Oleh: Dr Wan Mohd Nazdrol bin Wan Mohd Nasir
Menjelang 2025, Bagaimana Keberlanjutan Industri Kerajinan Kecil di Malaysia?
SADAR atau tidak, waktu berlalu dengan cepat. Dalam kurang dari tiga bulan, kita akan memasuki tahun 2025. Artinya, kita sudah berada dalam milenium baru selama 25 tahun. Dalam era milenium ini, perubahan teknologi, sosial, dan ekonomi membawa tantangan sekaligus peluang bagi industri ini.
Industri kerajinan kecil telah menjadi bagian penting dari perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia. Kerajinan kecil merujuk pada produk yang dibuat secara manual dengan menggunakan teknik tradisional. Produk-produk ini mencakup barang-barang seperti keramik, tenun, anyaman, dan perhiasan.
Keberadaan industri ini tidak hanya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga melestarikan budaya lokal serta memberikan identitas bagi suatu komunitas. Keberlanjutan industri kerajinan kecil sangat penting untuk mempertahankan warisan budaya, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, keberlanjutan industri ini juga penting untuk memastikan kelangsungan hidup para pengrajin.
Namun, ada beberapa industri yang jumlah pengrajinnya semakin berkurang. Misalnya, industri ukiran kayu di Jepara dan Bali. Bayangkan jika suatu saat nanti, industri ini akan hilang karena tidak ada lagi pengrajinnya. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia.
Di Tumpat, Kelantan, misalnya, seni pertunjukan rebana kercing mulai punah, kini hanya tersisa kurang dari 50 artis. Kerajinan tanah liat (tembikar mambong) di Kuala Krai, Kelantan, juga semakin dilupakan, dan tentu saja jumlah pengrajinnya sangat sedikit.
Berbeda dengan kerajinan tanah liat di Bantul, Yogyakarta, yang justru semakin berkembang, meskipun dihadapkan dengan persaingan global. Dengan kata lain, di era milenium ini, industri kerajinan kecil menghadapi banyak tantangan.
Mengenai persaingan global, produk massal dari negara lain sering kali lebih murah dan lebih mudah diakses. Hal ini menjadi tantangan bagi produk kerajinan lokal dalam bersaing dari segi harga dan kualitas. Selain itu, terjadi perubahan preferensi konsumen.
Saat ini, konsumen lebih tertarik pada produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Oleh karena itu, industri kerajinan kecil perlu beradaptasi dengan preferensi ini agar tetap relevan. Teknologi dan inovasi juga memberikan dampak pada industri kerajinan kecil. Meskipun teknologi membawa peluang baru, tidak semua pengrajin memiliki akses atau kemampuan untuk memanfaatkan teknologi modern dalam proses produksi dan pemasaran.
Meskipun banyak tantangan, masih ada beberapa peluang untuk meningkatkan keberlanjutan industri kerajinan kecil:
Pertama, E-commerce dan pemasaran digital.Platform online memungkinkan pengrajin menjangkau pasar yang lebih luas. Penggunaan media sosial dan marketplace dapat membantu meningkatkan penjualan dan kesadaran merek.
Kedua, kesadaran akan produk lokal. Masyarakat semakin menghargai produk lokal dan kerajinan tangan. Ini menciptakan peluang bagi pengrajin untuk menawarkan produk yang unik dan berkualitas. Kesadaran konsumen terhadap pentingnya membeli produk lokal juga berkontribusi pada keberlanjutan industri kerajinan kecil. Hal ini mendorong masyarakat untuk memilih produk kerajinan tangan, tidak hanya untuk mendukung pengrajin lokal, tetapi juga membantu pelestarian budaya dan lingkungan.
Ketiga, kolaborasi dan jaringan. Para pengrajin dapat membentuk komunitas atau asosiasi untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan akses ke pasar. Kolaborasi ini dapat meningkatkan daya saing mereka.
Keberlanjutan industri kerajinan kecil tidak hanya menguntungkan para pengrajin, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, industri ini dapat terus tumbuh dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan inovasi, kita dapat memastikan bahwa industri kerajinan kecil tetap relevan dan mampu bersaing di masa depan.
Pemerintah dan lembaga terkait juga memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan industri kerajinan kecil, seperti menyediakan program pelatihan untuk pengrajin dalam bidang teknologi, pemasaran, dan manajemen bisnis. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait juga dapat membantu pengrajin dengan akses ke modal dan bantuan keuangan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa keberlanjutan industri kerajinan kecil di era milenium sangat mungkin dicapai dengan mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang tersedia. Dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif, industri ini dapat terus berkembang, melestarikan warisan budaya, dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya produk lokal dan praktik berkelanjutan akan menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah bagi industri kerajinan kecil di tahun 2025 dan seterusnya. **
Dr Wan Mohd Nazdrol bin Wan Mohd Nasir. Penulis adalah dosen senior Fakultas Keusahawanan dan Perniagaan, Universiti Malaysia Kelantan, dan berdomisili di Kelantan, Malaysia.
Berita Lainnya
Kebohongan Demi Kebohongan
Mahasiswa, Kegiatan di Kampus dan Menjemput Masa Depan
Peran Teknologi AI Membantu Pembangunan Kota Pintar
Charta Politika: Kenaikan Elektabilitas Doktor Ikhsan dan Kharisman Risanda Mencengangkan
Tragedi Kebakaran 2 Rumah Wartawan Sumut: Berita Dinanti Kritis Dihabisi
Perbedaan Pilkada DKI VS Pilkada Kampar : Baper
Kebohongan Demi Kebohongan
Mahasiswa, Kegiatan di Kampus dan Menjemput Masa Depan
Peran Teknologi AI Membantu Pembangunan Kota Pintar
Charta Politika: Kenaikan Elektabilitas Doktor Ikhsan dan Kharisman Risanda Mencengangkan
Tragedi Kebakaran 2 Rumah Wartawan Sumut: Berita Dinanti Kritis Dihabisi
Perbedaan Pilkada DKI VS Pilkada Kampar : Baper