Warga Desa Pontian Inhu Temukan Gajah Sakit di Kebun Sawit


Rabu, 27 Oktober 2021 - 17:40:06 WIB
Warga Desa Pontian Inhu Temukan Gajah Sakit di Kebun Sawit Perawatan gajah liar yang sakit/foto:BBKSDA Riau

RIAUIN.COM - Seekor gajah liar ditemukan dalam keadaan sakit di Desa Pontian Mekar (SP 4), Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Balai Taman Nasional Tesso Nilo dan Yayasan TNTN bertindak cepat dengan melakukan tindakan perawatan.

Informasi gajah liar tersebut pertama kali ditemukan oleh warga setempat dan langsung dilaporkan kepada petugas anggota Intel Kodim 0302 Inhu dan selanjutnya diteruskan ke pihak BBKSDA Riau.

Plt Kepala BBKSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara, dalam keterangannya Kamis (21/10/2021) mengatakan, laporan tersebut diterima Tim Seksi Konservasi Wilayah I, Pangkalan Kerinci.

“Laporan yang diterima adanya seekor satwa gajah liar memasuki perkebunan sawit masyarakat dalam kondisi sakit,” kata Fifin.

Selanjutnya, pada Jumat (22/10/2021) lalu, Tim Resort Kerumutan Selatan langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan lapangan bersama Kades Pontian Mekar dan masyarakat setempat.

“Dilokasi tim menemukan seekor gajah liar betina dewasa, kurus dan dalam kondisi lemas,” ujar Fifin. 

Hasil pemeriksaan dan pengamatan dilokasi, gajah dipastikan sakit setelah tim melihat makanan yang dimakan dimuntahkan kembali. 

“Selain melakukan perawatan, petugas juga menyisipkan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak melakukan tindakan anarkis satwa yang dilindungi termasuk Gajah Sumatera,” jelas Fifin. 

Fifin juga mengapresiasi masyarakat setempat yang turut andil melancarkan proses penanganan gajah tersebut, dengan menjaga tim medis saat melakukan perawatan.

Proses pengobatan kata Fifin, mulai dilakukan tim gabungan setelah tiba di lokasi pada hari Sabtu (23/10/2021). Untuk memperlancar prosesnya, petugas terlebih dahulu melakukan pembiusan.

“Hasil pengecekan tim medis, gajah liar tersebut berjenis kelamin betina, berusia sekitar 30 tahun dengan tinggi 217 sentimeter dan berat 2 ton,” jelas Fifin.

Sedangkan, kondisi yang ditemukan tim dilapangan. Gajah terlihat kurus dengan kondisinya kurang nafsu makan. Selain itu, juga mengalami radang pembekakan dan luka terbuka pada bagian organ reproduksi luar yang telah ada larva atau ulat dibagian tersebut.

“Mencegah lukanya semakin parah, tim melakukan langkah pembersihan luka dan pemberian obat topikal pada daerah luka. Kemudian pengambilan sampel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan gajah secara umum, dan sample darah akan dikirim ke laboratorium,” ujar Fifin. 

Setelah melalui proses pengobatan, selanjutnya tim medis kembali melepasliarkan gajah ke habitatnya. Kemudian tim melakukan pemantauan dan pengamatan pergerakan gajah itu untuk mengetahui kondisi selanjutnya. 

“Paska diobati, hasil pengamatan tim dilapangan gajah terlihat bergerak lebih gesit dari sebelum pengobatan,” ungkap Fifin.

Sementara itu, hasil pemantauan yang dilakukan pada hari Senin (25/10/2021) oleh Tim patroli Yayasan TNTN dari Desa Lubuk Kembang Bunga, gajah liar tersebut dipastikan telah berbaur dengan kelompoknya.

Kemudian hasil koordinasi dengan masyarakat setempat, dikabarkan bahwa gajah liar tersebut sudah mengarah ke hutan tersisa kawasan Balai Taman Nasional Tesso Nilo yang berada disekitar Bukit Apolo dan Pondok Kompe. 

“Tim dilapangan akan melakukan pemantauan kembali untuk memastikan Gajah Sumatera tersebut benar-benar pulih dan aman serta kembali ke habitatnya di kawasan Taman Nasional Teso Nilo,” jelas Fifin. -dn