Syamsuar Apresiasi Festival Lampu Colok di Riau
RIAUIN.COM- Gubernur Riau mengapresiasi Festival Lampu Colok yang digelar setiap kabupaten/kota di Riau. Kegiatan ini merupakan tradisi masyarakat Melayu setiap bulan Ramadhan.
Beberapa kabupaten/kota yang juga serius melestarikan tradisi lampu colok, misalnya Bengkalis, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti dan Kota Dumai.
"Saya apresiasi sekaligus mengucapkan terima kasih kepada kabupaten/kota yang telah menggelar Festival Lampu Colok tahun ini," ucap Gubernur Riau, H Syamsuar MSi kepada pers, Sabtu (30/4/2022) di Pekanbaru.
Menurut Gubri, selain memberikan hiburan dan kebahagian tersendiri bagi masyarakat, Festival Lampu Colok adalah wujud komitmen untuk melestarikan budaya Melayu.
"Ternyata Festival Lampu Colok Kreatif yang kita laksanakan di provinsi mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Kita melihat bagaimana masyarakat antusias dengan lampu colok dalam berbagai kreasi," ungkap Gubri.
Gubri berharap ke depan, tradisi seperti lampu colok tetap mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk dilestarikan. "Kemajuan teknologi tidak berarti melupakan tradisi yang telah lama hidup dalam masyarakat Melayu," katanya.
Seperti diketahui, untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan sekaligus suka cita menyambut hari Lebaran Idul Fitri, Pemprov Riau menggelar Festival Lampu Colok Kreatif.
Lampu colok dipilih karena sejak dulu sudah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Melayu.
Biasanya, pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, masyarakat akan memasang lampu colok di depan rumahnya.
Dalam Bahasa Melayu, colok artinya lampu penerang. Lampu colok ialah sejenis lampu teplok yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya.
Lampu tradisional ini digunakan dengan menyalakan sumbu kompor di dalamnya.
Biasanya, tradisi menyalakan lampu colok dimulai pada malam ke-21 Ramadhan atau malam satu likur.
Selain sebagai penerang, memasang lampu colok di depan rumah juga merupakan antusiasme muslim Melayu dalam menyambut malam Lailatul Qadar.
Festival digelar antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi Riau dan seluruh kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru.
Festival ini memperebutkan hadiah puluhan juta rupiah.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen yang dipercaya sebagai salah seorang juri menyebut, etika, estetika dan kreativitas akan menjadi tolak ukur dalam penilaian.
Festival Lampu Colok Kreatif, kata Yose,juga mengandung unsur budaya. Oleh karena itu diharapkan juga menjadi wisata budaya di bulan Ramadan.
Kata Yose lagi, Lampu Colok dari Riau merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia pada tahun 2021.
“Kalau sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia, maka Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan,” jelas Yose. ***
Berita Lainnya
Warga Riau di Perantauan Diajak Ikut Bangun Kampung Halaman
Hilirisasi Kelapa Sawit Terus Dikembangkan Pemprov Riau
Lepas 450 Jemaah Haji, Asisten I Setdaprov Riau Minta Jaga Kesehatan
Ini yang Dilakukan Pemprov Riau untuk Stabilkan Harga Kebutuhan Pokok
Forum Pembauran Kebangsaan Riau Audiensi dengan Pj Gubri, Apa yang Dibahas?
Video Seekor Harimau Mati Tertabrak di Tol Permai Dipastikan Hoax
Warga Riau di Perantauan Diajak Ikut Bangun Kampung Halaman
Hilirisasi Kelapa Sawit Terus Dikembangkan Pemprov Riau
Lepas 450 Jemaah Haji, Asisten I Setdaprov Riau Minta Jaga Kesehatan
Ini yang Dilakukan Pemprov Riau untuk Stabilkan Harga Kebutuhan Pokok
Forum Pembauran Kebangsaan Riau Audiensi dengan Pj Gubri, Apa yang Dibahas?
Video Seekor Harimau Mati Tertabrak di Tol Permai Dipastikan Hoax