• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Politik
  • Hukrim
  • Nusantara
  • Riau
  • Iptek
  • Hiburan
  • Ragam
  • Ekonomi
  • Opini
  • Internasional
  • More
    • Pendidikan
    • Otonomi
    • Pekanbaru
    • Pelalawan
    • Siak
    • Indragiri Hulu
    • Indragiri Hilir
    • Bengkalis
    • Kuantan Singingi
    • Rokan Hilir
    • Rokan Hulu
    • Meranti
    • Dumai
    • Kampar
    • Galeri Foto
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Home
  • Politik
  • Hukrim
  • Nusantara
  • Riau
  • Iptek
  • Hiburan
  • Ragam
  • Ekonomi
  • Opini
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Otonomi
  • Pekanbaru
  • Pelalawan
  • Siak
  • Indragiri Hulu
  • Indragiri Hilir
  • Bengkalis
  • Kuantan Singingi
  • Rokan Hilir
  • Rokan Hulu
  • Meranti
  • Dumai
  • Kampar
  • Galeri Foto
  • Video
  • Pemilu
  • Sumbar
  • Kepri
  • Sumut
  • Peristiwa
  • Olahraga
  • Haji Umroh
  • Liga Champions
  • Liga Eropa
  • TNI/Polri
  • Sepakbola
  • Tokoh
  • Asahan Sumut
  • Jambi
  • CSR
  • Advertorial
  • Kesehatan
  • Duri
  • Pramuka
  • Nasional
  • Indeks
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar
PILIHAN
Warga Pasar Baru Pangean Sepakat Tolak Alfamart
08 Desember 2023
Kajari Jelaskan Peran Masing-masing Tersangka Dugaan Korupsi Hotel Kuansing
06 Desember 2023
BKAD Hulu Kuantan Latih 77 Orang Pemuda Untuk Berwirausaha Industri Sablon
04 Desember 2023
Bupati Kuansing Bangun Turap Senilai Rp600 Juta, Warga Koto Kombu Merasa Diperhatikan
02 Desember 2023
Korupsi Hotel Kuansing Akan Ada Tersangka Baru, Kajari: Penyidik Punya 2 Alat Bukti Lengkap
01 Desember 2023

  • Home
  • Kesehatan

Konsumsi Protein Hewani Dapat Cegah Resiko Stunting pada Anak

Redaksi

Selasa, 19 September 2023 14:45:50 WIB
Cetak
Dr Nur Aisiyah/foto:tsi

RIAUIN.COM - Gangguan tumbuh kembang anak berupa stunting masih menjadi masalah kesehatan nasional yang mendapat perhatian serius dari pemerintah. Mengacu pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6%. 

Meski telah mengalami penurunan dari 24,4% di tahun 2021, namun angka prevalensi stunting ini masih belum memenuhi standar WHO yang semestinya tidak lebih dari 20%. Dalam strategi nasional, pemerintah menargetkan penurunan stunting hingga ke angka 14% pada 2024.

Webinar Nasional Asupan Hewani untuk Tatalaksana Stunting yang diselenggarakan pada 30 Agustus 2023, Dr Nur Aisiyah Widjaja SpA (K), mengingatkan pentingnya memperhatikan asupan gizi anak dimasa makanan pendamping ASI atau yang biasa dikenal MPASI. Karena penyebab stunting yang sering ditemukan adalah pemberian MPASI yang tidak adekuat. 

Dr Nuril mengungkapkan bahwa 60,6 % stunting terjadi antara lahir sampai usia 2 tahun, dan 28% terjadi antara usia 2-5 tahun.

BACA JUGA
  • Polda Sumbar Segera Panggil BKSDA Terkait SOP Pendakian di Gunung Marapi
  • Berikan Kuliah Kebangsaan, Cawapres Muhaimin Iskandar Tiba di Kampus Umri
  • Sejak 2019, Total 629 Orang Masuk DPO Kejagung RI

"Setelah anak berusia 6 bulan, konsumsi ASI saja (eksklusif) tak lagi mampu mencukupi kebutuhan gizinya," katanya.

Dia menjelaskan, ketika anak menginjak usia 6 bulan, kandungan zat gizi makro terutama protein, lemak, dan karbohidrat pada ASI akan mengalami penurunan. Ketika anak berusia 6-8 bulan kandungan gizi ASI berkurang 30%, lalu pada usia 9-11 bulan berkurang lagi hingga 50%, dan selanjutnya terus berkurang hingga 70%.

"Kandungan zat gizi mikro seperti zat besi dan zink di dalam ASI juga mengalami penurunan hingga 95 – 97% setelah anak berusia 6 bulan," papar dr Nuril.

Lebih lanjut, dr Nuril juga memaparkan temuan bukti data bahwa balita weight faltering yang tidak segera diintervensi menyebabkan penurunan status gizi akut (BB kurang/sangat kurang) dan kronis (stunting).

"Bukti menunjukkan balita stunting diawali dengan weight faltering di usia < 1 tahun dan kondisi kekurangan gizi menahun (kronis)," kata dr Nuril.

Untuk meningkatkan kualitas MPASI, langkah penting yang dapat dilakukan adalah meningkatkan konsumsi protein hewani. Mencukupi asupan protein hewani dipercaya efektif untuk mencegah kondisi stunting pada anak.

Sebagaimana diketahui, dibandingkan protein nabati, konsumsi protein hewani seperti telur, daging sapi, daging ayam, ikan, susu, dan sebagainya, mengandung lebih banyak lemak (sekitar 30-40%), vitamin B12, vitamin D, DHA, zat besi, dan zinc yang diperlukan anak untuk mendukung pertumbuhan anak.

"Konsumsi protein hewani penting untuk pertumbuhan anak. Sebabnya, di dalam tubuh kita ada sensor pertumbuhan yang bernama mTOR (mammalian target of rapamycin). Sensor ini akan menyala apabila kadar asam amino esensial di dalam darah cukup tinggi," katanya.

"Ketika sensornya sudah menyala, tubuh akan mampu melakukan proses sintesa protein dan sintesa lemak secara baik sehingga pertumbuhan anak berlangsung normal. Jenis asam amino esensial yang diperlukan untuk menyalakan sensor ini hanya bisa diperoleh dari konsumsi protein hewani,” jelas dr Nuril.

Sayangnya, hingga saat ini konsumsi protein hewani di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya 9,58 gram untuk kelompok ikan/udang/cumi/kerang, 4,79 gram untuk kelompok daging, dan 3,37 gram untuk kelompok telur/susu.

 "Agar bisa memenuhi target pertumbuhan normal, porsi konsumsi protein hewani perlu diberikan secara tepat sesuai dengan usia dan kondisi anak," jelasnya.

Misalnya, tambah dr Nuril, pada anak sehat berusia 6-11 bulan yang rata-rata memerlukan kenaikan berat badan antara 200-400 gram per bulan, kebutuhan protein hewani hariannya adalah sekitar 15 gram yang bisa diperoleh dari konsumsi 1 butir telur (6 gram) dan 1 ekor ikan lele (11 gram). Dan begitu pula pada anak usia 1-2 tahun membutuhkan 20 gram protein dan usia 3-5 tahun 25 gram protein, sehingga juga dibutuhkan konsumsi protein hewani yang cukup,” jelas dr. Nuril.

Dalam rangka mengejar terget penurunan stunting hingga 14%, dalam tata laksana stunting penting untuk memperhatikan Protein Energy Ratio (PER). 

Panduan ini dapat digunakan untuk optimalisasi kekurangan energi dan protein pada kondisi undernutrisi sehingga terpenuhi sebagai terapi nutrisi untuk tumbuh kejar (catch up growth) dan bisa ditoleransi dengan baik.

“Dengan berpedoman pada PER, dapat diketahui untuk menaikkan berat badan dengan cepat yaitu antara 10-20g/kgBB/hari diperlukan asupan makanan dengan rasio protein energi sebesar 8,9-11,5%. Sedangkan untuk penambahan berat badan yang lebih besar, bisa diberikan makanan dengan PER 10-15%,” jelas dr Nuril.

Untuk menaikkan berat badan 10-20g/kgBB/hari diperlukan PER 8,9-11,5% yang dapat dipenuhi dari PKMK (ONS) jika direkomendasikan oleh Dokter. Sedangkan untuk melengkapi kebutuhan PER harian 10-15%, maka tetap harus dikombinasikan dengan protein hewani dalam makanan padat seperti telur, daging, ayam, dan ikan.

Sementara pada anak yang mengalami kekurangan nutrisi kronis seperti stunting, dr. Nuril mengatakan harus dilakukan deteksi penyakit penyerta (red flag) dan pemberian makanan padat dengan protein hewani yang perlu disertai dengan Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), yaitu susu dengan kandungan kalori tinggi.

"Pemberian PKMK sifatnya individual, yang membutuhkan penilaian dan pemantauan Dokter karena harus disesuaikan dengan kondisi status gizi anak," kata dr Nuril.

Pangan olahan untuk keperluan medis khusus (PKMK) adalah pangan olahan yang diproses atau diformulasi secara khusus untuk manajemen medis yang dapat sekaligus sebagai manajemen diet bagi anak dengan penyakit tertentu. Pada tatalaksana stunting, PKMK diberikan atas rekomendasi dokter spesialis anak.

"Jika hanya diberikan makanan padat saja, akan cukup sulit menemukan jenis makanan dengan nilai PER tinggi. Proses toleransi penghabisan makanan padat juga memerlukan usaha yang lebih besar dibandingkan makanan cair. Selain itu, ada pula penelitian yang menyatakan bahwa proses penyerapan makanan cair lebih tinggi dibandingkan makanan padat," jelas dr Nuril.

"Penelitian juga menemukan bahwa MPASI protein hewani saja tidak bisa memenuhi kejar tumbuh batita stunting.  Protein hewani dan susu formula berkorelasi positif dengan kadar serum IGF-1. Volume susu 200-600 ml/hari dapat meningkatkan 30% sirkulasi IGF-1 sehingga dapat memenuhi kejar tumbuh batita stunting," ungkap dr Nuril.

"Pada akhirnya, upaya pencegahan tetap jauh lebih penting dibandingkan penanganan stunting. Untuk memastikan anak tumbuh dengan baik, upayakan pemenuhan kebutuhan gizi sejak masa kehamilan. Setelah anak lahir, berikan ASI eksklusif selama 6 bulan sambil tetap memonitor kenaikan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepalanya. Lanjutkan dengan pemberian MPASI yang adekuat dan monitor terus laju pertumbuhannya secara berkala,” jelas dr Nuril.

Dalam webinar Nasional ini, dr M Subuh MPPM juga menyampaikan bahwa masalah stunting ini memiliki penyebab dan situasi yang berbeda antar daerah, namun secara garis besar diperlukan asupan protein hewani kepada seluruh bayi-bayi kita sehingga asupan ini perlu dipastikan ketersediaannya, baik dengan memastikan orang tua memiliki kondisi yang baik untuk memberikan ASI kepada seluruh bayi serta MPASI dengan kandungan protein hewani didalamnya.

Jenis dan jumlah asupan merupakan informasi dan sekaligus keterampilan yang perlu diketahui. Evaluasi perlu dilakukan atas situasi response saat ini dalam penanggulangan stunting serta diperlukan akselerasi upaya agar kita bersama-sama betul-betul dapat menurunkan insidensi stunting ini di tengah-tengah masyarakat melalui pemberian asupan protein yang lebih baik.(*)


 Editor : Effendi Rusli
Kata Kunci nasional


[Ikuti Riauin.com Melalui Sosial Media]


Riauin.com

Berita Lainnya

Kemenkes Kucurkan Dana Untuk Kuansing Rp2,9 Miliar, Program PMT Malah tak Jalan

Penderita ISPA di Pekanbaru Meningkat Dampak Kabut Asap

Mengenal Terapi Thibbun Nabawi, Pertama dan Satu-satunya di Indonesia

Dr Benny Chairuddin Pimpin KREKI Riau Priode 2023-2027

Sudah 4 Hari Air Mati di RSUD Petala Bumi Pekanbaru, Kok Bisa?

Ngeri! 3.809 Orang di Riau Terinfeksi HIV/AIDS, Pekanbaru Terbanyak

Kemenkes Kucurkan Dana Untuk Kuansing Rp2,9 Miliar, Program PMT Malah tak Jalan

Penderita ISPA di Pekanbaru Meningkat Dampak Kabut Asap

Mengenal Terapi Thibbun Nabawi, Pertama dan Satu-satunya di Indonesia

Dr Benny Chairuddin Pimpin KREKI Riau Priode 2023-2027

Sudah 4 Hari Air Mati di RSUD Petala Bumi Pekanbaru, Kok Bisa?

Ngeri! 3.809 Orang di Riau Terinfeksi HIV/AIDS, Pekanbaru Terbanyak

TERPOPULER +INDEKS
  • 1 Warga Pasar Baru Pangean Sepakat Tolak Alfamart
  • 2 Tekan Pelanggaran, Satlantas Polresta Pekanbaru Gunakan Teknologi ETLE Mobile
  • 3 Usai Panen Sawit, Pria di Dumai Diterkam Buaya
  • 4 Bawa Kabur Motor dan HP Teman, Pria Asal Sumut Diringkus Polisi
  • 5 Semarakkan Semangat Sambut Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Telkomsel Siaga Optimalkan 233 Ribu BTS, Puluhan Program Promo, dan Layanan Pelanggan Terdepan
  • 6 Gelapkan Pajak Rp394 Juta, Kejati Riau Jebloskan Direktur PT TNB ke Penjara
  • 7 Tingkatkan Kesadaran Berkendara, Satlantas Polresta Pekanbaru Gelar Razia hingga Akhir Desember
  • 8 Dua Desa di Rohil Terdampak Banjir, Polisi Bantu Evakuasi Warga
  • 9 Asik Hisap Sabu di Kamar, Pria Ini Diringkus Polisi
Terkini +INDEKS

Anggota Sindikat Penjualan Organ Tubuh Ditangkap, Jual Ginjal Rp175 Juta

10 Desember 2023
Lima Provinsi di Sumatera Masih Terpantau Hotspot Karhutla
10 Desember 2023
BMKG Kembali Deteksi Sejumlah Hotspot Karhutla di 2 Kabupaten Riau
10 Desember 2023
Enam Provinsi di Sumatera Masih Terdeteksi Hotspot Karhutla
09 Desember 2023
Diduga Terjatuh dari Sampan, Nelayan Bengkalis Hilang di Laut
09 Desember 2023
Polres Rohil Salurkan Bantuan ke Ratusan Warga Terdampak Banjir di Rantau Kopar
09 Desember 2023
Senin Depan, KPU Buka Pendaftaran KPPS Pemilu 2024
09 Desember 2023
Warga Pasar Baru Pangean Sepakat Tolak Alfamart
08 Desember 2023
Tekan Pelanggaran, Satlantas Polresta Pekanbaru Gunakan Teknologi ETLE Mobile
08 Desember 2023
Usai Panen Sawit, Pria di Dumai Diterkam Buaya
08 Desember 2023

KABUPATEN+INDEKS
  • 1 Pelalawan
  • 2 Siak
  • 3 Indragiri Hulu
  • 4 Indragiri Hilir
  • 5 Bengkalis
  • 6 Kuantan Singingi
  • 7 Rokan Hilir
  • 8 Rokan Hulu
  • 9 Meranti
  • 10 Dumai
  • 11 Kampar
  • 12 Galeri Foto
Ikuti kami di:
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Riauin.com ©2015 By Delapa Media Tenologi | All Right Reserved