Kanal

Ongah, Sosok Wartawan Saksi Sejarah Pendirian Kabupaten Kuantan Singingi

RIAUIN.COM- Pemburu berita  yang tak pernah lelah dan pantang menyerah. Itulah julukan  untuk  Reflizar yang akrab disapa Ongah. Lengkapnya  Ongah Replizar Anak Muda Dermawan disingkat AMD.

Menurut kisah yang dituliskan oleh Sahabat Jang Itam,  gelar Ongah diberikan oleh Saleh Djasit kalah masih menjabat Gubernur Riau. Nama itu lengket hingga sekarang

Kala itu Ongah mendapat penugasan dari Redaktur Pelaksana (Redpel) Media Riau menulis berita tentang pemekaran daerah di Provinsi Riau, termasuk Kuantan Singingi.

“Redpel saya pesan, sebelum dapat berita Kuantan Singingi jangan pulang ke kantor. Setiap hari saya menulis berita pemekaran Kuantan Singingi.” ujarnya seraya menyebutkan nama Redpel tersebut tapi minta tak dituliskan namanya.

Dengan sepeda motor “Cup 70” warna merah  BM 4444 AA kesayangannya, Ongah selalu siap menghadiri acara terkait dengan   pemekaran Kuantan Singgingi.   Kini sepeda motor antik berplat cantik penuh sejarah itu sudah di-museum-kannya.

Dan, perjalanan Ongah sebagai pemburu berita tak selamanya mulus. Suatu ketika ia salah tulis berita dan dimarahi tokoh perjuangan Pemekaran  Kuantan Singingi Akmal JS. Namun ia tetap santai dan tersenyum. “Biasalah…, wartawan juga manusia. Tidak luput dari silap dan salah,” ujarnya tersenyum.

Ongah menamatkan SD 004 Seberang Pantai (1982), SMP 1 Kuantan Mudik (1985), dan SMA 1 Kuantan Mudik (1988). Kemudian melanjutkan Diploma III di Akademi Pariwisata Engku Putri Hamidah Jurusan Bina Wisata (1989-1993).  Setelah tamat di akademi yang dibina Yayasan Engku Putri Hamidah Pekanbaru, ia kerja di Wisma Riau Pekanbaru (1994-1997).

Merasa ingin bebas, Ongah berhenti di hotel. Lalu terjun total ke dunia jurnalistik mengikuti jejak abangnya Mai Irianta wartawan Riau Pos di Pekanbaru. Ia memilih bergabung dengan Media Riau (1997-2000) bersama Bastian asal Sentajo. Kemudian ketika pindah ke kampung  Kuantan Singingi, ia bergabung dengan Riau Mandiri (2000-2007). Setelah itu ia bergabung dengan Tabloid Buser (2007-2008), LKBN Antara Riau (2009-2011), dan Harian Vokal (2011-2016).

Sebagai wartawan, pria kelahiran Seberang Pantai, Kecamatan Kuantan Mudik 28 Maret 1969 paling rajin meliput berita pemekaran  Kuantan Singingi.  Bahkan dalam setiap rapat di “Posko”  pemekaran Kuantan Singingi di Kantor  Depertemen Pendidikan  dan Kebudayaan  Kotamadya  Pekanbaru, Ongah tak pernah absen.

Akmal JS sering bergurau, kalau Onga  sudah hadir, rapat ini kita mulai.  Ongah pun hanya tersenyum. Selesai rapat, Ongah terkadang diminta membaca doa.  “Biar rapat ini  berkah, kita minta Onga baca doa,” ujar Akmal yang waktu itu menjabat  Kepala Kantor Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Pekanbaru.

Ketika ditanya siapa narasumber terkait pemekaran Kuantan Singingi, Ongah menyebut:  Saya paling sering mewancarai  Bapak Rustam S. Abrus, Rusjdi S.Abrus, Samad Thaha,  Abbas Jamil, Radja Roesli, Hasan Noesi JS, Akmal JS dari kalangan tua.  Dari kalangan muda  ada Mardianto dan Apriadi Ketua IPMAKUSI.

Pria yang murah senyum dan mengakui tak  pernah menyakiti orang lain memiliki 11 orang saudara. Ia anak ke tujuh. Selain dirinya saudara May Irianta pernah menjadi wartawan Riau Pos. Sedangkan adiknya M.  Nur Zein kini aktif di Media Online Sabang Merauke. com.

Menikah dengan Asniwati - mantan pacar yang disebutnya Puteri Idola dari Desa Kinali, Kuantan Mudik pada tahun 2000.  Istrinya merupakan alumni FKIP UIR Jurusan Bahasa Indonesia. “Menjadi guru sejak 2001 di SMP Negeri  8 Jake, Kuantan Tengah. Sejak 2007 - sekarang mengajar di SMP Negeri  6 Kuantan Mudik.” jelasnya.

Sebagai wartawan pemburu berita, Ongah cinta mati dengan dunia jurnalistik ini. Ketika pembaca sudah banyak berpindah dari  media cetak ke media online, Ongah  juga ikut pindah.  

Ongah pernah bergabung dengan “kuansingterkininews.com, kapurnews.com, dan riauterkini.com. Kini ia bergabung dengan media online: Lintas10.com dan Riau24.com.

Ketika Persatuan Wartawan  Indonesia (PWI) cabang Kuantan Singingi berdiri tahun 2003, Ongah bergabung dengan Said Mustafa Husin yang akrab disapa Buyung Timadidja. Ia menjadi Wakil Ketua dan kini ia menjadi Penasehat.

Menurut Ongah, dunia jurnalistik memang sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Sejak menggeluti dunia jurnalistik dimulai dari Media Kampus tahun 1991 hingga kini sejumlah penghargaan jurnalistik sudah diraihnya.

Sebut saja:  Juara Harapan III LKTJ Sempena HPN (2016) Tingkat Provinsi Riau, PWI Award (25 Tahun (2017), Juara Harapan II LKTJ HUT Kabupaten Kuantan Singingi (2021). Saat ini mengikuti LKTJ PWI Riau (Sempena PT RAPP).

Dalam dunia jurnalistik Ongah juga sudah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan sebagai salah satu syarat untuk menjadi wartawan professional  yang dilaksanakan oleh PWI Riau di Kota Pekanbaru tahun 2022 lalu.

Pekerjaan lainnya, “Saya kini bertani,” ujarnya tersenyum. Ongah kini punya puluhan hektar kebun sawit dan karet di kampung halamannya.

Ongah kini bertekad membesarkan anak semata wayangnya Putra Muhammad Iqbal yang kini kuliah di  FKIP UIR jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk mengapai cita-citanya.

“Anak saya mengikuti jejak ibunya jadi  Cik Gu. Dia tak berminat meneruskan pekerjaan saya di dunia jurnalistik,” ujar anak pasangan Hasan Basri asal Seberang Taluk dan Sri Chairani asal  Lubuk Jambi  yang lahir pada 28 Maret 1969 di Desa Seberang Pantai Kuantan Mudik.

Banyak yang tidak tahu Ongah merupakan cucu tokoh Ibad Amin salah seorang pejuang kemerdekaan asal Kuantan Singingi asal Lubuk Jambi.  Kakeknya pernah menjadi Camat Kuantan Mudik (1956) dan Camat Kuantan Hilir (1958).  Kakeknya punya delapan anak. Salah satunya Drs. Iskandar Alamsyah yang pernah pernah bertugas di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.

Kini pria yang punya motto: maju terus pantang mundur ini tinggal di Desa Kinali Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi. Riau.- hen

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler