Kanal

Tak Mampu Sewa Rumah, Keluarga Ini 2,5 Tahun Bertahan di Kandang Ayam

RIAUIN - Di tengah hiruk pikuk kemewahan masyarakat kota, masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Seperti yang terjadi di Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) hidup satu keluarga yang sangat memprihatinkan.

Kesulitan ekonomi membuat keluarga miskin dari pasangan Dalton Sitinjak dan Maranatha Silaban ini, harus rela tinggal di bekas kandang ayam yang kotor, kumuh, dan jauh dari layak huni. 

Tidur beralaskan koran, kayu pelepah, berdesak-desakan, semua jadi satu baik tempat makan, cuci pakaian, memasak bahkan menyatu dengan tempat putrinya belajar. Belum lagi kalo ingin mandi cuci kaki dan buang air harus turun ke sungai sejauh 100 meter.

Selain tidak sehat, atap rumah yang terbuat dari seng dan papan beralaskan tanah, itu riskan sekali dan berbahaya sewaktu-waktu bisa roboh.  Dalton yang tinggal bersama istri dan seorang putrinya mengaku tidak ada pilihan, baginya yang terpenting bisa bertahan hidup meski dari gubuk bekas kandang ayam seluas 4 x 6 meter tersebut.

Kondisi seperti ini sudah lama sekali mereka jalankan, 2,5 tahun sudah lamanya Dalton dan keluarga menempati kandang ayam tersebut. “Tepatnya Maret 2018 kami sudah tempati kandang ayam ini untuk kami tinggal,” ujar Dalton menceritakan sulitnya hidup dimasa pandemi ini.

Dalton mengaku terpaksa tinggal di bekas kandang ayam ini lantaran tidak ada pilihan. Karena untuk mendapatkan tempat yang layak harus sewa, dan perlu biaya tidak sedikit. Sekarang ini, baginya bisa makan dan tidur saja sudah bagus. 

“Mau bagaimana mana lagi, tidak ada biaya sewa rumah. Dijalankan saja lah, terus berdoa dan bekerja,” tuturnya lirih.

Sebelum seperti sekarang ini, 3 tahun lalu hidupnya masih lumayan, punya warung makan dan ternak ayam boleh dapat pinjaman modal. Tetapi, sekarang usahanya bangkrut, ayam juga turun dan banyak yang mati.

Saat ini, Dalton dan keluarga masih mengandalkan uang dari hasil ojek online yang dimasa pandemi ini pun sepi pelanggan. “Berangkat pagi pulang sudah larut malam, meski saat ini sepi pelanggan (akibat corona), tetapi bersyukur masih ada rezeki untuk kita bisa makan,” ungkapnya.

Dalton yang merupakan warga perantauan dari tanah Batak, Sumatera Utara ke Kupang tidak pernah menyangka kehidupannya saat ini begitu sulit. “Tidak pernah saya membayangkan akan sulit seperti sekarang ini, selama 2,5 tahun hidup seperti ini,” kata Dalton dengan mata berkaca-kaca.

Kendati demikian, Dalton dan keluarga bersyukur masih ada yang mau memberi tempat tinggal, walaupun kondisinya tak layak huni. Parahnya lagi, sudah hidup di kandang ayam, Dalton yang tinggali berada di wilayah perkotaan, selalu luput dari perhatian pemerintah setempat. - gha

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler