Pemangku Adat Lubuk Jambi Kecewa, Rumah Adat Gajah Tunggal Dibangun di Seberang Cengar


Jumat, 12 Januari 2024 - 00:39:16 WIB
Pemangku Adat Lubuk Jambi Kecewa, Rumah Adat Gajah Tunggal Dibangun di Seberang Cengar Rumah Adat Gajah Tunggal

RIAUIN.COM- Pemangku adat di Kenegerian Lubuk Jambi atau disebut Kenegerian Gajah Tunggal merasa kecewa dengan pembangunan rumah adat Gajah Tunggal yang dibangun di Desa Seberang Cengar.

Menurut pemangku adat, sejatinya rumah adat tersebut dibangun di dalam wilayah kenegerian Gajah Tunggal. Tetapi faktanya, lokasi pembangunannya berada diluar kenegerian Gajah Tunggal.

"Kami selaku pemangku adat tentu sangat kecewa, karena lokasi pembangunannya tidak tepat. Rumah adat Gajah Tunggal mestinya dibangun didalam wilayah Lubuk Jambi," kata salah seorang pemangku adat Abrinal Dt Lenggang kepada riauin.com, Kamis (11/1/2024).

Menurutnya, Kenegerian Gajah Tunggal batas wilayahnya hanya sampai Desa Sangau. Sedangkan Cengar tidak lagi masuk kedalam wilayah Gajah Tunggal.

Diakuinya, pembangunan rumah adat tersebut merupakan usulan dari pemangku adat dan masyarakat Kenegerian Gajah Tunggal pada Musrembang lalu.

"Yang mengusulkan pemangku adat dari Lubuk Jambi, tapi dibangun di Seberang Cengar, kok bisa," kata Dt Lenggang.

Kini, kata Dt Lenggang, masyarakat adat di Lubuk Jambi merasa sangat kecewa dengan pembangunan rumah adat tersebut. Karena impian mendapatkan rumah adat ternyata lari dari kenyataan," ujarnya.

Salah seorang pemuda asal Lubuk Jambi, Eki pun bernada yang sama. Dia sangat menyesalkan keberadaan rumah adat tersebut yang semestinya untuk kenegerian Lubuk Jambi tapi dipindahkan ke Seberang Cengar.

"Tetapi pada papan plang proyek, pembangunan rumah adat tersebut jelas tertera pembangunan rumah adat Gajah Tunggal," kata Eki.

Sementara pihak PUPR Kabupaten Kuansing selaku pemilik kegiatan hingga berita ini ditayangkan belum berhasil dikonfirmasi.

Berdasarkan pantauan riauin.com, Jumat (12/1/2024) pembangunan rumah adat Gajah Tunggal di Desa Seberang Cengar belum tuntas pembangunannya. Pekerja masih terlihat mengerjakan plafon serta sejumlah konstruksi yang masih terbengkalai.

Salah seorang pekerja Ari Tonang dilokasi pembangunan mengakui progres pembangunan baru sekitar 95 persen.

"Memang terlambat. Karena pada bulan Desember lalu hujan terus, sehingga kami gak bisa kerja," ucap Ari Tonang.

Sekedar diketahui, pembangunan rumah adat Gajah Tunggal dibiayai oleh APBD Kuansing tahun 2023 sebesar Rp598 juta. Masa pembangunan 90 hari kalender yang di mulai dari bulan Oktober 2023. Tapi sampai saat ini pembangunan Gajah Tunggal masih terbengkalai.- hen