Kanal

Peringati Hari Tuberculosis Sedunia, PKRS Puri Husada Tembilahan Beri Penyuluhan Penyakit TBC

RIAUIN.COM - Dalam rangka peringatan Hari Tuberculosis Sedunia, Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) Puri Husada Tembilahan penyuluhan tentang penyakit Tuberculosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan sebutan TBC, Kamis (24/3/22).

Kegiatan yang digelar di Gedung RSUD Puri Husada Tembilahan ini juga sebagai upaya mencegah dan mengantisipasi sedini mungkin penularan penyakit TBC di tengah-tengah masyarakat.

Adapun peserta dalam kegiatan yang menghadirkan narasumber dr Alexis Hermansyah, Spesialis Paru tersebut adalah para pasien dan keluarga pasien yang menunggu antrian berobat di RSUD Puri Husada Tembilahan.

Dalam paparannya, dr Alexis menyampaikan bahwa Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.

"Bakteri TBC ini menyerang hampir semua bagian tubuh, dan yang paling sering terkena adalah paru-paru manusia," ujarnya.

TBC dapat menyerang siapa saja, terutama pada usia produktif, yakni 15 hingga 50 tahun dan anak-anak.

Sedangkan bahayanya, dijelaskan dr Alexis yang juga Jubir Satgas Covid-19 Inhil ini, dapat menyebalkan kematian apabila tidak diobati dengan benar.

"Hampir 50 persen pasien TBC meninggal setelah 5 tahun menderita penyakit tersebut," terangnya.

Adapun gejala utama penderita TBC, biasanya mengalami batuk berdahak terus-menerus selama 2 minggu atau lebih, dan biasanya pasien mengalami batuk dahak  berdarah, sesak nafas dan nyeri di dada.

"Kondisi itu biasanya disertai dengan badan lemah, nafsu makan menurun dan berat badan terus turun," tambah dr Alexis.

Bahaya TBC sendiri bisa beresiko menularkan ke orang lain, pasien TB Paru dengan BTA Positif memberikan resiko penularan lebih besar dari pada pasien TB Paru dengan BTA Negatif.

"Resiko seseorang terpapar kuman TBC ditentukan oleh jumlah percikan dahak dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut," kata dr Alexis lagi.

Oleh karenanya, apabila ada pasien TB BTA Positif, maka harus dilakukan pemeriksaan kontak serumah yang memiliki gejala. Sementara itu, dalam proses penyembuhan, lanjut dr Alexis, pasien harus teratur minum obat sesuai anjuran dokter selama 6 bulan.

Tidak hanya itu, dalam proses penyembuhannya melibatkan anggota keluarga untuk mengawasi dan memastikan penderita TBC minum obat dengan teratur.

Pada kesempatan tersebut, dibuka sesi tanya jawab dan pemberian sovenir kepada mereka yang bertanya, khususnya tentang materi penyakit TBC yang telah dipaparkan oleh narasumber. ***

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler