BPBD Riau Ingatkan Waspada Karhula di Juli dan Agustus


Ahad, 03 Juli 2022 - 21:00:31 WIB
BPBD Riau Ingatkan Waspada Karhula di Juli dan Agustus Ilustrasi/foto:via mcr

RIAUIN.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edy Afrizal meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

“Terutama di Juli dan Agustus, ya. Karena Riau kembali masih musim panas,” katanya, Minggu (3/7/2022).

Meski upaya penanganan dan pengendalian Karhutla di Riau di tahun ini tergolong baik, kewaspadaan akan tetap ditingkatkan. Edy menyebut, saat ini seluruh personel mereka tengah disiagakan.

Selain itu, sejumlah helikopter tetap akan melakukan aktivitas patroli sebagaimana mestinya, sehingga jika ada titik api yang muncul bisa segera diambil tindakan.

Untuk mengantisipasi bencana Karhutla, saat ini di Riau distandby-kan sebanyak 3 unit helikopter dan 1 pesawat. Helikopter dan pesawat ini digunakan untuk patroli dan kegiatan water bombing jika diperlukan.

“Semuanya dipakai untuk patroli dan bisa juga untuk water bombing. Jadi sekarang kita ada 3 heli dan 1 pesawat,” kata Edy.

Hari ini, Minggu, 3 Juli 2022, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 28 titik panas (hotspot) di Provinsi Riau. Forecaster On Duty BMKG stasiun Pekanbaru Yasir Prayuna mengatakan, hari ini ada 28 titik panas yang terpantau di Riau.

“Ada kenaikan titik panas, cukup signifikan dibandingkan hari sebelumnya. Hari ini ada 28 titik panas,” ujar Yasir Prayuna.

Ke-28 titik panas ini tersebar di tujuh wilayah dengan sebaran terbanyak di Kabupaten Pelalawan, yakni 10 titik. “Selanjutnya di Rokan Hulu tujuh titik, Indragiri Hulu lima titik dan Kampar tiga titik. Sementara Kepulauan Meranti, Rokan hilir dan Indragiri Hilir masing-masing satu titik,” ungkapnya.

Seluruh hotspot tersebut berada di level dan sedang. Artinya, belum bisa dipastikan apakah di kawasan itu ada atau tidak aktivitas kebakaran hutan dan lahan.

“BMKG terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tuturnya.-dnr/mcr