Kanal

Kerisauan Bupati Terkait Defisit Listrik di Siak

BUPATI Siak Syamsuar, Rabu (3/8/2016) kemarin curhat ke Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agus Wibisono di Jakarta. Ayah tiga putra ini menceritakan kondisi wilayah di kabupaten Siak yang masih mengalami defisit listrik. Akibat defisit listrik tersebut, sejumlah kecamatan mengalami pemadaman secara bergilir.

"Dalam pertemuan yang tak terjadwal ini, Saya langsung menyampaikan aspirasi rakyat di daerah yang saya pimpin. Kami berdiskusi aktif dan saya mendesak ada solusi konkrit, seperti yang Ia tuliskan diakun facebooknya kemarin.

"Setelah pertemuan ini, saya tahu bukan berarti besok akan langsung ada solusi.  Karena krisis listrik ini memiliki kompleksitas masalah yang penyelesaiannya berjenjang. Kewajiban kita adalah terus berikhtiar, berikhtiar dan berikhtiar.

"Saya mendapat laporan mengenai krisis listrik yang kian dahsyat di Siak. Lampu mati hidup tak kenal waktu. Banyak yang mengirim pesan memarahi-marahi saya juga. Sangat wajar dan sangat bisa saya pahami.

Untuk dimaklumi lanjutnya, persoalan listrik ini kewenangannya tidak hanya di Pemda saja. Sejak dulu saya telah meletakkan listrik sebagai prioritas utama. Semua kewenangan yang ada di kami seperti pembebasan lahan, terus dilakukan. Alokasi anggaran untuk itu tidak pernah berkurang. Kami turut mendesak agar pihak-pihak terkait lintas Kementerian dan Lembaga juga turut memberikan perhatian serius soal ini.

Usaha dan upaya terus dilakukan. PLN akan membangun gardu induk di Perawang yang saat ini dalam proses pembebasan lahan. Untuk pembangunan bidang kelistrikan, Pemda Siak juga terus berusaha. Elektrifikasi dari 33 % sampai sekarang mencapai 62,53%. Dari 6 Kecamatan yang belum ada listrik, sekarang hanya tinggal Kecamatan Sei Mandau saja. Saat ini sudah mulai dipasang jaringan dari Perawang ke Sei Mandau.

Mesin listrik sudah terpasang 14 unit dengan kekuatan 25 MW di Sei Rawa, namun sayangnya hanya hidup 0,8 KW karena gas kurang. Ini juga butuh solusi, yang kewenangannya juga tidak sepenuhnya ada di Pemda.

Setiap usaha tanpa henti saya akui tetap masih kurang, karena keterbatasan sumber energi dan bertambahnya volume kebutuhan di masyarakat. Tidak hanya rakyat saja yang kesal, saya pun kalau di kantor sedang asyik kerja dan memimpin rapat, masih sering diwarnai pemadaman listrik.

Meski bisa diakali memakai genset, saya memikirkan bagaimana rakyat yang tidak memiliki genset di rumah-rumah mereka. Sungguh saya turut merasakan apa yang rakyat kesalkan.

Karena listrik ini kebutuhan mendesak, kebutuhan orang banyak. Dulu mantan Dirut PLN yang juga mantan Menteri BUMN, Bapak Dahlan Iskan pernah berkata pada saya, bahwa krisis listrik di Siak bagai anak ayam mati di lumbung padi. Daerah kaya tapi persoalan listrik masih saja ada. Beliau sangat paham apa yang Siak alami.

Insya Allah, saya akan terus berkomitmen 'berteriak' menyuarakan masalah listrik ini pada pihak-pihak terkait. Seraya terus berupaya semaksimal mungkin mengeluarkan kebijakan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab saya sebagai kepala daerah. Masalah listrik ini sangat kompleks dan harus 'dikeroyok' sama-sama, baik di tingkat Kabupaten, Provinsi dan di pemerintah pusat (Kementerian/Lembaga).

Saya mohon maaf bagi rakyat yang masih kesal dengan persoalan listrik. Percayalah, saya tidak diam. Semoga Allah SWT meridhoi setiap ikhtiar kita dan memberi jalan keluar terbaik untuk rakyat Siak.

Menurut data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Siak jumlah Kampung yang belum dapat jaringan PLN sebanyak 25 kampung dari 131 Kelurahan/Kampung se Kabupaten Siak. Dari 25 kampung tersebut sebanyak 4 kampung telah dibangun jaringan listrik PLN dan Pemkab Siak, tetapi belum operasional. Dan sisanya 21 kampung belum ada jaringan listrik PLN/Pemkab Siak. (rls/hms)

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler