Arab Saudi Gelar Perayaan Halloween, Peserta: Hanya untuk Bersenang-senang


Senin, 31 Oktober 2022 - 13:43:01 WIB
Arab Saudi Gelar Perayaan Halloween, Peserta: Hanya untuk Bersenang-senang Arab Saudi menyelenggarakan acara festival Halloween pada pekan lalu setelah sempat selama ini negara konservatif Islam itu melarang perayaan semacam itu./foto:cnn.

RIAUIN.COM - Arab Saudi dilaporkan menyelenggarakan festival Halloween pada pekan lalu. Padahal, pemerintahan kerajaan Islam tersebut selama ini melarang perayaan semacam itu.

Acara perayaan Halloween itu dijuluki "Scary Weekend" yang berlangsung pada Kamis dan Jumat pekan lalu di Boulevard Riyadh. Orang-orang pun berdatangan ke pesta itu mengenakan kostum menakutkan dan pakaian mewah.

Menurut Arab News, festival Halloween ini digelar sebagai bagian dari Riyadh Season yang berlangsung di ibu kota.

"Ketika Halloween telah lama dijauhi di negara Teluk, para tamu acara tersebut menggambarkan festival itu sebagai bentuk hiburan yang tidak berbahaya," bunyi laporan Arab News.

"Ini adalah perayaan besar, jujur, dan ada semangat kegembiraan. Terkait halal atau haram saya tidak tahu soal ini. Kami merayakan ini untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain. Kami tidak percaya pada apa pun (terkait Halloween)," ucap salah satu peserta festival.

Tamu lainnya di pesta itu pun mengutarakan opini yang sama.

"Aksi itu didasarkan pada niat. Saya ke sini hanya untuk bersenang-senang," paparnya.

"Scary Weekend" adalah acara bertema kostum kedua yang diadakan di ibu kota. Acara serupa, pesta topeng berlangsung awal tahun ini di Riyadh Boulevard Riyadh City pada 17 dan 18 Maret dan digambarkan sebagai pesta kostum terbesar di Arab Saudi.

Sebuah laporan oleh New York Times menyarankan bahwa acara yang disponsori pemerintah itu diadakan secara strategis tepat sebelum Halloween, yang secara tradisional jatuh pada tanggal 31 Oktober agar tidak terlihat secara resmi memperingati festival yang memiliki akar pagan.

Perayaan Halloween ini pun memicu berbagai kritik dari Muslim dunia yang memandang Saudi sebagai pusat ajaran Islam. Sedangkan, Islam dikenal tidak merayakan perayaan Halloween yang dipandang sebagai budaya dari negara Barat.

Selain itu, sebagian netizen mengkritik keras Saudi karena dinilai standar ganda. Sebab, pemerintahan Raja Salman itu mengizinkan perayaan Halloween tetapi tetap melarang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sejak Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) diangkat sebagai Putra Mahkota atau pemimpin de facto Saudi, negara tersebut terus melakukan berbagai dobrakan ke arah lebih moderat.

Setelah melonggarkan larangan bagi kaum perempuan, negara yang semula sangat konservatif ini pun mulai mengizinkan gelaran konser, bioskop, penyatuan wanita dan laki-laki dalam kerumunan, hingga mengizinkan penjualan alkohol dan penggunaan bikini di tempat-tempat tertentu.

Sejumlah pihak meyakini berbagai aturan baru yang lebih luwes ini diterapkan Saudi sebagai upaya melancarkan visinya yang tertuang dalam 2030 Vision. Visi itu berupaya mendiversifikasi perekonomian negara agar tidak bergantung pada minyak saja.

Salah satu yang ingin digenjot Saudi adalah pemasukan dari sektor wisata. Karena itu, berbagai aturan "disesuaikan" menjadi lebih luwes agar dapat menarik investor dan wisatawan asing ke Arab Saudi.(*)