PILIHAN
Operasi Diperpanjang 3 Hari, Basarnas Fokus cari Korban Lion Air
Jakarta, Riauin.com - Badan SAR Nasional (Basarnas) memperpanjang waktu operasi gabungan terkait jatuhnya Lion Air PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat. Tim SAR akan fokus pada pencarian jasad korban dalam tiga hari perpanjangan operasi pencarian.
"Yang utama adalah korban kalau kemungkinan masih ada, bisa ditemukan, diperpanjang lagi. Jadi kalau korban besok tidak dapat kita tunggu sehari lagi, kalau tidak ada ya kita tutup. Jadi kalau sudah ada yang tidak dicari ya kita selesai di situ," ujar Kabasarnas Marsekal Madya M.Syaugi, di dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).
Syaugi mengatakan perpanjangan waktu tiga hari hanya dilakukan Basarnas. Sebab temuan body part korban semakin sedikit.
"Sekarang (korban) masih ada lagi di laut belum tahu jumlahnya berapa, mengingat tren penemuan korban ini semakin menurun. Saya ingatkan lagi operasi perpanjangan ini khusus untuk Basarnas," ucapnya.
Meski unsur operasi SAR berkurang, Syaugi memastikan pencarian tetap dilakukan optimal.
"Kalau operasi tetap sama karena kita lokasi areanya sudah tahu, di radius 250 meter. Jadi kita di situ hanya Basarnas, kita memiliki peralatan juga, memiliki tim penyelam juga, jadi tidak masalah karena kita sudah tahu lokasi, dan sudah semakin sedikit yang bisa kita temukan sehingga kita tidak ada kesulitan lagi," tuturnya.
Sedangkan pencarian cockpit voice recorder (CVR) black box, ditegaskan Syaugi menjadi ranah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Basarnas tetap membantu pencarian bila diminta.
"Jadi alat-alat itu adalah punyanya KNKT dan BPPT bukan di Basarnas. Kita dalam rangka pencarian CVR mendukung (dengan) penyelam-penyelam. Jadi bukan Tim Basarnas tugasnya mencari CVR itu, tidak," katanya.
"Jadi polanya seperti itu, utama kita mencari korban, kalau itu sudah tidak ada lagi ya kita tutup. Tapi untuk CVR itu kewenangan KNKT dan BPPT, mereka memang meminta bantuan tim penyelam, dan kami dukung," ujar Syaugi.(int/nol)
"Yang utama adalah korban kalau kemungkinan masih ada, bisa ditemukan, diperpanjang lagi. Jadi kalau korban besok tidak dapat kita tunggu sehari lagi, kalau tidak ada ya kita tutup. Jadi kalau sudah ada yang tidak dicari ya kita selesai di situ," ujar Kabasarnas Marsekal Madya M.Syaugi, di dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).
Syaugi mengatakan perpanjangan waktu tiga hari hanya dilakukan Basarnas. Sebab temuan body part korban semakin sedikit.
"Sekarang (korban) masih ada lagi di laut belum tahu jumlahnya berapa, mengingat tren penemuan korban ini semakin menurun. Saya ingatkan lagi operasi perpanjangan ini khusus untuk Basarnas," ucapnya.
Meski unsur operasi SAR berkurang, Syaugi memastikan pencarian tetap dilakukan optimal.
"Kalau operasi tetap sama karena kita lokasi areanya sudah tahu, di radius 250 meter. Jadi kita di situ hanya Basarnas, kita memiliki peralatan juga, memiliki tim penyelam juga, jadi tidak masalah karena kita sudah tahu lokasi, dan sudah semakin sedikit yang bisa kita temukan sehingga kita tidak ada kesulitan lagi," tuturnya.
Sedangkan pencarian cockpit voice recorder (CVR) black box, ditegaskan Syaugi menjadi ranah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Basarnas tetap membantu pencarian bila diminta.
"Jadi alat-alat itu adalah punyanya KNKT dan BPPT bukan di Basarnas. Kita dalam rangka pencarian CVR mendukung (dengan) penyelam-penyelam. Jadi bukan Tim Basarnas tugasnya mencari CVR itu, tidak," katanya.
"Jadi polanya seperti itu, utama kita mencari korban, kalau itu sudah tidak ada lagi ya kita tutup. Tapi untuk CVR itu kewenangan KNKT dan BPPT, mereka memang meminta bantuan tim penyelam, dan kami dukung," ujar Syaugi.(int/nol)
Berita Lainnya
Sejumlah Serpihan Ditemukan, KRI Nanggala 402 Dinyatakan Tenggelam
Ponpes di Indramayu Laksanakan Salat Tarawih 'Kilat', Pengurus: Ini Sudah Tradisi
Bantu Pencarian KRI Nanggala-402, AS Kirim Pesawat C-17
Ditetapkan Sebagai Tersangka, Wali Kota Tanjungbalai Syahrial Dibawa KPK ke Jakarta
Ikuti Latihan Penembakan Rudal dan Torpedo, Kapal Selam KRI Nanggala Hilang di Bali Utara
Unggahan Joseph Paul Zhang Diduga Menista Agama, Menag: Masyarakat Jangan Terpancing
Sejumlah Serpihan Ditemukan, KRI Nanggala 402 Dinyatakan Tenggelam
Ponpes di Indramayu Laksanakan Salat Tarawih 'Kilat', Pengurus: Ini Sudah Tradisi
Bantu Pencarian KRI Nanggala-402, AS Kirim Pesawat C-17
Ditetapkan Sebagai Tersangka, Wali Kota Tanjungbalai Syahrial Dibawa KPK ke Jakarta
Ikuti Latihan Penembakan Rudal dan Torpedo, Kapal Selam KRI Nanggala Hilang di Bali Utara
Unggahan Joseph Paul Zhang Diduga Menista Agama, Menag: Masyarakat Jangan Terpancing