Kanal

Peningkatan Jalan Lintas Sungai Tohor Menuju Desa Tanjung Sari Dinilai Ketua BPD Asal Kerja

MERANTI, RiauIN.com - Pembangunan peningkatan kualitas jalan lintas Kecamatan Tebingtinggi Timur menuju Desa Tanjung Sari dinilai asal kerja.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Badan Permuyawaratan Desa (BPD) Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Erwin Finalis, kepada RiauIN.com, Sabtu (25/4/2020).

Menurut Erwin, pengerjaan peningkatan jalan lintas tersebut dilaksanakan dengan standar rendah, sebab susunan uyung sagu sebagai lapisan utama dari dasar tanah susunan uyungnya dipasang dengan sangat jarang. Sedangkan lapisan ketiga susunan uyungnya tidak sama seperti susunan yang pertama.

"Saya menilai pihak pelaksana mencuri satuan kubik ketika pelangsir uyung tidak mencukupi ukuran," kata Erwin kesal.

Dari papan proyek tertera bahwa proyek pemerintah dengan nama kegiatan Peningkatan Jalan Sungai Tohor menuju Desa Tanjung Sari dengan sumber dana APBD Kabupaten Kepulauan Meranti menelan biaya Rp10.096.155.000. Volume panjang pekerjaan 2.856 meter.

Ditambahkan Erwin, tidak hanya itu saja. Pembersihan bodi jalan juga dinilai asal kerja karena terlihat tunggul -tunggul pohon pinang tidak dipotong habis. 

"Masih terlihat dengan mata kepala kita, tunggulnya lebih kurang setengah meter dan dibiarkan begitu saja lalu, langsung disusun uyung sagu," tambah Erwin lagi.

Baca Juga:
Polda Riau Sita 50 Ton Kayu Ilegal di Perairan Meranti

Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar pengerjaan proyek jalan lintas di kampung mereka dikerjakan sebagaimana mestinya. 

Penimbunan tanah segera dikerjakan karena saat ini musim panas sehingga uyung yang sudah disusun itu tidak rusak. Ditambah lagi gangguan hewan liar seperti kera atau monyet yang suka merusak susunan uyung.

Supaya Tanah Bisa Kuat

Sementara itu ketika dikonfirmasi kepada pihak pelaksana proyek, petugas proyek Manik mengatakan susunan uyung yang jarang sudah sesuai spek.

Selaku orang lapangan Manik menjelaskan masalah uyung sebagai lapisan dasar dari tanah memang benar disusun jarang supaya ketika dilakukan penimbunan tanah bisa kuat.

"Tanah yang kita timbun itu akan masuk kebagian rongga atau sisi yang ada ruangannya itu, untuk menggigit dasar tanah supaya kuat," ujar Manik.

Baca Juga:
Pintu Rumah Layak Huni Mayang Sari Belum Dibayar, Sukardi akan Lapor ke PMD Meranti

Sedangkan tentang tunggul pohon pinang yang tidak dibuang, kata Manik, hal itu karena mereka kontrak pakai alat berat. 

"Tapi kita sudah ambil inisiatif sudah kita turunkan alat berat eskalator. Lagipun alat-alat kita belom sampai  sampai semuanya," ujarnya.

Dari pantauan RiauIN.com di lapangan tampak beberapa titik tunggul pohon pinang lebih kurang setengah meter yang masih tercacak di tanah, dan telah disusun dengan uyung.(syah)

Ikuti Terus Riauin

Berita Terkait

Berita Terpopuler