Pembobol Sejumlah Akun Crypto Diringkus Polda Riau, Modusnya Sebar Link Palsu


Kamis, 11 Januari 2024 - 11:17:28 WIB
Pembobol Sejumlah Akun Crypto Diringkus Polda Riau, Modusnya Sebar Link Palsu Konferensi pers di Mapolda Riau/foto:dnr

Pekanbaru, Beritasatu.com - Seorang pelaku pembobol akun crypto metamask diringkus Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Riau. Pelaku DA alias Donny (39 tahun) telah melancarkan aksinya semenjak tahun 2017 lalu. Dari DA, polisi menyita barang bukti bernilai fantastis mencapai Rp 5 miliar lebih.

Direktur reserse kriminal khusus (Dirreskrimsus) Polda Riau, Kombes Kombes Nasriadi menjelaskan, tersangka ditangkap di rumahnya Perum Damai Langgeng, Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan Tuah Madani, Kota Pekanbaru Riau pekan lalu. Dari tersangka polisi menyita aset sebesar Rp 5,1 miliar, rumah mewah pribadi, tiga mobil mewah dan sejumlah kendaraan roda dua dan sejumlah aset lainnya.

"Modus tersangka menyebar link palsu ke seluruh pemilik akun akun Metamask (Dompet Digital Crypto) dan menyebarkannya ke media sosial Facebook dan Discord. Link palsu tersebut berisi pemberitahuan, peringatan penutupan akun Metamask sehingga korban segera mengganti username dan password nya. Ketika ada pemilik akun yang merespon, maka pelaku langsung mendapatkan identitas dan password pemilik akun. Lalu pelaku langsung mencuri seluruh koin crypto di akun tersebut," kata Kombes Nasriadi, Kamis (11/1/2024).

Kemudian, kumpulan ID dan  password Metamask (Dompet Digital Crypto) para korban akan tersimpan ke e-mail penampung milik tersangka. Selanjutnya, mengakses akun korban dengan ID yang telah tersimpan dan mengetahui isi saldo akun tersebut.

"Seluruh saldo tersebut di kirim ke akun Indodax milik tersangka untuk dilakukan pembelian koin Ethereum (ETH). Setelah berhasil mencuri seluruh uang digital dari wallet korbannya, pelaku langsung melakukan trading dan menarik seluruh uang hasil trading itu ke akun miliknya," bebernya.

Pelaku dijerat Ayat (1) juncto Pasal 48 Ayat (1) dan/atau Pasal 30 Ayat (2) juncto Pasal 46 Ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. 

"Pelaku diancam hukuman 9 tahun penjara dan denda maksimal Rp3 miliar," pungkasnya.