PILIHAN
Kapal Pukat Harimau Sumut Dibakar Nelayan Panipahan Rokan Hilir
Kapal pukat harimau asal Sumut yang dibakar nelayan Panipahan/f:ant.
ROKAN HILIR, RiauIN - Sebuah kapal nelayan yang menjaring ikan dengan menggunakan trawl atau pukat harimau asal Sumatera Utara (Sumut) dibakar nelayan Panipahan, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau.
"Benar. Ada satu kapal pukat harimau yang dibakar. Namun tidak ada korban jiwa dalam insiden itu," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Herman, Rabu (22/4), dilansir Antara.
Kapal nelayan yang dibakar itu berasal dari Sungai Berombang, Sumatera Utara. Kapal itu disebut menjaring ikan secara ilegal di wilayah perairan Panipahan, Rokan Hilir dengan menggunakan pukat harimau.
Nelayan setempat telah berulang kali mengusir dan memperingatkan nelayan asal Sumut yang kedapatan menjaring ikan di wilayah itu. Namun, hal tersebut diindahkan mereka sehingga nelayan setempat yang geram langsung membakar kapal pukat harimau di tengah laut.
Herman mengatakan, insiden pembakaran itu terjadi pada Jumat pekan lalu (17/4). Dia memastikan seluruh anak buah kapal (ABK) kapal yang dibakar dalam kondisi selamat dan telah dikirim pulang oleh sesama nelayan ke wilayah asal.
Selain itu, Herman juga mengakui jika konflik nelayan pukat harimau dengan nelayan Panipahan berulang kali terjadi. "Itu kejadiannya sudah berulang-ulang. Nelayan kita sangat mengecam penggunaan pukat harimau karena akan merusak ekosistem laut. Tidak hanya ikan besar, ikan-ikan kecil juga terjaring, terumbu karang rusak," ujarnya.
"Sebenarnya nelayan Panipahan itu welcome, terbuka dengan nelayan daerah lain yang menjaring ikan di sana. Tapi tidak untuk pukat harimau," jelasnya lagi.
Untuk itu, dia menuturkan telah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara untuk mendiskusikan hal tersebut agar tidak mengeluarkan izin.
Konflik nelayan pukat harimau dan nelayan lokal Panipahan berulang kali terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Nelayan pukat harimau kerap memasuki perairan Panipahan secara sembunyi pada malam hari dan mereka biasanya berkelompok untuk menjaring ikan menggunakan pukat harimau.
Sementara nelayan Panipahan sejak awal sudah bertekad menjaga ekosistem dengan tidak menggunakan trawl. Tak jarang nelayan turun ke jalan dan demonstrasi agar pihak terkait segera melakukan penertiban, namun usaha itu tidak berjalan dengan baik sehingga nelayan tak memiliki pilihan selain melakukan aksi bakar agar menimbulkan efek jera.(nal)
Berita Lainnya
Anggota Koramil 0321-05 / RM Dan MPA Kembali Patroli Karhutlah Di Pematang Sikek Rohil
Ratib Togak dan Kompang Silat Rohil Pukau Penonton di Pawai Taaruf MTQ Ke XLII Riau
Bersama MPA, Babinsa Koramil 0321-05/RM Kembali Patroli dan Sosialisasi Karhutla di Bangko Permata
Kafilah Rohil Ikuti MTQ Ke XLII Tingkat Provinsi Riau di Kota Dumai, Bupati Harap Bisa Juara
Pemkab Rohil Gelar Peringatan Malam Nuzul Quran 1445 Hijriyah
Danramil 05/RM Hadiri Safari Ramadan Bupati Rohil di Bangko Pusako
Anggota Koramil 0321-05 / RM Dan MPA Kembali Patroli Karhutlah Di Pematang Sikek Rohil
Ratib Togak dan Kompang Silat Rohil Pukau Penonton di Pawai Taaruf MTQ Ke XLII Riau
Bersama MPA, Babinsa Koramil 0321-05/RM Kembali Patroli dan Sosialisasi Karhutla di Bangko Permata
Kafilah Rohil Ikuti MTQ Ke XLII Tingkat Provinsi Riau di Kota Dumai, Bupati Harap Bisa Juara
Pemkab Rohil Gelar Peringatan Malam Nuzul Quran 1445 Hijriyah
Danramil 05/RM Hadiri Safari Ramadan Bupati Rohil di Bangko Pusako