Terpantau 1.267 Hotspot Karhutla di 8 Provinsi Sumatera, Sumsel Tertinggi
RIAUIN.COM - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 1.267 titik panas (hotspot) di 9 provinsi di Sumatera. Hotspot terbanyak berada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang berjumlah 833 titik.
"Di Provinsi Bengkulu 4, Jambi 116 titik, Lampung 120, Sumatera Barat 7, Kepulauan Riau 1, Bangka Belitung 107 titik, dan Riau 80 titik," kata Forecaster on Duty BMKG SSK II Pekanbaru, Mia V, Minggu (15/10/2023).
Khusus di Riau, 27 titik hotspot itu berada di Kabupaten Kabupaten Pelalawan 1 titik, Indragiri Hilir 26 dan Inhu 53 titik.
Sementara, suhu udara dari pagi hingga malam hari di Kota Pekanbaru dan sekitarnya cerah berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Bengkalis, Rokan Hilir, Siak, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru.
Jarak pandang pada berkisar antara 8 sampai 9 kilometer di Kota Pekanbaru dan sekitar dengan status udara kabur dan berkabut.
Sesuai data ter-update BMKG Minggu (15/10/2023) pagi, kualitas udara di Kota Pekanbaru tergolong sedang. Hal ini tertera pada grafik yang menyentuh garis biru dengan angka 36,80 µgram/m3.
Soal kondisi kualitas udara, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Ramlan menjelaskan, bahwa hal ini masih dibawah ambang batas.
"Kualitas udara sudah cenderung turun sering turun hujan di Kota Pekanbaru dan beberapa wilayah lainnya. Kualitas udara yang tidak sehat ini masih dibawah ambang batas atau kecil dari 150 mikrogram/m3," jelas Ramlan.
Namun demi menjaga kesehatan, dia menyarankan agar warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah agar terhindar dari segala efek yang diakibatkan oleh polutan.
Cuaca yang berkabut di pagi hari, kata Ramlan, hal itu disebabkan fog/mist karena kelembaban udara yang masih tinggi. Namun hal itu akan hilang seiring dengan menguatnya sinar matahari.
"Memang biasanya agak sedikit berkabut, hal ini disebabkan kelembaban yang masih tinggi karena cahaya matahari belum maksimal menyinari permukaan. Seiiring menjelang siang, sinar matahari maksimal menyinari permukaan sehingga cuaca kabur/kabut akan terangkat ke udara sehingga jarang pandang mulai clear," kata Ramlan.-dnr
Berita Lainnya
Ketum PWI Pusat Hendry CH Bangun Pimpin Rapat Pengurus Harian, Lanjutkan Program UKW!
PWI Riau Terima Anggota Baru, Dheni Kurnia: Insya Allah Digelar 20 Oktober 2024
Ketum PWI Hendry Ch Bangun Buka Pelatihan Pers Kampus Se-Jabotabek Kerja Sama PSPR Institute
Juri Lomba Menulis HUT ke-78 Bea Cukai, Hendri Bangun Dorong Pemahaman Publik
Ketua HMI Gorontalo Ajak Masyarakat Dukung Transisi Pemerintahan ke Prabowo Subianto
PWI Pusat-LSPR Institute Gelar Pelatihan Pers Kampus, Mahasiswa Antusias
Ketum PWI Pusat Hendry CH Bangun Pimpin Rapat Pengurus Harian, Lanjutkan Program UKW!
PWI Riau Terima Anggota Baru, Dheni Kurnia: Insya Allah Digelar 20 Oktober 2024
Ketum PWI Hendry Ch Bangun Buka Pelatihan Pers Kampus Se-Jabotabek Kerja Sama PSPR Institute
Juri Lomba Menulis HUT ke-78 Bea Cukai, Hendri Bangun Dorong Pemahaman Publik
Ketua HMI Gorontalo Ajak Masyarakat Dukung Transisi Pemerintahan ke Prabowo Subianto
PWI Pusat-LSPR Institute Gelar Pelatihan Pers Kampus, Mahasiswa Antusias