KKN UR Sukses Berantas Stunting di Desa Sampurago
Nyaleg di Gerindra, Waka I DPRD Kuansing Diganti
Truk Pengangkut Kayu Terjungkal, Ilegal Loging Marak di HPT Sumpu
Opini
Pak Ande Sudahlah.....

Sejak istri dan anaknya buat kelaku, Pak Ande banyak merenung. Hanya kepada Abu Nawas, dia berani curhat.
Sebab, Abu Nawas adalah sahabatnya sejak kecil. Sahabat yang selama ini tempatnya menyampaikan keluh kesah.
Namun kali ini Abu Nawas tak mau lagi melayani curhatan Pak Ande. Alasannya ucapan sahabatnya itu selalu tak sesuai dengan perbuatannya.
"Pak Ande sudahlah.... Bosan saya mendengar curhat awak tu," jawab Abu Nawas.
"Lalu kepada siapa lagi saye mau curhat, kalau bukan sama awak, " tanya Pak Ande.
Abu Nawas hanya mengatakan hentikanlah penyakit kebohongan yang ada dalam diri awak tu! "Saya melihat untuk menutupi satu kebohongan, awak menceritakan seribu kebohongan lainnya," tambah Abu Nawas.
"Kelaku istri dan anak awak tu itu tak hanya melukai rakyat secara keseluruhan namun juga hati saye dan keluarga," lanjut Abu Nawas.
Lama Pak Ande terdiam. Tak biasanya sahabat karibnya cerita seperti itu. Itukah tanda kiamat semakin dekat? Entahlah...
Abu Nawas yang selama ini dikenal dengan nasehatnya yang bijaksana kini berubah total.
Tiba-tiba saja Abu Nawas nyeletuk. Jika di negara Jepang atau Cina istri dan anak buat kelaku cam itu, suaminya kalau tak bunuh diri ya... mundur.
Di negara itu rasa malu itu masih ada. Di negara kita hanya "kemaluan" yang selalu dipertontonkan.
Pak Ande pura pura terkejut mendengar nasehat Abu Nawas itu. "Apa maksud awak, ni..." tanya Pak Ande.
"Awak pahamlah...saye berani cakap seperti itu karena kita ini kawan seperjuangan. Cuma nasib kite yang beda. Awak punya jabatan penting, saye miskin kepapa," jawab Abu Nawas.
Pak Ande...betapa hebatnya kebohongan itu awak sembunyikan, suatu saat akan terbongkar juga. Sekarang sudah lihatkan...dulu saye nasehati awak jawab kawe....kawe...kawe.... bukan ori....ori...ori...
Kami orang yang miskin ni mana tau barang itu kawe atau ori. Yang kami tau serba alam... Kami hanya tau kombuik, parikek, dan karuntuang. *Kami tak tau tas gucci, hermes, dan lainnya.*
Pak Ande yang selama ini selalu sombong merasa terusik dengan sindiran sahabatnya itu. Dia pulang tanpa permisi karena malu.
Dalam perjalanan Pak Ande ingat kata-kata Abu Nawas.....di negara Jepang dan Cina jika istri dan anak buat kelaku.....
*****
Ditulis oleh:
Sahabat Jang Itam
Foum IKKS/IWAKUSI INDONESIA
Berita Lainnya
Catatan Pojok Tepi dari Penetapan DPT Tingkat Nasional (2)
Kebebasan Pers dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Suhu Politik dan Tantangan Demokrasi Indonesia
DPS Riau 4.749.141
Profesionalisme Jurnalistik Menguatkan Pelayanan Publik
Pak Ande Pusing
Catatan Pojok Tepi dari Penetapan DPT Tingkat Nasional (2)
Kebebasan Pers dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Suhu Politik dan Tantangan Demokrasi Indonesia
DPS Riau 4.749.141
Profesionalisme Jurnalistik Menguatkan Pelayanan Publik
Pak Ande Pusing