PILIHAN
318 Hektar Lahan Gambut di Meranti Rawan Terbakar dan Abrasi
PEMERINTAH Kabupaten Kepulauan Meranti mencatat sekitar 318 hektar lahan gambut di daerah ini rawan terbakar dan hilang karena abrasi. Kondisi itu perlu perhatian serius yang didukung oleh Pemerintah Provinsi dan Pusat.
Hal itu diungkapkan Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, dalam sambutannya saat acara kenduri aksi Restorasi Gambut Nasional
yang dipusatkan di Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Selasa kemarin.
Dijelaskan Bupati, Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki Luas wilayah 3707,84 kilometer persegi, dimana sebagian besar adalah lahan gambut tempat masyarakat menggantungkan ekonominya disektor pertanian dan perkebunan, seperti Karet, Sagu, Kelapa, Kopi serta Perikanan Tradisional.
"Dari total luas wilayah tersebut sebanyak 318 ribu hektar merupakan lahan gambut yang rawan terhadap kebakaran dan abrasi dengan kedalaman gambut berfariasi mulai 4 sampai 12 meter," ungkapnya.
Hingga saat ini, kata Bupati, tercatat total abrasi akibat air pasang dibibir pantai mencapai sepanjang 86 kilometer, abrasi menjadi ancaman serius yang merusak berbagai infrastruktur publik seperti pelabuhan, jalan, serta rumah penduduk.
"Selain itu lahan gambut yang mudah kering sangat mudah terbakar dan jika terbakar sangat sulit dipadamkan. Di tahun 2016 saja jumlah kebun karet dan sagu masyarakat yang sudah terbakar mencapai 82 hektar," ujarnya.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi kebakaran dilahan gambut, terangnya, seperti yang dibuat di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur dengan cara membangun sekat kanal.
"Jumlah sekat kanal yang telah dibangun sebanyak 23 kanal yang siap ditutup saat terjadi musim kemarau, sehingga tanah gambut tetap lembab dan jika terjadi kebakaran sumber air tersedia," kata Bupati Irwan.(ria/mcr)
Hal itu diungkapkan Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, dalam sambutannya saat acara kenduri aksi Restorasi Gambut Nasional
yang dipusatkan di Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Selasa kemarin.
Dijelaskan Bupati, Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki Luas wilayah 3707,84 kilometer persegi, dimana sebagian besar adalah lahan gambut tempat masyarakat menggantungkan ekonominya disektor pertanian dan perkebunan, seperti Karet, Sagu, Kelapa, Kopi serta Perikanan Tradisional.
"Dari total luas wilayah tersebut sebanyak 318 ribu hektar merupakan lahan gambut yang rawan terhadap kebakaran dan abrasi dengan kedalaman gambut berfariasi mulai 4 sampai 12 meter," ungkapnya.
Hingga saat ini, kata Bupati, tercatat total abrasi akibat air pasang dibibir pantai mencapai sepanjang 86 kilometer, abrasi menjadi ancaman serius yang merusak berbagai infrastruktur publik seperti pelabuhan, jalan, serta rumah penduduk.
"Selain itu lahan gambut yang mudah kering sangat mudah terbakar dan jika terbakar sangat sulit dipadamkan. Di tahun 2016 saja jumlah kebun karet dan sagu masyarakat yang sudah terbakar mencapai 82 hektar," ujarnya.
Salah satu upaya untuk mengantisipasi kebakaran dilahan gambut, terangnya, seperti yang dibuat di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur dengan cara membangun sekat kanal.
"Jumlah sekat kanal yang telah dibangun sebanyak 23 kanal yang siap ditutup saat terjadi musim kemarau, sehingga tanah gambut tetap lembab dan jika terjadi kebakaran sumber air tersedia," kata Bupati Irwan.(ria/mcr)
Berita Lainnya
Kendalikan Inflasi Jelang Ramadan, Ini Langkah Pemkab Meranti
Pemprov Riau Diharapkan Hibahkan Salah Satu Stadion di Pekanbaru Dikelola Pemko
Satpol PP Pekanbaru Tutup Paksa Tempat Hiburan Malam Akibat Langgar Jam Operasional
Soal Kantor Bupati Meranti Digadai Rp100 M, Ini Penjelasan BRK Syariah
Bakso, Nugget dan Daging Beku dari Malaysia Disegel Balai Karantina Meranti
Ini Alasan Bupati Meranti Ngotot Minta 'Porsi' Lebih ke Pusat
Kendalikan Inflasi Jelang Ramadan, Ini Langkah Pemkab Meranti
Pemprov Riau Diharapkan Hibahkan Salah Satu Stadion di Pekanbaru Dikelola Pemko
Satpol PP Pekanbaru Tutup Paksa Tempat Hiburan Malam Akibat Langgar Jam Operasional
Soal Kantor Bupati Meranti Digadai Rp100 M, Ini Penjelasan BRK Syariah
Bakso, Nugget dan Daging Beku dari Malaysia Disegel Balai Karantina Meranti
Ini Alasan Bupati Meranti Ngotot Minta 'Porsi' Lebih ke Pusat