Kanal

IKA SMANSIX 94 Pekanbaru Bantu Ibu yang Membesarkan 7 Anaknya

RIAUIN.COM - Setelah membaca berita dengan judul "Suami di Penjara, Ibu 34 Tahun di Pekanbaru Ini Berjuang Nafkahi 7 Anaknya" yang diposting Riauin.com, Sabtu (6/2/2021) kemaren, simpati masyarakat bermunculan.

Ikatan Keluarga Alumni (IKA) SMA Negeri 6 tamatan 1994 (SMANSIX 94) Pekanbaru memberikan bantuan berupa kemari, kasur, bantal, selimut dan sembako kepada Ema Febriani (34) di rumahnya Jalan Tuah Karya Ujung, Kelurahan Tuah Madani, Kota Pekanbaru, Selasa (9/2/2021).

"Alhamdulillah, tadi kita sudah salurkan bantuan kepada Ema yang membesarkan 7 orang anak di rumahnya. Mudah-mudahan, bantuan ini bermanfaat untuk Ema dan anak-anaknya," kata Arthy, Israwati, Rama dan Dodi Anwar mewakili Ketua IKA SMANSIX 94 Aries Setiawan Pratista kepada Riaun.com yang ikut menyaksikan penyerahan bantuan itu, Selasa sore.

"Terima kasih atas bantuannya Bu. Semoga Allah membalas semua kebaikan ini," ucap Ema.

Pada kesempatan itu, Arthy menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua teman-teman SMANSIX 94 yang turut berpartisipasi dalam program bakti sosial ini.

"Bantuan dadi teman-teman, mulai dari materi, sumbangan berbentuk sembako, tenaga, doa dan support sangat luar biasa. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan hanya Allah yang bisa membalas kebaikan teman-teman semua," ujarnya.

Dia menyebutkan, kegiatan Baksos IKA SMANSIX 94 sudah beberapa kali diakukan selama pandemi Covid-19 ini.
Kegiatan pertama dilakukan di bulan April 2020 dengan membagikan sembako (beras 1.250 ton, mie instan dan telur) kepada warga yang membutuhkan. 

Kemudian, kegiatan kedua dilaksanakan pada 20 Desember 2020 dengan membagi sembako kepada warga kurang mampu di Kota Pekanbaru.

"Bulan Januari 2021 ini, kami sudah membagikan 1 ton beras.Dan setiap minggu kami berbagi buka puasa senin kamis. Ada pun target sasaran, adalah keluarga besar Alumni 94, panti dan rumah tahfizh serta masyarakat yg membutuhkan," jelas Arthy.

Seperti diberitakan, sejak suaminya di penjara beberapa tahun lalu, Ema harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap hari. Apa pun dia kerjakan, demi anak-anaknya bisa makan dan sekolah.

Saat Riauin.com menyambangi rumahnya di Jalan Tuah Karya Ujung, di salah satu perumahan sangat sederhana, Ema bersama 7 anaknya sedang berada di rumah. Alif (14) anak sulungnya sedang membuat adonan kue donat untuk dijual. Sementara, Ilham (13) anak ke-2 sedang tidur karena semalam pulangnya sudah larut malam, usai menjual makanan ringan berkeliling daerah Panam, Kecamatan Tampan.

"Ini yang besar namanya Alif (14 tahun). Sekarang kelas 2 SMP di sekolah Teknologi di daerah Kubang. Adiknya Ilham (13) kelas 1 SMP. Kemudian Zahra (11) kelas 5 SD, Fajriah (10) kelas 4 SD, Raja (8) kelas 2 SD dan Cinta(7) kelas 1 SD. Ini yang bungsu Aisyah, umurnya baru 8 bulan. Sejak suami masuk penjara, saya berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata Ema kepada Riauin.com, Jumat (5/2/2021).

Saat ditanya bagaimana memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mata Ema seketika berkaca-kaca. Perempuan berkerudung ini tak sanggup menceritakan lebih jauh bagaimana dia dan ke-7 anaknya menjalani hidup sehari-hari.

"Alhamdullilah, saya terus berusaha mencari uang halal untuk mereka. Apa pun saya lakukan demi anak-anak. Kadang saya mengumpulkan barang rongsokan, atau kerja apa saja untuk beli beras. Kalau tak ada uang, saya dan anak-anak puasa," ceritanya.

Bagi Ema, masalah makan bukanlah persoalan yang dikhawatirkannya. Tapi, dia takut anak-anaknya ini putus sekolah karena tidak ada biaya.

"Semua anak saya belajar di sekolah Teknologi yang ada di Kubang. Pemilik yayasan sejauh ini sangat baik dengan saya. Tapi lebih Rp15 juta uang sekolah mereka yang belum bisa saya bayar. Ini yang saya khawatirkan, saya takut mereka diusir dari sekolah," sebut Ema terbata-bata. Air matanya pun tumpah.--nal.

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler