Marak Perilaku Heteroseksual, Kasus HIV/AIDS di Riau Melonjak


Senin, 02 Januari 2023 - 18:20:00 WIB
Marak Perilaku Heteroseksual, Kasus HIV/AIDS di Riau Melonjak Kabid P2P Dinas Kesehatan Provinsi Riau, M Ridwan/foto:dnr

RIAUIN.COM - Penularan virus HIV/AIDS di Provinsi Riau mulai mengkhawatirkan. Sesuai data kumulatif dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sejak ditemukan pada tahun 1997 silam di Kota Dumai, hingga Oktober 2022, tercatat sudah 8.034 orang terinfeksi HIV. Semetara untuk pengidap AIDS, saat ini sebanyak 3.728 orang.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Riau, H M Ridwan SKM, M Kes mengatakan, penularan virus mematikan ini penyebarannya terbanyak di Kota Pekanbaru, yakni dengan 2.437 kasus AIDS. Sementara penularan yang terendah di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).

"Kasus pertama HIV/AIDS ditemukan di Dumai, saat ini tercatat 230 orang dengan HIV dan AIDS (ODHA), di Dumai," kata Ridwan saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (2/1/2023).

Khusus kasus HIV, lanjut Ridwan, pada tahun 2022 tercatat sebanyak 591 orang, meningkat dari tahun 2021 lalu yakni sebanyak 570 orang. Sementara untuk AIDS, pada tahun 2022 tercatat sebanyak 220 orang menurun dibanding tahun 2021. Pada 2021 lalu, penderita AIDS sebanyak 242 kasus.

"Jika dibandingkan dari tahun ke tahun, kasus HIV/AIDS dari perilaku heteroseksual (penyuka laki-laki dan perempuan) semakin meningkat dan kasus dari homoseksual cenderung menurun. Khusus kasus AIDS kategori heteroseksual adalah yang tertinggi yakni 2.497 kasus. Sementara kategori homoseksual cenderung menurun yakni 880 kasus. Yang beresiko sekarang adalah heteroseksual dan homoseksual," kata dia.

Kemudian, berdasarkan golongan masyarakat yang terpapar HIV/AIDS di Riau yang tertinggi dari golongan karyawan swasta yaitu sebanyak 1.211 kasus, golongan wiraswasta sebanyak 728 kasus, ibu rumahtangga sebanyak 515 kasus, pengangguran 402 kasus dan terendah golongan tenaga profesional medis sebanyak 16 kasus.

"Kalau ibu rumah tangga tertularnya bisa saja dari suaminya, bisa saja dari transfusi darah, atau dia terpapar karena sebagai petugas layanan kesehatan. Untuk tenaga medis bisa saja terpapar melalui pasien, karena pasien tidak memberikan informasi yang jelas, misalnya melahirkan, kalau kena darahnya bisa menular, kalau ada luka," sebutnya.

Guna meminimalisir penularan dan untuk mencegah peningkatan penderita HIV/AIDS di Riau, pemerintah telah melakukan sosialisasi akan bahaya virus yang saat ini belum ditemukan obatnya itu. Beberapa upaya itu diantaranya memberikan informasi terkait bahaya perilaku sek bebas dan gonta-ganti pasangan. Dinas Kesehatan Riau juga telah menghimbau seluruh ODHA agar selalu melakukan cek ke fasilitas kesehatan dan rutin meminum obat.

"HIV belum memunculkan gejala, 10 sampai 20 tahun (kalau dibiarkan, red) baru nanti ketahuan AIDSnya. Intinya adalah jangan sampai gonta-ganti pasangan. Kemudian harus hati-hati dalam melakukan transfusi darah, harus melalui PMI," jelasnya.

Sedangkan demi menekan perkembangan virus HIV menjadi AIDS, Kementerian Kesehatan RI sudah mendistribusikan obat yang berfungsi menahan peningkatan kadar virusnya. 

"Obatnya yaitu Antiretroviral (ARV) yang disediakan oleh Kemenkes secara gratis yang terdapat di seluruh Puskesmas. Yang sudah positif HIV itu bisa diberikan obatnya, kalau sudah diberikan obat, berkemungkinan virusnya terkendali, kalaupun nanti (meningkat, red) ke AIDS itu sudah jarang terjadi. Kalau tidak minum obat, gejala AIDSnya itu muncul antara 10-20 tahun. Kalau minum obat, dia tidak muncul, dan obatnya harus diminum tiap hari," paparnya.

Dijelaskan Ridwan, di Riau kasus HIV/AIDS telah menyerang pada segala usia, mulai dari balita hingga orang di usia produktif. 

"Semua umur sudah ada, karena penularan HIV ini bisa melalui ibu yang tertular ke anaknya (dalam kandungan, red). Umur kurang dari 4 tahun tercatat sekitar 1% kasus, umur 5 sampai 14 tahun 2%, yang terbanyak adalah umur produktif, 25-49 tahun yakni 75%," ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution memberikan warning terkait meningkatnya kasus HIV/AIDS di Bumi lancang Kuning. Ia mengingatkan anak muda harus waspada dan bisa menjaga diri agar terhindar dari virus mematikan itu. Katanya, penyakit ini dapat merusak masa depan dan impian para pemuda. 

"Penyebaran HIV/AIDS sangat luar biasa, kalau kita tidak waspada dan tidak hati-hati, maka akan terjerumus," jelas Wagubri, Sabtu, (31/12/2022) lalu.

Dijelaskan Edy, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat di tanah air, khususnya di Provinsi Riau. Diketahui, HIV/AIDS merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. 

"HIV/AIDS saat ini sangat luar biasa di Kota Pekanbaru, jumlahnya ribuan, maka harus waspada," tutur Edy.-dnr