Ditulis detik, Sabtu (18/3/2017), pabrikan ponsel lokal itu pun memaparkan alasan mereka membidik para driver online.
Dengan maraknya persaingan aplikasi transportasi seperti Go-Jek, Grab, dan Uber, Polytron pun melihat ada pasar yang besar untuk disasarnya. Tak hanya pengguna aplikasi tersebut, namun mitra driver pun jadi sasaran.
"Persaingan antar driver online kerap ditentukan oleh kemampuan smartphone-nya, khususnya terletak pada koneksi jaringan," tulis Polytron ketika mengawali ulasannya.
Bagi kalangan driver online, mereka tidak memungkiri bahwa koneksi jaringan atau internet yang cepat sangat dibutuhkan oleh mereka. Karena, menurutnya, notifikasi orderan yang masuk pastinya tergantung pada koneksi di ponselnya.
"Smartphone dengan koneksi seadanya memiliki risiko order yang masuk akan direbut dengan driver lain yang memiliki koneksi lebih cepat," masih kata Polytron dalam analisanya.
Namun, dari hasil survei Polytron di lapangan, ternyata terdapat dua kebutuhan yang paling mendasar dibutuhkan oleh para driver online. Pertama, para driver online mengakui sering terganggu dengan baterai ponsel yang amat boros.
"Padahal, mereka tidak mungkin meluangkan waktu yang panjang hanya untuk mengisi baterai ponselnya," ujarnya.
Kedua, para driver online juga merasa kesulitan ketika peta atau GPS yang dibuka sering error. Jika dulu driver mesti singgah untuk menanyakan alamat, sekarang melalui GPS hal tersebut sudah disediakan.
"GPS ini dikeluhkan karena GPS kadang menunjukkan jalan yang salah atau rute yang lebih jauh," lanjut Polytron.
Berangkat dari survei itu, Polytron pun akhirnya memutuskan untuk merilis smartphone Zap 6 Flaz dengan baterai berkapasistas 4.000 mAh dan sensor E-compass yang diklaim bisa diandalkan untuk menghasilkan GPS yang akurat.
"Fitur fast charging juga tetap hadir di smartphone ini. Untuk itu, melihat beberapa keluhan dari kalangan driver online tersebut, maka smartphone Zap 6 Flaz dapat menjadi solusi yang tepat," pungkas Polytron.(*)