Kanal

Varian Delta dari India Lebih Cepat Menular, Ahli Ungkap Begini

RIAUIN.COM - Varian Delta merupaksn varian baru virus Covid-19 yang tengah mewabah di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Varian asal India ini memiliki kemampuan transmisi atau penularan yang sangat tinggi.

Varian ini lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya dan menjadi penyumbang terbesar ledakan kasus di Indonesia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut, varian Delta paling banyak menjangkit orang-orang yang belum menerima vaksin Covid-19.

Menurut ilmuwan di China, varian Delta memiliki viral load 1.260 kali lebih tinggi dibandingkan virus Covid-19 orisinal.

"Bagi orang yang tidak divaksinasi, mereka terinfeksi dengan waktu terpapar yang jauh lebih singkat," jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa varian delta mampu menginfeksi dari jarak melebihi enam kaki dalam waktu singkat. Varian Delta dapat ditransmisikan lebih cepat dari strain lain karena membuat lebih banyak salinan dalam tubuh dalam waktu singkat. 

"Ada lebih banyak virus di sekitar, orang yang terinfeksi memiliki viral load yang tinggi, tetapi bahkan dalam waktu singkat (seperti) lima menit, tujuh menit, Anda bahkan tidak perlu berada dalam jarak enam kaki," terang Jha.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian Delta 50 persen lebih mudah menular dibanding varian Alpha atau B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris. Kini, varian Delta disebut sebagai varian paling berbahaya akibat penularannya yang cepat.

"Ini adalah versi virus paling menular yang pernah kita lihat selama pandemi ini," kata Ashish Jha, dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Brown, melansir CNBC, Kamis (22/7/2021).

Sejumlah vaksin Covid-19 seperti AstraZeneca dan Pfizer melaporkan hasil riset terbaru terkait efektivitasnya melawan gejala berat pada pasien Covid-19 akibat varian Delta.

Menurut penelitian yang dipublikasi oleh New England Journal of Medicine, Rabu (21/7/2021), 2 dosis vaksin AstraZeneca memiliki efektivitas 67 persen, sedangkan Pfizer 88 persen.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut, varian Delta paling banyak menjangkit orang-orang yang belum menerima vaksin Covid-19. -dn

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler