PILIHAN
Pulau Jemur jadi Kawasan Pengembangan Budidaya Ikan Kerjasama dengan Norwegia
KOMISI B DPRD Provinsi Riau bersama Dinas Perikananan dan Kelautan daerah setempat akan menjadikan Pulau Jemur pada tahun 2017 nanti sebagai tempat pertama pengembangan kawasan budidaya ikan.
"Kita tidak mematoknya pada satu tempat, bukan berarti budi daya tersebut nantinya akan dilakukan pada Pulau Jemur saja," ujar Ketua Komisi B DPRD Provinsi Riau, Marwan Yohanes di Pekanbaru, Jumat.
Lebih lanjut dikatakannya, itu karena pihak dewan dan pemerintahan provinsi sudah melakukan penjajakan kerja sama dengan Norwegia untuk pengembangan budi daya ikan. Daerah pesisir yang lainnya juga memiliki potensi seperti Pulau Rupat yang bisa dijadikan sebagai lokasi berpotensial dan pulau lainnya yang sangat mendukung.
"Kita akan melakukannya secara bertahap, dan kami sudah mensurvei lokasi daerah pesisir. Kalau bisa semua daerah seperti Pulau Jemur, Rupat, Kepulauan Meranti, Bengkalis dan yang lainnya akan di jadikan lokasi budi daya ikan laut," ungkapnya.
Kemudian disampaikannya, alasannya memilih Norwegia untuk pengembangan budi daya ikan, karena negara tersebut sudah memakai tekhnologi tinggi keramba. Selain itu sebelumnya kerja sama pengembangan budi daya ikan perairan sudah berjalan di Kabupaten Yapen, Papua. Kerja sama tersebut sekaligus sebagai proyek percontohan di Indonesia.
"Di Indonesia sendiri Yapen sudah terlebih dahulu memulai kerja sama dengan Norwegia. Kita di Riau juga memiliki perairan yang cukup berpotensi untuk melakukan budi daya ikan laut," tambahnya seperti dilansir dari Antara.
Tidak hanya itu, Norwegia menawarkan teknologi akuakultur yang diklaim ramah lingkungan untuk budi daya perairan di Riau. Teknisnya menggunakan teknologi tinggi keramba di perairan.
Dikatakannya, untuk itu pihaknya dari Komisi B terus mendorong pemerintah provinsi Riau agar serius mengerjakan kebijakan budi daya ikan laut. Menurutnya, kita sebagian besar hidup di daerah perairan, jadi kawasan tersebut juga perlu diperhatikan.
Disampaiakannya, pihaknya sudah beberapa kali berdiskusi dengan Duta Besar (Dubes) Norwegia di Jakarta untuk menindak lanjuti penjajakan kerjasama.
"Terakhir kami juga di undang oleh Dubes Norwegia bertemu dengan Menteri Perikanan dan Kelautannya untuk melihat langsung cara pengerjaan tekhnologi kerambanya," tutup Marwan.(riA)
"Kita tidak mematoknya pada satu tempat, bukan berarti budi daya tersebut nantinya akan dilakukan pada Pulau Jemur saja," ujar Ketua Komisi B DPRD Provinsi Riau, Marwan Yohanes di Pekanbaru, Jumat.
Lebih lanjut dikatakannya, itu karena pihak dewan dan pemerintahan provinsi sudah melakukan penjajakan kerja sama dengan Norwegia untuk pengembangan budi daya ikan. Daerah pesisir yang lainnya juga memiliki potensi seperti Pulau Rupat yang bisa dijadikan sebagai lokasi berpotensial dan pulau lainnya yang sangat mendukung.
"Kita akan melakukannya secara bertahap, dan kami sudah mensurvei lokasi daerah pesisir. Kalau bisa semua daerah seperti Pulau Jemur, Rupat, Kepulauan Meranti, Bengkalis dan yang lainnya akan di jadikan lokasi budi daya ikan laut," ungkapnya.
Kemudian disampaikannya, alasannya memilih Norwegia untuk pengembangan budi daya ikan, karena negara tersebut sudah memakai tekhnologi tinggi keramba. Selain itu sebelumnya kerja sama pengembangan budi daya ikan perairan sudah berjalan di Kabupaten Yapen, Papua. Kerja sama tersebut sekaligus sebagai proyek percontohan di Indonesia.
"Di Indonesia sendiri Yapen sudah terlebih dahulu memulai kerja sama dengan Norwegia. Kita di Riau juga memiliki perairan yang cukup berpotensi untuk melakukan budi daya ikan laut," tambahnya seperti dilansir dari Antara.
Tidak hanya itu, Norwegia menawarkan teknologi akuakultur yang diklaim ramah lingkungan untuk budi daya perairan di Riau. Teknisnya menggunakan teknologi tinggi keramba di perairan.
Dikatakannya, untuk itu pihaknya dari Komisi B terus mendorong pemerintah provinsi Riau agar serius mengerjakan kebijakan budi daya ikan laut. Menurutnya, kita sebagian besar hidup di daerah perairan, jadi kawasan tersebut juga perlu diperhatikan.
Disampaiakannya, pihaknya sudah beberapa kali berdiskusi dengan Duta Besar (Dubes) Norwegia di Jakarta untuk menindak lanjuti penjajakan kerjasama.
"Terakhir kami juga di undang oleh Dubes Norwegia bertemu dengan Menteri Perikanan dan Kelautannya untuk melihat langsung cara pengerjaan tekhnologi kerambanya," tutup Marwan.(riA)
Berita Lainnya
JMSI Tolak RUU Penyiaran yang Bertentangan dengan UUD 1945 dan UU Pers
Chicco Jericho Desak Polda Riau Usut Tuntas Kematian Gajah di TNTN Tesso Nilo
Total 19 Tungku Penyulingan Minyak Illegal di Musi Banyuasin Dibongkar Mandiri
Komisi III DPR Pertanyakan Polda Riau Pasang Plang Bicara di Lahan PT TBS
Rancangan Peraturan Kode Etik dan Profesi Jaksa, Dirjen PP Beri Masukan
Tarif Baru Tol Pekanbaru-Dumai Belum Diberlakukan, Ini Sebabnya
JMSI Tolak RUU Penyiaran yang Bertentangan dengan UUD 1945 dan UU Pers
Chicco Jericho Desak Polda Riau Usut Tuntas Kematian Gajah di TNTN Tesso Nilo
Total 19 Tungku Penyulingan Minyak Illegal di Musi Banyuasin Dibongkar Mandiri
Komisi III DPR Pertanyakan Polda Riau Pasang Plang Bicara di Lahan PT TBS
Rancangan Peraturan Kode Etik dan Profesi Jaksa, Dirjen PP Beri Masukan
Tarif Baru Tol Pekanbaru-Dumai Belum Diberlakukan, Ini Sebabnya