Berkas Dugaan Korupsi SPPD Fiktif di Sekretariat DPRD Riau dengan Tersangka Tengku Fauzan Segera Dilimpahkan ke JPU
Tengku Fauzan Tambusai.
RIAUIN.COM - Penyidikan dugaan korupsi anggaran di Sekretariat DPRD Provinsi Riau dengan tersangka Tengku Fauzan Tambusai telah rampung dan segera dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam waktu dekat.
"Benar, perkara TFT (Tengku Fauzan Tambusai) sudah P-21 atau berkas dinyatakan lengkap. Kalau tidak salah pada 8 Agustus kemarin," ujar Kepala Seksi (Kasi) Penerangan Hukum (Penkum) dan Humas Kejati Riau Zikrullah saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2024).
Proses berikutnya, disebutkan Zikrullah, akan dilaksanakan tahap II, yakni pelimpahan tersangka dan barang bukti ke JPU.
Plt Sekretaris DPRD Riau Tengku Fauzan Tambusai ditetapkan sebagai tersangka oleh Tim Penyidik Bidang Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau pada 15 Mei 2024 dan langsung ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pekanbaru.
Sejak saat itu, penyidik berupaya melengkapi berkas perkara tersangka. Selanjutnya, berkas perkara dilimpahkan ke Jaksa Peneliti atau tahap I pada 22 Juli 2024 lalu. Hasilnya, berkas perkara dinyatakan lengkap baik syarat formal maupun materilnya.
Diketahui, modus yang dilakukan tersangka ketika menjabat sebagai Plt Sekretaris DPRD Riau, yang bersangkutan memerintahkan bawahannya untuk mempersiapkan dokumen pertanggungjawaban kegiatan perjalanan dinas periode September - Desember 2022 di Sekretariat DPRD Riau.
Dokumen tersebut di antaranya nota dinas, surat perintah tugas (SPT), surat perintah perjalanan dinas (SPPD), kwitansi, nota pencairan perjalanan dinas, surat perintah pemindahan buku dana overbook, tiket transportasi, boarding pass, dan bill hotel.
Setelah semua dokumen terkumpul, tersangka selaku Pengguna Anggaran (PA) menandatangani dokumen pertanggungjawaban tersebut dan memerintahkan K selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) dan MAS selaku bendahara pengeluaran untuk mengajukan pencairan anggaran ke Bank Riau tanpa melalui verifikasi EN selaku Kasubbag atau Koordinator Verifikasi.
Setelah uang kegiatan perjalanan dinas masuk ke rekening pegawai yang namanya dicatut atau dipakai dalam perjalanan dinas fiktif tersebut, setiap pencairan dilakukan pemotongan sebesar Rp1,5 juta dan diberikan kepada nama-nama pegawai yang dimaksud, sebagai upah tanda tangan.
Selebihnya uang pencairan perjalanan dinas fiktif Rp2,8 miliar lebih, setelah diberikan sebagian pencairan kepada nama-nama yang dicatut tersebut, menjadi Rp2,3 miliar lebih, diterima oleh tersangka yang digunakan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kepentingan perjalan dinas yang belum dibayarkan, namun anggarannya tidak ada.
Perbuatan tersangka ini bertentangan dengan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan daerah.
Dimana, tersangka diduga mengambil uang yang bersumber dari APBD Provinsi Riau kepada Sekretariat DPRD Riau dengan total Rp2,3 miliar lebih.(nal/antara).
Berita Lainnya
Masih Sedikit, Baru 37 Orang Kirim Lamaran PPPK Pemko Pekanbaru
Kemendagri Beri Penghargaan pada Dua Desa di Riau atas Prestasi yang Dicapai
Pers dan Mahkamah Konstitusi Saling Mendukung Demokrasi dan Supremasi Hukum
Pj Gubri Optimis PAD Riau Naik dengan Digarapnya 500 Sumur Minyak Baru di Blok Rokan
FJPI dan UMRI Gelar Diskusi Sinergi Jurnalis dan Mahkamah Konstitusi Bersama Dr Suhartoyo
Resmi Jabat Pj Sekdaprov Riau, Tugas Berat Menanti Taufiq OH
Masih Sedikit, Baru 37 Orang Kirim Lamaran PPPK Pemko Pekanbaru
Kemendagri Beri Penghargaan pada Dua Desa di Riau atas Prestasi yang Dicapai
Pers dan Mahkamah Konstitusi Saling Mendukung Demokrasi dan Supremasi Hukum
Pj Gubri Optimis PAD Riau Naik dengan Digarapnya 500 Sumur Minyak Baru di Blok Rokan
FJPI dan UMRI Gelar Diskusi Sinergi Jurnalis dan Mahkamah Konstitusi Bersama Dr Suhartoyo
Resmi Jabat Pj Sekdaprov Riau, Tugas Berat Menanti Taufiq OH