Catatan H Eka Putra Nazir

Fakultas Teknik Menyongsong Pilrek Unri 2022: Pecahkan Mitos!


Selasa, 24 Mei 2022 - 16:09:39 WIB
Fakultas Teknik Menyongsong Pilrek Unri 2022: Pecahkan Mitos! Eka Putra Nazir

Pecahkan Mitos

DALAM sebuah momen kecil buka puasa alumni, saya ditanya seorang teman tentang kenapa Fakultas Teknik Unri tidak pernah menjadi rektor Unri selama ini? Saya dan teman-teman yg hadir terdiam, saling tersenyum. Pertanyaan bisa jadi tidak serius, bisa jadi serius.

Kalau serius, maka jawabannya karena Teknik Unri belum sebesar fakultas senior atau fakultas top lainnya. Mereka dosen senior atau yg pernah jadi dekan Teknik belum setenar nama-nama tokoh akademisi kenamaan Unri lainnya. Sehingga dalam persaingan internal Teknik selalu menjadi bagian dari pemenangan tim Pilrek (pemilihan rektor). 

Kalau tidak serius, maka ini jawabannya -- dan inilah yang dijawab teman lainnya: 

"Kenapa tidak ada yang menjadi rektor, ya karena tidak ada yang mau maju sebagai calon rektor. Justru aneh kalau tidak mencalon tiba-tiba terpilih, he he.." 

Kami semua tertawa. Jawaban yang ini lugu sekaligus bikin geli.

Ya memang selama ini belum sekalipun ada calon rektor Unri dari fakultas Teknik. Hanya jadi pendukung calon rektor dari fakultas lain.

"Padahal..", kata saya, "Teknik sekarang sudah berbeda dengan Teknik zaman kita kuliah dulu. Dulu kita adalah anak baru yang butuh bimbingan, tapi sekarang Teknik sudah maju dan menjadi barometer kesuksesan universitas."

Saya membuka data. Pertama, jumlah mahasiswa Teknik di Unri merupakan mahasiswa terbanyak keempat dari 10 fakultas. Hampir 4.000 orang mahasiswa, dibawah jumlah mhs fakultas senior FKIP, Fekon, Fisipol.

Oya, untuk diketahui jumlah prosentase penerimaan mahasiswa Unri termasuk keren. Satu banding tigabelas. Artinya dari kuota penerimaan 3.100-an yang mendaftar ikut tes masuk Unri hampir 42.000-an orang.

Kedua, Teknik merupakan rating favorit kedua dalam penerimaan mahasiswa baru di lingkungan Unri. Rating tertinggi pertama masih dipegang Fakultas Kedokteran. Ini terlihat dari jumlah peminat dari calon mahasiswa dan yg diterima sebagai mahasiswa baru.

"Yang ketiga.." belum selesai bicara, tiba-tiba seorang senior menimpali. 

"Yang ketiga jumlah profesor kita sudah ada sembilan orang. Angka yang membanggakan untuk lingkungan universitas kita," katanya. 

"Oke. Ada yang lain?"

"Ada ketua. Lulusan Teknik sudah menjadi incaran perusahaan-perusahaan ternama di sekitar Sumatera," kata seorang sahabat saya yang juga pengurus IKA Teknik Unri.

Tepat. Memang benar. Sudah enam tahun terakhir ini sekitar 10 perusahaan besar di Batam dan sekitar Sumatera (termasuk IKPP, RAPP dan Sinar Mas Grup) rutin setiap tahun melakukan testing penerimaan calon pegawai mereka di kampus Teknik Unri. Alumni-alumni Teknik yang baru selesai kuliah sudah menjadi incaran mereka.

"Ada lagi?" tanya saya kembali. Terdiam. Rasanya tak ada lagi.

"Pasti ada, dan kita harus menemukan itu. Karena pada akhirnya kita harus bersepakat apakah, sudah masanya Fakultas Teknik Unri ikut mencalonkan diri dalam pemilihan rektor Unri. Bagaimana apakah kita bersepakat?"

Ada yang menjawab sepakat, tapi tidak banyak. Mungkin yang diam itu sedang bingung, siapa yg pantas untuk dicalonkan, dan apakah memenuhi persyaratan.

Kami seperti bisu sesaat. 

Lalu saya menengahi, biar diamnya tidak terlalu lama. "Begini saja. Kita tidak perlu ikut repot memikirkan siapa nama-nama tersebut. Biarlah itu menjadi pemikiran dekan dan anggota senat fakultas. Bagi kita yang penting kita menyatukan suara untuk mendorong fakultas supaya ada yang maju sebagai calon rektor. Bagaimana, setuju?"

"Setuju!!" jawab teman-teman yang hadir. Kali ini lebih serempak. Kompak.

"Bagaimana kalau kita dorong Pak Dekan saja, ketua? Pak Azdrijal Azis (Prof Dr) kemarin merupakan ketua panitia Milad Unri tahun 2021. Hasilnya mengagumkan. Dalam milad tersebut Presiden Jokowi memberikan sambutan lisan (rekaman) dalam acara pembukaan milad tersebut," kata seorang teman pengurus lainnya.

Wah menarik juga ini. Memang harus diakui hal itu sebuah kinerja mengagumkan bagi Unri. Tentunya keberhasilan tersebut bukan kerja dia sendiri, melainkan tim.

"Boleh juga. Bagaimana hal ini nanti kita tanyakan ke beliau. Katanya beliau akan hadir dalam acara buka puasa bersama kita ini. Bagaimana setuju? Kalau beliau tidak bersedia maju, baru kita minta agar beliau menyiapkan calon rektor dari Teknik Unri. Setuju?"

"Setuju, setuju.." jawab teman-teman.

Tak lama berselang, pak Prof pun hadir. Salam-salaman, kemudian berbicara ringan-ringan bersama alumni yang hadir.

Pada waktu yang tepat sebelum masa berbuka masuk, saya pun mulai membuka pembicaraan bahwa ada masukan alumni terhadap momentum Pilrek Unri 2022.

Pertanyaan pertama apakah dia memenuhi semua persyaratan untuk maju jadi calon rektor. Dijawabnya terpenuhi. 

Yang kedua apakah dia bersedia maju dan siap untuk maju? Pada pertanyaan ini Pak Prof terdiam. Agak susah menjawabnya. 

"Bagi kami Prof," kata saya, "Ini soal kepedulian alumni terhadap almamater. Semua capaian hebat yang sudah diraih Fakultas Teknik selama ini harus dilengkapi dengan pecahnya mitos bahwa dosen Teknik tak ada yang mau maju jadi calon rektor Unri."

Soal terpilih atau belum terpilih itu tergantung kinerja proses dan suratan takdir seseorang.

"Oke, ini menjadi masukan bagi saya. Saya perlu membawanya ke dalam untuk dibahas bersama. Terimakasih atas masukan dan kepedulian para alumni terhadap almamater," jawab Pak Dekan. 

Baik Pak Prof. Kami menunggu keputusan kongkritnya. Alumni berada di luar sistem kampus, hanya bisa mendorong dan berdoa.

Yang pasti beberapa waktu lalu, para pengurus alumni sudah menemui beliau di ruang dekan, dan menyatakan secara resmi perihal ini: mendorong Dekan Teknik untuk maju pada Pilrek Unri 2022.

Seperti kata seorang teman. Inilah korsa itu ketua. IKA Teknik berdiri pada korsanya, untuk kemajuan almamater dan masa depan alumninya.

Ya benar, kita bergairah dan bersatu karena Korsa itu. Komando Satu Rasa!

Salam alumni Unri. ***

* H Eka Putra Nazir adalah Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Teknik Universitas Riau, yang juga wartawan di Riau.