Roni Rakhmat Sampaikan Paradigma Baru Pariwisata Riau
RIAUIN.COM - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat menyampaikan beberapa paradigma baru terkait pariwisata pada masa saat sekarang ini. Hal itu sampaikan dalam acara Seminar Nasional Peningkatan Ekonomi Kreatif dan Wisata Halal Masa Pandemi Covid-19 secara virtual, Rabu (4/8/2021).
Adapun paradigma pariwisata saat ini yang pertama adalah berbasis lingkungan. Yaitu menjaga keseimbangan ekosistem, pelestarian sumber daya alam, mempertahankan sistem air dan kesuburan tanah.
Menurutnya, sistem ini sudah diterapkan sejak dulu, namun belum seoptimal yang terjadi sekarang. Dimana semua masyarakat di dunia saat ini berfokus kepada paradigma lingkungan.
"Seluruh masyarakat berfokus wisata alam, sekarang ini sangat berpotensi kita terapkan di Riau," jelasnya.
Paradigma berikutnya adalah bagaimana adanya sinergitas antara komunitas, dengan cara meningkatkan partisipasi publik dalam pengelolaan destinasi dan memperkuat kearifan lokal.
"Bagaimana berkolaborasi antar komunitas yang ingin mengeksplor kawasan baru wisata dan bagaimana mempromosikan wisata tersebut melalui media sosial," tuturnya.
Ia menambahkan, poin selanjutnya adalah paradigma berbasis ekonomi melalui pengembangan usaha mikro, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah.
Menurut Roni, paradigma ini sangat penting karena akan berfokus mengembangkan usaha mikro, khususnya di lokasi destinasi wisata. Tidak lagi hanya fokus mendapatkan keuntungan dari parkir atau tiket masuk, namun bagaimana ekonomi masyarakat bisa terbantu.
"Ekonomi kreatif menjadi andalan, bagaimana suatu wisata menghasilkan ekonomi dan wisatanya tetap berjalan. Contohnya di Koto Masjid Kabupaten Kampar. Masyarakat mengelola potensi lokal ada ikan salai patin, kerupuk patin dan lainnya. Semua masyarakat juga mendapatkan dampak perekonomian dari potensi tersebut," ungkapnya.
Lebih lanjut Roni mengungkapkan, paradigma baru yang terakhir adalah tata kelola yang melibatkan inovasi, kolaborasi stakeholder, teknologi dan memberdayakan birokrasi.
Hal ini dilakukan bagaimana mengelola destinasi tidak berfokus ke yang pariwisata buatan tapi ke alam. membuat bagaimana destinasi pariwisata betul-betul asri sehat dan aman, sehingga orang merasa yakin dan sehat pulang dari wisata tersebut.
"Ini bagaimana kita meyakinkan masyarakat kalau wisata tersebut aman dan sehat," tutupnya.--mcr/nal.
Berita Lainnya
Jelang Keberangkatan, Puluhan Calon Jemaah Haji Riau Mengundurkan Diri
BBKSDA Riau Mitigasi Tewasnya Pekerja PT SPA Akibat Diterkam Harimau Sumatera
Debit Air Naik Signifikan, Tiga Pintu Waduk PLTA Koto Panjang Dibuka
Seorang Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera di Hutan Tanaman Industri Inhil
Hujan Masih Berpotensi Guyur Sebagian Wilayah Riau Hari Ini
Diperkirakan Telan Anggaran Rp1,6 Triliun, Riau Mulai Bangun RS Otak dan Jantung Tahun Ini
Jelang Keberangkatan, Puluhan Calon Jemaah Haji Riau Mengundurkan Diri
BBKSDA Riau Mitigasi Tewasnya Pekerja PT SPA Akibat Diterkam Harimau Sumatera
Debit Air Naik Signifikan, Tiga Pintu Waduk PLTA Koto Panjang Dibuka
Seorang Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera di Hutan Tanaman Industri Inhil
Hujan Masih Berpotensi Guyur Sebagian Wilayah Riau Hari Ini
Diperkirakan Telan Anggaran Rp1,6 Triliun, Riau Mulai Bangun RS Otak dan Jantung Tahun Ini