Air Sungai Meluap, Polisi Tidak Temukan Rakit Peti di Pulau Pramuka
RIAUIN.COM- Jajaran Polsek Singingi Hilir hari ini langsung turun ke lokasi Peti di Pulau Pramuka, Desa Tanjung Pauh.
Saat polisi turun, kondisi alam tidak bersahabat. Air meluap sehingga wilayah tersebut banjir.
"Semua personil saya turunkan 18 orang," kata Kapolsek Singingi Hilir AKP Agus Susanto SH MH saat menjawab riauin.com, Minggu (9/7/2023).
Kata Kapolsek Agus, tim tidak menemukan rakit Peti di Pulau Pramuka. "Iya tadi kita ke Pulau Pramuka dan tidak di temukan Peti, air sungai meluap/ banjir," kata Agus lagi.
Apakah rencana razia tersebut bocor, AKP Agus tidak bisa memastikan. Namun saat personil turun ke lokasi, tim tidak menemukan rakit Peti yang beroperasi.
"Saya tidak tahu kalau bocor karena saya perintahkan anggota kumpul pagi ini jam 10 malam tadi, kalau bocor pasti ada yang tersisa. Rakitnya nihil," ucap Agus.
Sementara itu, menurut informasi warga beberapa waktu lalu, di Pulau Pramuka rakit Peti semakin menjamur. Jumlahnya bahkan mencapai 30-an rakit.
Pulau Pramuka, merupakan satu satunya areal hamparan pasir yang masih "perawan" dari kebringasan pelaku tambang emas ilegal yang ada di Desa Tanjung Pauh Kecamatan Singingi Hilir.
Pulau ini memiliki sejarah bagi masyarakat sekitar. Dulunya masyarakat bersusah payah menyelamatkan pulau ini agar tidak dijamah oleh pelaku peti. Masyarakat dulunya bersepakat, agar lokasi ini jangan sesekali dijadikan areal pertambangan.
"Kalau Bupati Kuansing datang ke Tanjung Pauh, Pulau Pramuka adalah tempat lokasi rombongan Bupati kemping. Rombongan kerap bermalam di pulau itu," kata salah seorang warga setempat kepadaa riauin.com.
Dulunya pulau tersebut dinamakan pulau Padang. Namun, karena lokasi itu kerap dijadikan kegiatan kegiatan ke pramukaan, jadi lama kelamaan berubah nama menjadi Pulau Pramuka.
"Kami sangat sedih kalau melihat kondisi pulau itu sekarang. Sejak puluhan rakit peti beroperasi disitu. Tak ada lagi lokasi yang dapat kami banggakan untuk kegiatan kemping atau pun kegiatan ke pramukaan," cerita warga dengan mimik sedih, Sabtu (8/7/2023).
Warga lainya menceritakan, sebenarnya tidak semua warga Tanjung Pauh yang setuju pulau itu ditambang. Tapi, warga yang tidak setuju pun tidak bisa berkutik. Karena banyak pihak yang berpengaruh di desa ikut terlibat mengelolah Pulau Pramuka tersebut.
Padahal, kata warga, di desa itu juga punya Ninik mamak samahalnya dengan desa desa lainya yang ada di Kuansing. Namun ketika menghadapi prilaku peti ini, pihak yang didahulukan selangkah di desa itu seakan tak berdaya menghentikannya.
"Jangankan ninik mamak, polisi dan wartawan saja mereka berani intimidasi jika mengusik kegiatan mereka," sambung warga.
Kini warga setempat merasa pesimis pulau itu akan selamat seperti sediakala. Karena saban hari pelaku peti yang beroperasi diwilayah itu semakin bertambah.
Rakit rakit baru pun bermunculan. Dulunya hanya berkisar 24 rakit, kini jumlahnya telah menjamur. "Musnahkan sepuluh, nanti datang lagi 15. Jadi persoalan Peti di Tanjung Pauh ini tak akan pernah berkesudahan," kesal warga yang minta namanya tidak dipublikasikan.-hen
Berita Lainnya
Pemkab Kuansing MoU dengan UNPAS Hidupkan Kembali Universitas Islam Kuantan Singingi
Gibran Raka Buming Bakal Buka Pacu Jalur 2024
Dapat Laporan Warga, PUPR Kuansing Tinjau Jalan Rusak
Diskominfoss Survey Percepatan Penimbangan Balita Di Singingi Hilir
Disdikcapil Kuantan Singingi Terima Hibah Alat Perekaman KTP-el Mobile dari Pemprov Riau
Bupati Kuansing Intruksikan Stunting Ditangani Komprehensif
Pemkab Kuansing MoU dengan UNPAS Hidupkan Kembali Universitas Islam Kuantan Singingi
Gibran Raka Buming Bakal Buka Pacu Jalur 2024
Dapat Laporan Warga, PUPR Kuansing Tinjau Jalan Rusak
Diskominfoss Survey Percepatan Penimbangan Balita Di Singingi Hilir
Disdikcapil Kuantan Singingi Terima Hibah Alat Perekaman KTP-el Mobile dari Pemprov Riau
Bupati Kuansing Intruksikan Stunting Ditangani Komprehensif