Opini
Kredibelitas Pemilu 2024
Oleh : Zulwisman
(Dosen Hukum Tata Negara FH UNRI)
GEGAP gempita pemilu 2024 menuju usai, dan terkesan dipaksa usai. Padahal ini merupakan pesta akbar dari rakyat untuk menentukan arah Indonesia 5 tahun Kedepan, namun arah Indonesia yang diinginkan rakyat ini selalu terkesan diintimidasi dan diarahkan oleh pemegang kekuasaan dalam teori kedaulatan rakyat itu sendiri.
Tapi inilah fenomena - fenomena yang acapkali tersaji dalam seromonial Pemilu dari periode ke periode.
Secara teori kredibelitas pemilu memang tidak hanya bertumpu pada penyelenggara dan peserta tapi ada pada semua pihak, termasuk dari pemilih itu sendiri.
Yang punya andil besar dalam mewujudkan pemilu yang kredibel tentu adalah Presiden sebagai kepala negara (bapaknya Warga Negara), dimana ia harus menunjukan sikap netral, mengajak penyelengara dan peserta serta pemilih pada terwujudnya pemilu yang damai dan jurdil dan itu yang harus terlihat dalam sikap dan prilakunya.
Namun lagi dan lagi fakta tersaji, pertanyaan kenapa begini dan kenapa bisa begitu, dan tentu jawaban teruraikan termasuk bantahan atas jawaban yang diperdengarkan. Riuh dan amat riuh.
Fakta menunjukkan silang pendapat itu runcing sekali dan tak berkesimpulan, hanyut begitu saja dari hari ke hari.
Pemilu yang JURDIL terkesan timbul tenggelam dalam keriuhan itu, dan bisa jadi akan lenyap dalam derasnya gagasan satu putaran yang terus dilontarkan sejak awal dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Dalam penyelenggaraan Sirekap yang bermasalah, malah penghitungan suara manual di tingkat PPK dihentikan.
Kita tau, bahwa sirekap bukan penentu sah atau tidaknya, tapi perhitungan secara manual berjenjang sebagai dasar berpijak untuk menyatakan siapa yang menjadi pemenang.
Lalu kenapa itu dihentikan ?, KPU sebagai salah satu penyelenggara telah menjabarkan, benarkah begitu...,biarlah rakyat yang menilai.
Namun secuil harapan tetap harus dilontarkan, bagaimanapun keadaannya, bahwa dipenghujung tahapan ini kita berharap arah yang dikendaki rakyat tetap diperhatikan.
Tentu walaupun keriuhan ini belum usai, banyak pesan dan pelajaran untuk kedepannya, karena yang baik harus dipertahankan yang buruk harus diubah.
Dan untuk menenangkan hati, teringat apa yang dikatakan Allah dalam Al-Qur'an , tepatnya surat Al, An'am yang berbunyi " Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS Al-An’âm: 32).
Wallahualam bissawab..
Berita Lainnya
Mengenal Survivorship Bias dan Hubungannya dalam Perdagangan Saham
Gelar Penyuluhan Berantas Narkoba, Dosen Fisipol UIR Turun ke Kecamatan Pasir Limau Kapas Rohil
Intan Hoesin yang Membangun Kantor Camat Kuantan Tengah dengan “Botol”
Buya Ma'rifat Mardjani "Singa Panggung" dari Kuantan Singingi
Wirausaha Upaya Keluar dari Jebakan Pengangguran
H M Sulaiman Khatib Pendiri Muhammadiyah di Kuantan Singingi
Mengenal Survivorship Bias dan Hubungannya dalam Perdagangan Saham
Gelar Penyuluhan Berantas Narkoba, Dosen Fisipol UIR Turun ke Kecamatan Pasir Limau Kapas Rohil
Intan Hoesin yang Membangun Kantor Camat Kuantan Tengah dengan “Botol”
Buya Ma'rifat Mardjani "Singa Panggung" dari Kuantan Singingi
Wirausaha Upaya Keluar dari Jebakan Pengangguran
H M Sulaiman Khatib Pendiri Muhammadiyah di Kuantan Singingi