Kesmiskinan Paksa Keluarga Suryanto di Inhu Numpang Tinggal di Bekas Kandang Sapi


Jumat, 08 September 2017 - 08:55:31 WIB
Kesmiskinan Paksa Keluarga Suryanto di Inhu Numpang Tinggal di Bekas Kandang Sapi
RENGAT, Riauin.com - Walau program pengentasan kemiskinan kerap didengungkan kepelosok negeri baik oleh pemerintah pusat maupun daerah, namun satu keluarga di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) harus rela tinggal dikandang sapi. Akibat kemiskinan yang menderanya selama bartahun.

Nasib memprihatinkan ini dialami keluarga Suryanto (30), warga Desa Kampung Pulau Singkayang, Kecamatan Rengat, Inhu. Karena kemiskinan Suryanto beserta istri dan satu orang anaknya harus tinggal di bekas kandang sapi, walau hanya berjarak sekitar lima kilometer dari pusat Kecamatan Rengat.

Bangunan yang terbuat dari kayu tua berukuran empat kali lima meter beratap rumbia yang merupakan tempat tinggal Suryanto bersama keluarganya ini terlihat cukup mengenaskan. Ironisnya, kandang sapi tersebut bukan miliknya.

Saat dikunjungi wartawan Kamis (7/9/17) Suryanto yang tidak berpendidikan serta memiliki keterbatasan untuk membaca, menulis dan berhitung mengatakan, bahwa dirinya sehari-hari hanya bekerja sebagai pengupas pinang, kadang membersihkan kebun orang dan mencari kayu bakar. Pekerjaan itu dilakukanya agar bisa membeli beras dan kebutuhan keluarganya.

"Di sini kami hanya menumpang, lebih kurang sudah setahun, upah mengupas pinang dari Paman saya," ujarnya.

Dengan keterbatasannya, membuat Suryanto sehari-hari hanya bisa bekerja dengan mengandalkan tenaganya, hasilnya pas-pasan yang penting anak dan istri bisa makan. Bahkan untuk membeli sepeda bekas saja ia tak mampu. Untuk menjual kayu bakar ke pasar atau mencari ladang orang yang akan ditebas, Suryanto harus berjalan berkilo-kilo meter jauhnya.

"Kata kawan saya kemarin ada yang mau jual sepeda Rp 150 ribu tapi saya tak punya uang," ungkapnya lirih.

Ditambahkanya, sebelum tinggal di kandang sapi, Suryanto pernah tinggal di pondok kebun milik orang lain yang kondisinya lebih parah. Kondisi tempat tinggalnya kini menurutnya masih lebih baik, tidak ada bocor meski rumah itu sempit dan kotor.

"Duku kalau hujan, kami harus berteduh di sudut-sudut supaya tak basah. Sekarang paling nyamuk saja yang sering mengganggu, tapi biasanya kami hidupkan api supaya nyamuknya hilang," tandasnya.

Walau hidup dibawah kemiskinan, namun dirinya masih bersyukur karena terkadang ada masyarakat yang peduli sekedar menyumbangkan beras pada keluarganya. Jelasnya.(rtc)