Nyepi Usai, Bandara Ngurah Rai Dibuka Kembali Pagi ini


Ahad, 18 Maret 2018 - 08:51:23 WIB
Nyepi Usai, Bandara Ngurah Rai Dibuka Kembali Pagi ini
Jakarta, Riauin.com - Aktivitas Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali sempat ditutup sehari karena peringatan Hari Raya Nyepi. Kini bandara tersebut dibuka kembali.

Konfirmasi pembukaan Bandara I gusti Ngurah Rai, Bali dibenarkan oleh pihak Angkasa Pura I. Bandara akan dibuka hari ini, pukul 06.00 WITa atau pukul 05.00 WIB.

"Benar, aktivitas Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup pada Sabtu, 17 Maret 2018 dari pukul 06.00 waktu setempat karena perayaan Nyepi, dan kembali dibuka hari ini, Minggu 18 Maret 2018 pukul 06.00 waktu setempat," kata petugas Call Center PT Angkasa Pura I, Erik saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (18/3/2018).

Sebelumnya, aktivitas dan operasional di Bandara Ngurah Rai ditutup sementara untuk menghormati umat Hindu dan menjaga kearifan lokal di Bali. Penutupan bandara tersebut sesuai dengan Notice To Airman (Notam) Ditjen Perhubungan Udara no. A0117/18 NOTAMN tentang penutupan Bandara Ngurah Rai, Bali.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, penutupan bandara untuk menghormati Hari Raya Nyepi ini sudah diinformasikan jauh-jauh hari baik oleh pengelola Bandara, AirNav maupun regulator. Sehingga maskapai penerbangan sudah bisa mengantisipasi dengan tidak membuka penerbangan dari dan ke Bali.

Menurut Agus, untuk penumpang domestik diperkirakan sudah mengetahui adanya penutupan bandara ini karena sudah dilakukan setiap tahun saat Hari Raya Nyepi. Namun bagi penumpang internasional, ada kemungkinan tidak banyak yang mengetahui tentang hal ini karena merupakan kearifan lokal di Indonesia yang tidak ada di negara para penumpang tersebut.

Namun demikian, Agus menyatakan penanganan terkait kenyamanan penumpang domestik dan internasional harus diperlakukan sama. Terutama untuk penumpang yang terdampak di Bandara Ngurah Rai, penanganan kepada penumpang juga harus dikoordinasikan dengan petugas-petugas daerah dan adat setempat. Sehingga penanganannya bisa lebih persuasif dan simpatik serta tidak melanggar aturan-aturan daerah dan adat di Bali. (int/nol)


sumber: detik