar 105.400 jiwa. Dari jumlah siswa SLTA di Riau. kota pekanbaru menempatkan jumlah terbesar yakni sebesar 59.734 siswa. Ada fenomena yang berbeda untuk kota Pekanbaru dimana siswa SMKnya lebih besar dari SMA dan MA yakni sebesar 30.704 jiwa (51%). Sedangkan lulusan SLTA pada tahun ajaran 2019/2020 di Propinsi Riau sebesar 96.673 jiwa. Lulusan SMKnya sebesar 32.211 (33,3%). Kota pekanbaru menempati lulusan terbesar SLTA di Propinsi Riau yakni sebesar 18.426 jiwa atau 19% lulusan SLTA di Propinsi Riau. Sedangkan lulusan SMK di Pekanbaru sebesar 9.633 jiwa atau 52% dari lulusan SLTA di pekanbaru.
Besarnya persentase lulusan di Propinsi Riau khususnya lulusan SMK tidak seimbang dengan keberadaan pendidikan tinggi vokasi yang ada di Riau terlebih di kota pekanbaru. Kehadiran Politeknik negeri di pekanbaru sangat dibutuhkan bagi lulusan SMK di Riau khususnya di kota pekanbaru.
Riau memiliki kawasan Industri dan pelabuhan yang sudah eksisting seperti kawasan Industri Pelintung, kawasan Industri lubuk gaung, dan kawasan industri dan pelabuhan di Dumai. Selain itu kawasan industri yang sudah eksisting ada di perawang (IKPP) dan Riau Komplek (April Group) di Pangkalan Kerinci. Di RPJMN 2020–2024 telah ditetapkan 27 kawasan Industri baru, dan dua ada di Riau yakni kawasan Industri Buton di Kabupaten Siak dan kawasan Industri Tenayan di kota Pekanbaru.
Riau saat ini memiliki sekitar 270 pabrik kelapa sawit yang tersebar diseluruh propinsi Riau, dikarenakan Riau merupakan provinsi dengan luas kelapa sawit terbesar di Indonesia. Riau hari ini juga sedang menggalakkan program hilirisasi sawit. Disamping itu juga Riau memiliki beberapa wilayah kerja Block migas. Salah satunya adalah Block Rokan yang pernah menjadi penopang devisa terbesar di Republik ini. Semua potensi tersebut sangat membutuhkan tenaga terdidik dan terampil.
Pendidikan tinggi vokasi adalah salah satu jawaban bagi masyarakat Riau untuk menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Pekanbaru selain sebagai ibukota propinsi Riau, merupakan daerah terbaik bagi kota pendidikan di Riau. Pekanbaru tepat berada ditengah-tengah propinsi Riau dan menjadi tujuan bagi lulusan SLTA di Riau untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Pekanbaru merupakan daerah yang yang memiliki moda transportasi terbaik yang ada di Riau. Pekan juga akan menjadi perlintasan dan persimpangan tol trans sumatera. Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau juga telah ditetapkan sebagai daerah destinasi wisata halal di Indonesia.
Keinginan mendirikan Politeknik Negeri Pekanbaru ini sejalan dengan apa yang ingin dicapai pada RPJMN 2020-2024, RPJMD Provinsi Riau 2019-2024, RPJMD Kota Pekanbaru 2017-2022 dan apatah lagi RPJP Kota pekanbaru 2005-2025 yakni “Terwujudnya Kota Pekanbaru sebagai Pusat perdagangan dan jasa, Pendidikan serta Pusat Kebudayaan Melayu, menuju masyarakat yang sejahtera berdasarkan Iman dan Taqwa”.
Keinginan untuk mewujudkan Politeknik Negeri Pekanbaru, tidak hanya sekedar gagah-gagahan namun merupakan kebutuhan masyarakat Riau yang sebenarnya. Dan sebagai masyarakat Riau kehadiran Politeknik Negeri Pekanbaru merupakan sebuah marwah masyarakat Riau yang harus ditegakkan karena tidak adalagi di Indonesia ibu kota sebuah Propinsi dan sekaligus kota metropolitan yang tidak memiliki institusi pendidikan tinggi vokasi yang berstatuskan negeri dibawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indosia.
Semoga sempena perhelatan Menara Vokasi yang dilaksanakan di Provinsi Riau khususnya kota pekanbaru yang bakal dihadiri oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memberikan berkah bagi masyarakat Riau. Keberkahan yang diharapkan adalah lahirnya sebuah kebijakan khusus dari Mas Menteri untuk menghadirkan politeknik negeri di ibu kota provinsi Riau ini. Doa kita bersama semoga Politeknik Negeri Pekanbaru bisa wujud dalam waktu yang tak terlalu lama lagi.
Fastabiqul khairat.
***
Penulis adalah dosen Politeknik Negeri Bengkalis dan penggiat pendidikan di Riau
Berita Lainnya
Menakar Partisipasi Pemilih
Menjelang 2025, Bagaimana Keberlanjutan Industri Kerajinan Kecil di Malaysia?
Kebohongan Demi Kebohongan
Mahasiswa, Kegiatan di Kampus dan Menjemput Masa Depan
Peran Teknologi AI Membantu Pembangunan Kota Pintar
Charta Politika: Kenaikan Elektabilitas Doktor Ikhsan dan Kharisman Risanda Mencengangkan
Menakar Partisipasi Pemilih
Menjelang 2025, Bagaimana Keberlanjutan Industri Kerajinan Kecil di Malaysia?
Kebohongan Demi Kebohongan
Mahasiswa, Kegiatan di Kampus dan Menjemput Masa Depan
Peran Teknologi AI Membantu Pembangunan Kota Pintar
Charta Politika: Kenaikan Elektabilitas Doktor Ikhsan dan Kharisman Risanda Mencengangkan