Aksi Sayat Tangan 56 Siswa SMP, Dewan Minta Perketat Pengawasan Peredaran Makanan dan Minuman


Rabu, 03 Oktober 2018 - 12:52:02 WIB
Aksi Sayat Tangan 56 Siswa SMP, Dewan Minta Perketat Pengawasan Peredaran Makanan dan Minuman ilustrasi
PEKANBARU, Riauin.com - Aksi sayat tangan yang dilakukan 56 siswa SMP negeri di Pekanbaru sangat disesalkan oleh berbagai pihak, tidak terkecuali dari kalangan legislatif di DPRD Kota Pekanbaru.

Bagaimana tidak, aksi yang mengancam nyawa itu dilakukan setelah meminum minuman berenergi dan ikut-ikutan tantangan setelah melihat tayangan video di youtube. Melihat beragam tingkah negatif anak-anak sekarang atau sitilahnya anak 'jaman now' ini, kalangan legislatif meminta peran andil semua pihak dalam melakukan pengawasan, mulai dari DPP, BPOM, Diskes, Disdik, Guru dan yang tak kalah penting yakni peran orang tua.

"Dinas perindustrian dan perdagangan Kota Pekanbaru kita minta memantau ke lapangan dan bekerja sama dengan BPOM untuk mengawasi minuman ini agar tidak beredar dan dikonsumsi anak-anak. Dan jika terbukti mengandung zat yang tidak boleh dikonsumsi, tarik peredarannya dari lapangan. Namun jika minuman ini ingin beredar juga harus memiliki izin yang lengkap," ujar Sahril, Ketua DPRD Kota Pekanbaru.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Ferry Sandra Pardede menegaskan, yang terpenting untuk sekolah dan guru-guru dapat mengawasi pelajar. Karena bermacam cara dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk merusak penerus bangsa.

"Begitu pun para pelaku usaha yang tidak memiliki hati nurani. Mereka hanya memikirkan bagimana produknya laku tanpa memikirkan anak-anak bangsa. Perlu pengawasan ekstra ketat dari sekolah. Bila perlu pedagang yang bukan kantin resmi sekolah tidak diperkenankan berjualan di dalam sekolah. Perlu pengawasan khusus untuk hal ini," tegasnya.

Selanjutnya, Politisi Hanura ini meminta peran orangtua agar lebih aktif. Apalagi di zaman sekarang ini, orangtua sudah banyak disibukkan dengan kegiatannya masing-masing.

"Sibuk bukan hanya mencari uang, tapi juga mencari-cari kesibukan. Yang tidak perlu diurus orangtua, saat ini saya lihat banyak yang diurus sehingga anak di kesampingkan, memang ini kenyataannnya. Jadi perlu lah orangtua menyadari hal ini," ujarnya.

"Diharapkan kepada instansi terkait dalam hal ini BPOM agar dapat menginventarisir produk-produk yang beredar di pasaran dan diteliti kandungannya dan sampaikan di khalayak ramai. Jika memang tidak boleh dikonsumsi anak-anak maka peredarannya jangan dijual secara bebas," tutupnya.(int/nol)