Opini: Hendrianto

Kuansing Kurang Beras 12 Ribu Ton Pertahun


Jumat, 24 Februari 2023 - 17:18:41 WIB
Kuansing Kurang Beras 12 Ribu Ton Pertahun Plt Bupati hadiri Panen Raya

PETANI padi di Kuansing saat ini tengah memasuki musim panen. Acara panen raya dihadiri oleh PLT Bupati Suhardiman Amby setiap saat. Suhardiman Amby mendorong petani agar pada tahun 2024 mendatang Kuansing harus bisa swasembada pangan.

Swasembada pangan menjadi program pembangunan pertanian yang strategis, karena memiliki dampak luas. Ketersediaan pangan dalam  jumlah yang cukup, mutu bahan pangan yang baik, serta nilai gizi yang tinggi memiliki dampak luas pada perekonomian dan mutu sumber daya manusia.

Beras sebagai bahan pangan utama menjadi target utama Pemerintahan Kabupaten Kuansing untuk dapat mencapai swasembada pada tahun 2024 mendatang. Jika itu tercapai, PLT Bupati Kuansing Drs Suhardiman Amby telah menjanjikan anggaran khusus bagi dinas terkait demi mencapai tujuan tersebut.

Saat ini Kabupaten Kuansing belum mandiri secara pangan. Banyak kebutuhan pangan di datangkan dari luar daerah. Padahal Kuansing memiliki lahan pertanian yang lumayan luas.

Berdasarkan data yang diperoleh sejak tahun 2018 yaitu sebesar 6,8 ribu hektar dan sempat turun menjadi 5,4 ribu hektar pada 2019 dan kembali naik pada 2020 melebihi tahun-tahun sebelumnya dengan angka 8,09 ribu hektar.

Sementara itu, produksi padi (Gabah Kering Giling), pada 2018 sebesar 29,5 ribu ton dan turun pada 2019 menjadi 19,3 ribu ton lalu naik kembali pada tahun 2020 menjadi 27,19 ribu ton.

Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada 2020 mencapai sekitar 15,52 ribu ton, atau mengalami kenaikan sebesar 4,49 ribu ton (40,76 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019.

Akan tetapi tidak melebihi produksi beras pada tahun 2018 yakni sebesar 16,85 ribu ton walaupun angka luas panen pada 2020 merupakan angka luas panen terbesar selalma tiga tahun terakhir.

Lantas data terbaru yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Kuansing 2023 ini, kebutuhan beras masyarakat pertahun berkisar di angka 26.548 ton. Sedangkan persedian beras yang dihasilkan oleh petani Kuansing hanya berkisar 14.461,08 ton.

Artinya, untuk memenuhi kebutuhan pokok beras, masyarakat Kuansing terpaksa mendatangkan beras dari luar daerah sebanyak 12.086,92 ton pertahun. Tapi, jika Kuansing ingin mandiri secara pangan, pemerintahan Suhardiman Amby harus menutupi kekurangan itu dengan melakukan penambahan lahan sawah baru sekitar 1200 hektar dengan pola tanam dua kali setahun (IP 200) dengan asumsi produktifitas 5 ton per hektar.

Sebaliknya, jika Pemerintahan Kuansing tidak melakukan terobosan baru maka, program ketahanan pangan tidaklah akan tercapai, sehingga secara kontinyu Kuansing akan mendatangkan beras dari luar daerah pertahun sebanyak 12.086,92 ton. 

Jika konversikan dengan harga beras rata rata Rp13 ribu perkilogram, maka masyarakat Kuansing membelanjakan uangnya kepada pedagang luar daerah sebanyak Rp157 miliar lebih pertahun.

Beranjak dari data tersebut, mestinya Pemerintahan Kabupaten Kuansing harus konsisten meningkatkan produktifitas lahan sawah,. pada tahun 2021 lalu hanya mampu menghasilkan 4,8 ton/hektar dan tahun 2022 tercapai 5,1 ton/hektar.

" Untuk tahun 2023 kita target diatas 6 ton/hektar. Tadi di Panen Raya Desa Pulau Lancang Benai hasilnya sudah 6,4 ton/hektar," kata Kadis Pertanian Kuansing Emerson.

Pemerintah Kuansing juga berencana menambah luasan sawah saat ini yang masih menerapkan IP 100 menjadi IP 200 (intensifikasi), dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Petani.

Pada tahun 2024 mendatang Pemda Kuansing juga berencana mengajukan pembangun sawah baru seluas 200 hektar melalui dana APBN. Ayoo, Kuansing harus mendiri secara pangan .-hen