Kanal

Di Ambang Kekalahan, Trump Marahi Gubernur Partai Republik

RIAUIN.COM - Calon Presiden petahana Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dilaporkan murka akibat selisih suara dengan pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, semakin melebar.

Biden saat ini sedang memimpin perolehan suara di negara bagian Arizona, dalam proses penghitungan yang masih berlangsung.

Mengutip surat kabar The New York Times, Kamis (5/11), kejadian ini disebutkan terjadi sebelum Trump mengklaim kemenangan dalam pidato di Gedung Putih pada Rabu (4/11), dini hari waktu setempat.

Sebelum itu terjadi, Trump dan tim kampanyenya masih optimis akan memenangkan pemilihan presiden (pilpres). Terlebih dengan kemenangan di Florida yang mengantarkan 29 suara elektoral ke kantongnya.

Akan tetapi, sekitar pukul 23.20 waktu setempat, Biden dikabarkan unggul di Arizona yang merupakan lumbung suara Partai Republik. Lantas hal itu dilaporkan membuat Trump naik pitam.

Trump dilaporkan langsung menghubungi gubernur-gubernur dari Partai Republik dan memarahi mereka karena situasi tersebut. Masukan dari nasihat-nasihat pada tim kampanyenya diabaikan.

Amarah Trump berujung pada klaim kemenangan dan tudingan indikasi kecurangan. Pidato itu disampaikan dari Gedung Putih pukul 02.30 waktu setempat.

Gubernur Arizona, Doug Ducey, berusaha meyakinkan para pejabat dan staf kampanye Trump bahwa masih ada suara pendukung Republik yang belum dihitung di sana.

Penasihat politik Trump, Jason Miller, berupaya menghubungi stasiun televisi Fox News untuk mencabut klaim kemenangan di Arizona. Namun, permintaan tersebut diabaikan.

Menantu presiden, Jared Kushner, dikabarkan sempat berhubungan dengan pemilik Fox News, Rupert Murdoch, di malam itu. Ia juga berupaya mencari kuasa hukum untuk menggugat hasil pemilu.

Melalui akun Twitter, Miller mempertanyakan keabsahan hasil penghitungan di Arizona yang dilakukan Fox News. Ini ditanggapi pihak Fox News melalui siaran langsung dengan Arnon Mishkin, kepala pengambil keputusan.

Tak lama kemudian, Associated Press juga mengklaim kemenangan Biden di Arizona. Hingga kini The New York Times dan CNN belum menyatakan hasil penghitungan di negara bagian tersebut.

Trump dikabarkan sempat mengontak Gubernur Texas, Greg Abbott, dan Gubernur Florida, Ron DeSantis, malam itu. Melalui sambungan telepon ia menanyakan soal adanya kemungkinan kecurangan pada pemilihan kali ini.

Masih di tengah amarah, ia menyaksikan Biden melenggang di atas panggung menyuarakan keyakinan menang dalam perhelatan menuju kursi kepresidenan. Saat itu ia mencuitkan wacana menyampaikan pidato dan menuding dugaan kecurangan dalam proses penghitungan suara.

Padahal sebelumnya penasihat Trump sempat menyarankan agar ia membuat pernyataan sebelum Biden malam itu. Namun, nasihat tersebut diabaikan, sehingga langkahnya didului sang lawan.

Sejumlah pihak mulai menganalisa kekalahan Trump di benteng pertahanannya, Arizona. Kabarnya sejumlah pihak, seperti Ketua Komite Nasional Republik, Ronna McDaniel, dan mantan manajer Kampanye Trump, Brad Parscale, sudah menyarankan kampanye digencarkan di Arizona. Namun, saran tersebut ditolak.

Selain itu, Trump juga dinilai ceroboh karena kerap mencibir mendiang Senator Republik asal Arizona, John McCain. Padahal, McCain adalah 'putra daerah', veteran Perang Vietnam dan politikus Republik yang cukup terpandang.

Alhasil karena ulah Trump, janda McCain, Cindy McCain, memutuskan mendukung Biden dalam pilpres kali ini.

Beberapa pihak menilai langkah Trump yang menghambur-hamburkan banyak uang di sebelum pandemi membuat upaya kampanye di Wisconsin, Michigan dan Nevada tidak maksimal.

Posisi Trump sendiri kian lemah dengan penghitungan sementara yang masih berpihak pada Biden. Mengutip The Guardian pada Kamis (5/11) pukul 11.09 WIB, Trump baru mengantongi 214 suara elektoral.

Ini cukup jauh dari posisi Biden dengan 264 suara elektoral. Mantan wakil presiden AS itu hanya butuh 6 suara elektoral lagi untuk memenangkan pilpres.

Hingga kini masih ada 5 negara bagian yang belum rampung menghitung suara. Selisih Trump dan Biden kian menjauh semenjak Wisconsin dan Michigan beralih ke Partai Demokrat.***

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler