Siswi MTs Diduga Korban Pelecehan Seksual Oknum Staff KUA Bergelar Ustadz di Siak


Rabu, 23 November 2022 - 23:33:48 WIB
Siswi MTs Diduga Korban Pelecehan Seksual Oknum Staff KUA Bergelar Ustadz di Siak Foto ilustrasi.

RIAUIN.COM - Bunga (bukan nama sebenarnya), berusia 15 tahun yang merupakan siswi kelas III di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Siak diduga menjadi korban pelecehan seksual, dilakukan oknum staff di Kantor Urusan Agama (KUA) yang bergelar ustadz.

Keluarga korban tidak terima atas perbuatan pelaku dan melaporkan kasus pelecehan seksual ini ke Polres Siak melalui kuasa hukum Ismail SH, Rabu (23/11/2022) sore.

Kepada wartawan, keluarga korban menceritakan aksi tercela yang dilakukan ustadz muda itu. Pada 16 November 2022, seluruh murid di MTs mengikuti kegiatan  studi tour ke Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). 

Oknum ustaz itu merupakan tour guide sekaligus pemilik bus travel yang akan digunakan pergi ke Sumbar. Pihak sekolah menyewa 2 unit bus dan memberangkatkan murid sebanyak 80 orang. 

Keluarga korban menceritakan, aksi bejat oknum ustadz itu bermula saat rombongan sudah tiba di Bukittinggi pada siang hari. Pelaku mulai melakukan pendekatan dengan korban, dengan cara mengikuti kemana korban pergi selama berada di Bukittinggi.

Saat bus yang membawa rombongan kembali ke Kabupaten Siak, pelaku mulai mencari akal untuk melancarkan aksi bejatnya. Saat malam hari sekira pukul 23.00 WIB, tiba-tiba pelaku duduk di samping korban, padahal bangku itu sudah diisi teman korban. Namun pelaku tetap duduk diantara korban dan temannya, meski bangku di bus itu untuk kapasitas dua orang.

Pelaku mengaku numpang duduk karena sudah tidak ada lagi bangku kosong. Si oknum ustadz mulai menjamah korban secara perlahan-perlahan, satu tangan si ustadz mulai menggenggam tangan korban dan satunya lagi mulai meraba di bagian dada. 

"Anak itu sampai takut dan tak bisa buat apa-apa, bahkan tidak tidur karena menepis tangan jahat si ustadz yang mencoba meraba-raba. Sekarang anak itu trauma," cerita keluarga korban sembari menangis dan geram mengenang cerita itu.

Ia juga menceritakan oknum ustaz tersebut sempat mengambil smartphone milik korban agar korban tak mengirim pesan kemana pun.

"Bahkan anak kami mulutnya ditutup pakai tangan pelaku," tambah keluarga korban lagi. 

Dengan perlakuan itu, keluarga telah melaporkan kejadian kepada pihak sekolah, namun tanggapan dari pihak sekolah justru ingin melindungi si pelaku dan menyarankan menempuh jalan damai secara kekeluargaan. 

Akan tetapi, keluarga korban sudah marah dan melaporkan kejadian ini ke Polres Siak melalui kuasa hukum Ismail SH, yang menangani kasus pelecehan terhadap anak di bawah umur ini.

Keluarga korban juga mengadu ke anggota Komisi I DPRD Siak, Azmi yang juga mantan Ketua DPRD Siak periode sebelumnya. Ternyata korban yang dilecehkan masih keluarga Azmi berstatus keponakannya. 

Azmi geram mendengar kejadian itu, ia menyayangkan sikap yang dibuat pihak sekolah yang justru ingin masalah tak melebar. Menurutnya hal itu malah mencoreng dan menginjak-injak harga diri keluarga besarnya. 

"Saya sangat kecewa dan kesal sekali terhadap pihak sekolah MTs itu. Kenapa seolah-olah ini disepelekan dan menganggap hal kecil. Pihak sekolah teledor dalam hal ini, kegiatan mereka itu seharusnya dipenuhi tanggungjawab besar karena melibatkan anak-anak orang. Kalau begini dimana tanggungjawab mereka. Saya mendukung dan mendorong penuh kasus ini biarlah pihak kepolisian yang memproses agar terlihat siapa benar dan salah di mata hukum," kecamnya. 

Pelaku yang juga oknum ustadz membantah tudingan yang disampaikan pihak keluarga terhadap dirinya. Dia mengklarifikasi bahwa tidak berniat melecehkan siapapun. Saat itu, penumpang di bus penuh dan tidak ada bangku tersisa untuk duduk. Dia berinisiatif untuk mengambil tempat di dekat korban dan temannya. Oknum ustadz mengaku tidak kenal dengan korban, sehingga hal itu tidak mungkin terjadi seperti yang dituduhkan. 

"Saya memang ada terpegang tangannya tapi bukan saya yang duluan, dia tertidur dan kemudian entah dia ngigau tiba-tiba memegang tangan saya seperti kekasihnya. Lalu saya pergi," ujarnya.

Dia membantah isu beredar tentang dirinya yang meraba-raba korban tak benar, hanya sebatas memegang tangan. 

"Demi Tuhan tidak terbesit niat saya untuk melakukan itu, saya mungkin yang salah tetapi tidak seperti kabar yang beredar di masyarakat," tandasnya.(nal).