Kanal

Merasa Diteror, Ayah 3 Anak Ini Laporkan Oknum Mengaku Polisi ke Bid Propam Polda Riau

RIAUIN.COM - Seorang warga Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru melaporkan sejumlah yang diduga oknum aparat ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Riau.

Tindakan itu diambil karena Pelapor sekaligus pemilik rumah atas nama Raja Agung Dermawan Ketaren merasa terganggu, terancam dan diteror yang dilakukan oleh oknum yang mengaku anggota polisi itu.

Penasehat Hukum yang mewakili Pelapor, Gusri Putra Dodi, SH MH dan Hafrian Zulda, SH dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (19/9/2022) mengatakan, pihaknya sudah membuat aduan kepada Bid Propam Polda Riau dengan Nomor SPSP2/51/IX/2022 /PROPAM yang diterima langsung oleh Bamin Subbag Yanduan Bid Propam Polda Riau, Aipda Restu Inanda SH terkait perbuatan tidak menyenangkan itu.

"Kita sudah membuat aduan secara resmi terhadap dugaan oknum yang mengaku aparat kepolisian bahwa tindakan yang dilakukan yang bersangkutan selain menyalahi prosedur hukum, juga mendatangkan ketidaknyamanan kepada klien kami," kata Gusri, Senin (19/9/2022).

Terhadap laporan ini Gusri berharap hal seperti ini jangan sampai terjadi, karena tujuan kita bukan untuk memperburuk citra institusi tersebut. Tapi bagaimana kedepannya menjadi lebih baik.

"Tujuan diciptakan polisi ini adalah untuk menciptakan ketentraman dalam masyarakat," ucapnya.

"Untuk itu, kepolisian harus dibebaskan oknum-oknum yang seperti ini. Maka dari itu kita laporkan secara resmi malalui Bid Propam," sambungnya.

Pada kesempatan itu, Pelapor Raja Agung Dermawan Ketaren, mengungkapkan awal mulanya peristiwa diduga peneroran itu terjadi.

Kata dia, ada hari Kamis, (15/9) hampir tengah malam kemarin, rumahnya didatangi oleh sekelompok orang yang menggunakan mobil kijang Innova warna hitam plat BH dan satu unit minibus kecil warna silver plat BM.

"Mereka mendatangi petugas sekuriti Perumahan Taman Citra Residence di Jalan Labersa dan menanyakan nama saya. Mereka ingin memaksa masuk, tetapi karena jam bertamu sudah lewat, mereka tidak diizinkan masuk oleh sekuriti perumahan," ujar Raja.

Karena tidak bisa masuk, dua orang perwakilan dari rombongan itu meninggalkan nomor handphone untuk dihubungi.

Kemudian, usai salat Jum'at (16/9), rombongan itu kembali datang ke Perumahan Taman Citra Residence dan berhenti di depan rumahnya. 

"Ketika itu yang ada di rumah cuma istri saya dan 3 orang anak, salah satunya masih bayi 6 bulan. Pada saat itu mereka mengetuk-ngetuk pintu keras. Lalu mereka mendatangi kantor pemasaran dekat rumah. Saya merasa terganggu dan keluarga saya terintimidasi," terangnya.

Lalu dimalam harinya sekira pukul 01.30 dinihari mereka kembali datang dan ingin memaksa masuk namun ditahan oleh sekuriti.

"Jadi mereka itu datang yang kedua kalinya, sama-sama juga tidak ada menunjukkan surat tugas apapun, termasuk ke rumah saya setelah salat Jum'at. Tapi karena SOPnya tidak bisa mereka tidak jadi, " ucapnya.

Selanjutnya, pada Sabtu (17/9), rombongan tersebut kembali datang sekira pukul 15.00 WIB. 

"Itulah yang saya rasa sangat keterlaluan, pertama menggedor-gedor pintu, mengintip dari celah jendela, apalagi istri saya hanya bersama anak-anak di rumah. Itu membuat anak-anak saya menjadi trauma. Itu dia masuk bukan dari pos depan, melalui gerbang belakang yang tidak melalui sekuritinya. Makanya dia lebih leluasa mendatangi rumah saya," sebutnya.

Dari keseluruhan rentetan peristiwa itu kata Raja, keluarganya mengalami trauma dan ketakutan yang luar biasa. Selain itu, nama baiknya juga tercoreng di masyarakat sekitar karena kedatangan sekelompok orang yang mengaku dari kepolisian itu.

Untuk itulah dia dan Penasehat Hukumnya mengambil tindakan untuk melaporkan oknum yang mengaku dari kepolisian itu ke Bid Propam Polda Riau.-dnr

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler