Banjir di Tapung Kampar, Rendam 40 Ha Kebu Sawit dan Rndam 13 Rumah


Sabtu, 20 November 2021 - 11:55:26 WIB
Banjir di Tapung Kampar, Rendam 40 Ha Kebu Sawit dan Rndam 13 Rumah ilustrasi banjir/foto:mcr

RIAUIN.COM - Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, telah surut. Banjir tersebut terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi berlangsung pada Kamis (18/11/2021) pukul 00.05 WIB dini hari. Kejadian ini merendam Desa Kijang Jaya, Kecamatan Tapung Hilir dengan tinggi muka air 50 sentimeter.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar telah melaporkan sebanyak 13 unit rumah terendam akibat peristiwa ini.

"Setelah banjir surut, warga masyarakat membersihkan sampah yang terbawa arus di dalam rumah maupun lingkungan sekitar. Banjir juga merendam 1.5 hektar kebun salak, 40 hektar kebun sawit serta 1 unit jembatan penghubung antar desa terkikis banjir," kata Abdul, Jumat (19/11/2021).

BPBD Kabupaten Kampar melakukan monitoring dan kaji cepat di lokasi kejadian serta melakukan pembersihan rumah terdampak banjir bersama warga setempat. 

Kondisi mutakhir saat ini, jembatan penghubung hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. BPBD setempat melakukan koordinasi dengan lintas lembaga dalam upaya perbaikan jembatan dan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat menggunakan akses penghubung jalan tersebut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang per 19 sampai 21 November pada sebagian wilayah di Provinsi Riau.

Peringatan dini ini meliputi Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Kota Pekabaru, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Siak, Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Pelalawan. 

Berdasarkan kajian inaRISK, Kabupaten Kampar memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi. Sebanyak 21 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, termasuk di dalamnya Kecamatan Tapung Hilir.

"Merespons hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap curah hujan dengan intensitas tinggi serta kurun waktu yang lama. Masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca dengan mengakses laman BMKG serta mengetahui potensi risiko dan bahaya di wilayah sekitar melalui inaRIS," jelasnya.

Perangkat daerah setempat serta masyarakat dapat bersinergi dalam melakukan upaya mitigasi dan antisipasi bencana hidrometeorologi dengan pemantauan peningkatan debit air ketika curah hujan tinggi.

Kemudian, melakukan pembersihan area resapan atau saluran air, serta membuat rencana kedaruratan dengan menyediakan tempat evakuasi sementara dan persiapan peralatan maupun logistik bantuan bagi warga terdampak bencana.-dn