Kanal

Harga Emas Rontok Rp7.000 Per Gram, Buruan Berinvestasi!

JAKARTA, RiauIN.com ‐ Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp886 ribu per gram pada Jumat (12/6/2020). Harga emas tercatat turun Rp7.000 dibandingkan Rp893 ribu per gram pada hari sebelumnya.

Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp7.000 per gram dari Rp784 ribu menjadi Rp777 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp473 ribu, 2 gram Rp1,71 juta, 3 gram Rp2,54 juta, 5 gram Rp4,21 juta, 10 gram Rp8,35 juta, 25 gram Rp20,76 juta, dan 50 gram Rp41,44 juta. 

Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp82,81 juta, 250 gram Rp206,76 juta, 500 gram Rp413,32 juta, dan 1 kilogram Rp826,6 juta.

Harga jual emas sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi 1.733 dolar AS per troy ons atau melemah 0,39 persen. Sedangkan harga emas di perdagangan spot turun 0,17 persen ke 1.724,69 dolar AS per troy ons pada pagi ini.

Kendati melemah, namun Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan harga emas di pasar internasional justru akan menguat pada hari ini. Proyeksinya, harga emas bergerak di kisaran 1.708 dolar AS sampai 1.753 dolar AS per troy ons. 

Harga emas mendapat sentimen positif dari lemahnya indeks aset berisiko, seperti saham, mata uang, dan surat utang AS. Selain itu, ia mengatakan harga emas pun sudah menyentuh level tertinggi dalam beberapa waktu terakhir, yaitu 1.744 dolar AS per troy ons. Hal ini menandakan sentimen positif bagi emas mulai kembali. 

"Hari ini harga emas masih berpotensi naik ke level tersebut dan mungkin membentuk level tinggi baru untuk pekan ini," kata Ariston.

Di sisi lain, ia melihat pelaku pasar keuangan cenderung mengantisipasi kembali penambahan kasus gelombang kedua akibat pembukaan aktivitas ekonomi di berbagai negara, khususnya AS dan Eropa. Hal itu berpeluang membuat pelaku pasar akan lebih memilih aset yang aman seperti emas.(fbh)

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler