BPS Catat Inflasi Year on Year di Riau 2,86 Persen, Tertinggi di Kampar


Jumat, 01 Maret 2024 - 11:10:54 WIB
BPS Catat Inflasi Year on Year di Riau 2,86 Persen, Tertinggi di Kampar Paparan Kepala BPS Riau terkait inflasi tahun 2024/foto:dnr

RIAUIN.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat inflasi sebesar 0,59% bulan Februari 2024 terhadap bulan Januari 2024. Inflasi year on year Provinsi Riau pada bulan Februari 2024 terhadap bulan Februari 2023 sebesar 2,86%.

Ada beberapa kelompok inflasi berdasarkan pengeluaran signifikan, yakni makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,43%, transportasi 0,39% dan penyediaan makanan dan minuman restoran 0,70%. Sementara perawatan pribadi, sektor pendidikan dan perawatan mengalami deflasi.

Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi menjelaskan, inflasi dipicu karena harga cabai merah, beras dan sawit naik.

"Tingkat inflasi bulan ke bulan mencapai 0,59% (Februari terhadap Januari). Sementara inflasi year on year di Provinsi Riau mencapai 2,86% (Februari 2024 terhadap Februari 2023) dan inflasi tahun kalender (Februari 2024 terhadap Desember 2023) mencapai 0,70%," kata Asep Riyadi, Jumat (1/3/2024).

Dijelaskan, tingkat inflasi antar kota tertinggi di Provinsi Riau ditempati Kabupaten Kampar dan terendah di Tembilahan. "Inflasi year on year di Tembilahan 1,76% dan dan bulan ke bulan mencapai 0,27%. Sementara untuk Kabupaten Kampar inflasi year on year mencapai 4,53% dan inflasi bulan ke bulan 0,76%," papar Asep.

Penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan Februari 2024 secara month to month adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,47 %. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain cabai rawit, nasi dengan lauk, beras, ayam hidup, kentang, angkutan udara, daging ayam ras merah, bawang putih, dan terong.

"Penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan Februari 2024 secara year on year adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil 1,65 %. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras," ungkapnya.

Kemudian, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,40 %. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk.

"Kelompok transportasi dengan andil 0,30% Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah mobil," ucapnya.-dnr