Petani Karet di Kuansing Diserang Beruang Madu, Berhasil Lolos Gegara Pura-pura Pingsan


Senin, 27 Juni 2022 - 20:30:52 WIB
Petani Karet di Kuansing Diserang Beruang Madu, Berhasil Lolos Gegara Pura-pura Pingsan Tim BKSDA Riau kunjungi petani karet yang diserang beruang madu/foto:dok.bksda riau

RIAUIN.COM - Seorang petani karet sekaligus pemilik kebun bernama Abdul Mutolib mengalami patah tangan setelah diserang beruang madu di Desa Teratak Baru, Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuansing.

Korban selamat setelah berpura-pura pingsan, namun mengalami patah tangan dan luka di bagian kirinya.

Plt Kepala Balai Besar KSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara mengatakan, korban mendapat serangan pada hari Ahad (12/6/2022), saat menderes karet di kebun miliknya.

"Kami mendapat laporan pada Jumat tanggal 24 Juni kemarin," ungkap Fifin, Senin (27/6/2022) 

Selanjutnya, Tim Balai Besar KSDA Riau dari Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I, turun ke lokasi pada Sabtu (25/6/2022) didampingi Kepala Desa Teratak Baru Yanto Lubis, petugas Bhabinkamtibmas.

Bersama Kades, tim BKSDA dibawa ke rumah korban Abdul Mutolib, untuk dimintai keterangannya memastikan kronologis kejadian.

Hasil pengecekan tim melihat Abdul Mutolib, mengalami patah tulang tangan dan luka di lengan bagian kiri.

"Korban mengatakan serangan beruang terjadi pada Ahad (12/6/2022) sekitar pukul 10.00 WIB korban menderes karet dikebun miliknya berjarak lebih kurang 3 Km meter dari rumahnya," terang Fifin.

Menurut penuturan korban, serangan beruang dialaminya saat Abdul Mutolib sedang sibuk mengumpulkan karet hasil deresan.

"Korban mengaku serangan beruang datang dari belakang. Kemudian menyerang dari arah belakang dan langsung menggigit lengan kiri korban," jelas Fifin.

Menurut keterangan korban, ciri-ciri beruang yang menyerangnya memiliki tanda warna putih pada bagian dada dan seketika beliau tersungkur dan telungkup. 

Setelah itu, korban yang berusaha melepaskan cengkraman gigi beruang berhasil dilepaskan ketika korban berpura-pura pingsan.

"Korban mengaku selamat setelah berpura-pura mati. Setelah itu korban berlari dan meminta pertolongan kepada orang orang yang berada di sekitar kebun. Selanjutnya, korban dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lukanya," ujarnya.

Setelah mengunjungi korban, tim bersama Kades serta Bhabinkamtibmas turun ke lokasi di areal HPK yang merupakan habitat satwa liar sekitar TNTN.

"Pengamatan petugas tidak ditemukan bekas darah ataupun cakaran satwa beruang di batang pohon karet di lokasi tersebut. Namun Tim mendapat informasi dari Kepala Desa bahwa di areal tersebut masih banyak satwa beruang madu," ungkap Fifin.

Sedangkan, hasil koordinasi dengan aparat desa setempat. Pihaknya diminta untuk mengambil upaya lebih lanjut, dikarenakan sudah banyak masyarakat yang menjadi korban dalam waktu 2 tahun sudah 5 orang diserang beruang.

"Untuk mencegah konflik susulan terjadi kembali, tim menghimbau masyarakat selalu waspada dan tidak sendirian saat melakukan aktivitas di kebun. Terutama, masyarakat juga diminta tidak anarkhis terhadap satwa beruang karena merupakan salah satu satwa yang dilindungi," kata Fifin. 

Selain itu, tim turut meminta masyarakat agar selalu berkomunikasi kepada Balai Besar KSDA Riau dalam penanganan konflik satwa ini.-dnr