Fakta Terungkap, 3 Pekerja PT PPLI Tewas Usai Hirup Gas Beracun dalam Kontainer Limbah
RIAUIN.COM - Kecelakaan kerja yang menewaskan tiga karyawan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) pada Jumat (24/2/2023) kemarin penyebabnya diduga karena menghirup gas beracun dari dalam kontainer limbah.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau, Imron Rosyadi mengungkapkan, peristiwa berawal ketika salah seorang pekerja turun memasuki kontainer limbah lalu tiba-tiba terjatuh.
"Ketika pekerja itu lemas karena ada gas beracun yang kemudian membuat mereka itu terjatuh. Sehingga ketika yang satu membantu ke dalam, ia juga terjatuh, kemudian lemas dan yang terakhir itu juga melakukan hal yang sama," ungkapnya kepada riauin, Sabtu (25/2/2023).
Dijelaskan Imron, pihaknya melakukan investigasi terkait kecelakaan kerja itu dan mencari tau siapa yang menyuruh pekerja tersebut masuk ke dalam kontainer limbah.
"Mereka melakukan pekerjaan itu jam 12.00 siang. Ini yang kami mau investigasi, siapa yang memerintahkan kerja di siang hari itu, yang satu orang itu masuk ke dalam (kontainer limbah, red) siapa yang memerintahkan," ungkapnya.
Informasi sementara, masih kata Imron, salah satu yang meninggal itu adalah supervisor dari PT PPLI.
"Dia yang memerintahkan anggotanya masuk untuk membantu (disuruh), lemas juga dan dia juga ikut masuk. Makanya tiga orang yang meninggal," ungkapnya.
Sesuai aturan, apabila terjadi hal yang membahayakan, maka akan ada SOP yang harus dijalankan.
"Yang menolongnya tidak boleh langsung. Ada namanya SOP evakuasi korban ketika dia masuk ke dalam limbah itu, nah hal itu tidak ada," tambahnya.
Dijelaskan Imron, cairan di dalam kontainer tersebut merupakan limbah beracun H2S. Ia sangat menyayangkan para pekerja itu masuk tanpa menggunakan APD yang lengkap dan sesuai standar.
"Masuk itu harus dengan standar APD yang tinggi. Tidak hanya sekedar menggunakan masker biasa, tetapi betul-betul menggunakan seperti masker oksigen, tidak mungkin sembarangan. Itu ada SOP nya, mereka harus pakai full body hearness safety belt (tali pengaman). Kalau dia lemas, dia tidak langsung terjatuh ke limbah itu, pekerja akan tersangkut sehingga bisa ditarik karena ada safetynya," kata dia.
Dia menduga ada unsur kelalaian dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) itu. Saat ini pihak Disnakertrans Riau telah berkoordinasi dengan Polda Riau untuk melakukan investigasi.
"Hari ini kita berkoordinasi dengan Polda Riau gerak cepat untuk mengungkap kasus kecelakaan kerja di PT PPLI, perintah dari Bapak Gubernur Riau juga," pungkasnya.
Public Relationship and Legal Manager PT PPLI, Arum Tri Pusposari ketika dikonfirmasi memilih bungkam. Pesan WhatsApp sudah terkirim dengan status centang dua biru.-dnr
Berita Lainnya
Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau Gelar Perlombaan Semarak Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
Pertamina Hulu Rokan Lamban Tangani Limbah, DLH Rohil Surati Ditjen GAKKUM-KLHK RI
Ketua Umum JMSI Berpartisipasi dalam BRJF 2024 di Chongqing
Ketum PWI Pusat Serahkan Kartu dan Piagam Anggota Kehormatan PWI kepada Pengacara Senior OC Kaligis
Pick Up Seruduk Tronton di Tol Pekanbaru-Dumai, Satu Tewas
Sedang Mandi di Sungai, Warga Desa Penjuru Inhil Nyaris Dimangsa Buaya
Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau Gelar Perlombaan Semarak Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
Pertamina Hulu Rokan Lamban Tangani Limbah, DLH Rohil Surati Ditjen GAKKUM-KLHK RI
Ketua Umum JMSI Berpartisipasi dalam BRJF 2024 di Chongqing
Ketum PWI Pusat Serahkan Kartu dan Piagam Anggota Kehormatan PWI kepada Pengacara Senior OC Kaligis
Pick Up Seruduk Tronton di Tol Pekanbaru-Dumai, Satu Tewas
Sedang Mandi di Sungai, Warga Desa Penjuru Inhil Nyaris Dimangsa Buaya