Diskes Klaim Tak Temukan Penderita Difteri di Pelalawan


Kamis, 11 Januari 2018 - 13:17:48 WIB
Diskes Klaim Tak Temukan Penderita Difteri di Pelalawan
PELALAWAN, Riauin.com - Di Kabupaten Pelalawan sampai saat ini tak ditemukan adanya penderita penyakit difteri. Nihilnya penderita penyakit difteri ini dikarenakan jauh-jauh hari Dinas Kesehatan sudah menyurati seluruh Puskesmas untuk secepatnya menindaklanjuti jika ada masyarakat yang terkena gejala penyakit difteri.

Hal ini disampaikan Kadiskes Pelalawan, dr Endit RP melalui Kabid P2PL Diskes Pelalawan, Khairul, pada media ini, Rabu (10/1/2018).

Menurutnya, beberapa waktu lalu ada ditemukan salah seorang masyarakat di Pangkalankerinci yang diduga terkena suspect difteri.

"Apalagi dia baru datang dari kota yang terinkubasi penyakit difteri. Kita segera menindaklanjuti dengan memberi rujukan ke RSUD Arifin Ahmad. Setelah diperiksa di provinsi, ternyata orang tersebut tak terindikasi penyakit difteri," ujarnya.

Khairul menjelaskan bahwa Diskes Pelalawan secepatnya akan menindaklanjuti jika ada masyarakat yang terkena penyakit difteri meskipun itu masih dugaan. Pihaknya tak ingin kecolongan dalam hal ini, apalagi saat ini sudah banyak provinsi yang terkena dampak dari penyakit difteri.

"Untuk penyakit difteri, di tahun 2016, imunisasi kita sudah tercapai 93 persen," tandasnya.

Lanjutnya, difteri termasuk kategori PD3I yakni penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Artinya, dengan pemberian imunisasi yang diberikan maka seseorang bisa kebal dengan penyakit tersebut.

"Pemberian imunisasi difteri kita berikan enam kali. Diberikan pada umur 2 bulan dengan interval 1 bulan dan 3 x pemberian diberikan DPT-HB-HIB, kemudian pada umur 18-24 bulan diberikan DPT-HB-HIB booster atau lanjutan," katanya.

Lalu untuk imunisasi DT diberikan pada kelas 1 SD. Dan kemudian di kelas 2 SD akan diberikan imunisasi Td. Penyakit difteri ini bisa menyerang anak-anak dan orang dewasa.

"Gejala penyakit difteri diantaranya demam di atas 38 derajat, munculnya selaput putih keabu-abuan di langit-langit mulut, selaput itu tidak mudah lepas dan mudah berdarah, leher membengkak seperti leher sapi akibat perubahan kelenjar leher, sesak napas disertai bunyi mengorok," terangnya.

Dikatakannya, karena itu dirinya menghimbau agar masyarakat yang belum anaknya melakukan imunisasi, maka berilah anaknya suntikan imunisasi sesuai tahapan perkembangan. Karena imunisasi merupakan hak seorang anak.(int/nol)


sumber: halloriau