PILIHAN
Sudah Sepekan, Rumah 220 Keluarga di Rumbai Pekanbaru Terendam Banjir
PEKANBARU, Riauin.com - Hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah kota Pekanbaru - Riau, sejak sepekan lalu. Tingginya curah hujan menyebabkan sebagian rumah warga di Perumahan Witayu Kecamatan Rumbai, Pekanbaru terendam banjir.
Kondisi genangan air mencapai ukuran pinggang orang dewasa, bahkan dampak dari banjir ini warga yang bermukim di sana lebih memilih menetap di rumah sanak saudara ketimbang tinggal di tenda-tenda darurat yang disediakan pemerintah setempat.
Warga mengaku terdapat 220 keluarga yang terendam. Diduga banjir akibat luapan Sungai Siak dan wilayah perumahan itu dikelilingi aliran sungai ditambah kurang memadainya pintu air yang berfungsi.
Camat Rumbai Vemi Herliza saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (22/11/2018) siang mengatakan telah melakukan kordinasi dengan pihak terkait.
"Kita sudah turun ke lokasi banjir, memberikan sosialisasi dan memberikan tenda-tenda darurat buat warga yang rumahnya terendam sebanyak kurang lebih 220 kartu keluarga," ujar Vemi.
Meski upaya sementara, tenda darurat dipasang dekat permukiman rumah penduduk. Warga lebih memilih untuk tinggal di rumah sanak saudara terdekat, ketimbang di dalam tenda yang disediakan.
"Warga menolak tinggal di tenda yang kita sediakan. Dengan alasan warga lebih memilih tinggal di rumah saudaranya yang dekat saja untuk menjaga harta benda mereka yang tertinggal. Sebelumnya pernah juga banjir, kita dirikan tenda, tapi tetap saja sama. Kalau dibutuhkan tenda kami siap mendirikannya kembali," sambung Vemi.
Selain itu, kata Vemi juga telah mendirikan dapur umum buat warga yang ingin memasak kebutuhan sehari-hari dilokasi banjir. Sementara obat-obatan juga diperbantukan pihak puskesmas Rumbai sembako juga masih menunggu.
"Dapur umum tadi malam ditegakkan serta obat-obatan juga telah kita sediakan dilokasi banjir yang diperbantukan oleh pihak-pihak terkait. Kemudian sembako kita masih mengusulkan ke Dinas Sosial Kota, secara lisan akan menurunkan. Tapi masih menunggu," terang Vemi.
Terhadap pembuatan pintu air yang dapat meminimalisir terjadinya banjir ke depannya, Vemi menyebutkan akan diajukan. Saat ini warga berharap banjir ini secepat mungkin surut dan warga dengan senantiasa dapat tinggal kembali dirumahnya kembali.
"Kalau saat ini, warga berharap air dapat surut dan cepat tinggal dirumahnya. Untuk pintu air di sana belum ada, kedepannya kami ajukan ke pihak terkait. Sebenarnya permintaan warga ada juga minta dibuatkan turap tapi belum terealisasikan," pungkas Vemi.
Terpisah, Ketua RW 11 Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai Pesisir Junaidi saat ditemui mengatakan, genangan air di Perumahan Witayu telah berjalan sepekan.
"Hampir kurang lebih seminggu kejadian banjir ini. Ada 4 RT yang terendam, warga tidak mau didirikan tenda, lebih memilih mengungsi di rumah saudara atau menyewa kembali," sebut Junaidi.
Genangan air yang diakibatkan curah hujan yang terus menerus menyebabkan tingginya debit air yang menggenangi rumah warga, hingga mencapai kurang lebih 1 meter dalamnya. Diduga air berasal dari kiriman luapan sungai.
"Kejadian ini bukan peristiwa tahunan. Tapi dari Sungai Umban, bukan dari Sungai Siak," tegas Junaidi.
Junaidi menjelaskan, air yang datangnya dari Sungai Siak dapat diantisipasi dengan adanya pembuatan pintu air. Namun permintaan warga yang mengajukan pintu air belum terealisasikan.
"Sampai saat ini belum terealisasikan pintu air. Tapi beberapa anggota dewan yang ikut mencalonkan 2019 akan menyanggupi permintaan warga kita. Kami juga tidak ingin janji-janji, intinya bukti di mata warga," pungkas Junaidi. (int/nol)
Kondisi genangan air mencapai ukuran pinggang orang dewasa, bahkan dampak dari banjir ini warga yang bermukim di sana lebih memilih menetap di rumah sanak saudara ketimbang tinggal di tenda-tenda darurat yang disediakan pemerintah setempat.
Warga mengaku terdapat 220 keluarga yang terendam. Diduga banjir akibat luapan Sungai Siak dan wilayah perumahan itu dikelilingi aliran sungai ditambah kurang memadainya pintu air yang berfungsi.
Camat Rumbai Vemi Herliza saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (22/11/2018) siang mengatakan telah melakukan kordinasi dengan pihak terkait.
"Kita sudah turun ke lokasi banjir, memberikan sosialisasi dan memberikan tenda-tenda darurat buat warga yang rumahnya terendam sebanyak kurang lebih 220 kartu keluarga," ujar Vemi.
Meski upaya sementara, tenda darurat dipasang dekat permukiman rumah penduduk. Warga lebih memilih untuk tinggal di rumah sanak saudara terdekat, ketimbang di dalam tenda yang disediakan.
"Warga menolak tinggal di tenda yang kita sediakan. Dengan alasan warga lebih memilih tinggal di rumah saudaranya yang dekat saja untuk menjaga harta benda mereka yang tertinggal. Sebelumnya pernah juga banjir, kita dirikan tenda, tapi tetap saja sama. Kalau dibutuhkan tenda kami siap mendirikannya kembali," sambung Vemi.
Selain itu, kata Vemi juga telah mendirikan dapur umum buat warga yang ingin memasak kebutuhan sehari-hari dilokasi banjir. Sementara obat-obatan juga diperbantukan pihak puskesmas Rumbai sembako juga masih menunggu.
"Dapur umum tadi malam ditegakkan serta obat-obatan juga telah kita sediakan dilokasi banjir yang diperbantukan oleh pihak-pihak terkait. Kemudian sembako kita masih mengusulkan ke Dinas Sosial Kota, secara lisan akan menurunkan. Tapi masih menunggu," terang Vemi.
Terhadap pembuatan pintu air yang dapat meminimalisir terjadinya banjir ke depannya, Vemi menyebutkan akan diajukan. Saat ini warga berharap banjir ini secepat mungkin surut dan warga dengan senantiasa dapat tinggal kembali dirumahnya kembali.
"Kalau saat ini, warga berharap air dapat surut dan cepat tinggal dirumahnya. Untuk pintu air di sana belum ada, kedepannya kami ajukan ke pihak terkait. Sebenarnya permintaan warga ada juga minta dibuatkan turap tapi belum terealisasikan," pungkas Vemi.
Terpisah, Ketua RW 11 Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai Pesisir Junaidi saat ditemui mengatakan, genangan air di Perumahan Witayu telah berjalan sepekan.
"Hampir kurang lebih seminggu kejadian banjir ini. Ada 4 RT yang terendam, warga tidak mau didirikan tenda, lebih memilih mengungsi di rumah saudara atau menyewa kembali," sebut Junaidi.
Genangan air yang diakibatkan curah hujan yang terus menerus menyebabkan tingginya debit air yang menggenangi rumah warga, hingga mencapai kurang lebih 1 meter dalamnya. Diduga air berasal dari kiriman luapan sungai.
"Kejadian ini bukan peristiwa tahunan. Tapi dari Sungai Umban, bukan dari Sungai Siak," tegas Junaidi.
Junaidi menjelaskan, air yang datangnya dari Sungai Siak dapat diantisipasi dengan adanya pembuatan pintu air. Namun permintaan warga yang mengajukan pintu air belum terealisasikan.
"Sampai saat ini belum terealisasikan pintu air. Tapi beberapa anggota dewan yang ikut mencalonkan 2019 akan menyanggupi permintaan warga kita. Kami juga tidak ingin janji-janji, intinya bukti di mata warga," pungkas Junaidi. (int/nol)
Berita Lainnya
Layanan Uji KIR di Pekanbaru Dipastikan Sesuai Standar
Taman Labuai City Walk dan Sentra UMKM Diresmikan Minggu Ini
Digelar di Pekanbaru, Ini Lokasi Gebyar UMKM dan Batik Nusantara
PUPR Pekanbaru akan Perbaiki Jalan Umban Sari yang Rusak Parah Pekan Ini
Polsek Tampan Resmi Ganti Nama Jadi Bina Widya
Triwulan I 2024, Realisasi Investasi di Pekanbaru Capai Rp1,6 Triliun
Layanan Uji KIR di Pekanbaru Dipastikan Sesuai Standar
Taman Labuai City Walk dan Sentra UMKM Diresmikan Minggu Ini
Digelar di Pekanbaru, Ini Lokasi Gebyar UMKM dan Batik Nusantara
PUPR Pekanbaru akan Perbaiki Jalan Umban Sari yang Rusak Parah Pekan Ini
Polsek Tampan Resmi Ganti Nama Jadi Bina Widya
Triwulan I 2024, Realisasi Investasi di Pekanbaru Capai Rp1,6 Triliun