Kanal

Covid-19 Belum Usai, Muncul Covid-22 yang Lebih Buruk, Begini Penjelasan Ilmuwan

RIAUIN.COM - Belakangan ini viral dengan kemunculan istilah Covid-22 yang diasumsikan oleh sebagian orang bahwa Covid-22 adalah varian lain virus Corona yang akan muncul di tahun 2022. 

Covid-22 adalah istilah yang digunakan oleh Profesor Sai Reddy yang merupakan ahli Sistem dan Imunologi Sintetis di Universitas ETH Zurich, Jerman. Ia menyebut istilah itu dalam wawancara tentang pandemi dengan surat kabar berbahasa Jerman di Swiss, Blick.

Mengomentari program vaksinasi dan munculnya varian Delta yang menular, Prof Reddy, menurut terjemahan, mengatakan bahwa ini bukan lagi Covid-19. Ia akan menyebutnya Covid-22.

Diketahui, berjangkitnya virus corona dimulai pada tahun 2019 lalu, yang kemudian dinamai Covid-19. Beberapa orang mengira Prof. Reddy menyebut akan ada jenis lain tahun depan yang lebih mematikan daripada varian Delta yang sangat menular.

Padahal sebenarnya dia berbicara tentang bagaimana SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, muncul dan lebih berbahaya pada tahun 2022.

Kemudian, ia mengomentari fase pandemi berikutnya yang dapat membuat varian Beta atau Gamma menjadi lebih menular, atau virus Delta dapat mengembangkan mutasi.

"Itu akan menjadi masalah besar untuk tahun mendatang. Covid-22 bisa lebih buruk dari apa yang kita saksikan sekarang," katanya.

Prof Reddy pun mengklarifikasi komentar wawancaranya untuk meluruskan kebingungan masyarakat.

"Ada beberapa kebingungan tentang apa yang saya maksudkan dalam wawancara saya dengan surat kabar berbahasa Jerman yang berbasis di Swiss, Blick. Tidak tepat menyebutnya Covid-22, karena nama resmi dan benar penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 adalah Covid-19," ujarnya.

Namun, ia tetap percaya jika Covid pada tahun 2022, khususnya awal tahun (Januari-Maret) memiliki peluang lebih buruk dari tahun ini.

Faktor-faktor pendukung pendapatnya ini adalah munculnya varian Delta yang menunjukkan peningkatan transmisi. Selain itu, jumlah orang yang tidak divaksin dan pelonggaran pembatasan menurutnya membuat penularan virus jadi lebih mudah. -dn

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler