Oknum Kades Rokan Timur Rohul Kena OTT, Patok Rp2 Juta per SKGR


Kamis, 21 Oktober 2021 - 16:04:47 WIB
Oknum Kades Rokan Timur Rohul Kena OTT, Patok Rp2 Juta per SKGR Konferensi pers terkait OTT Kades di Rohul

RIAUIN.COM - Kades Rokan Timur Soewardi Soeryaningrat tertangkap tangan oleh Tim Unit III Tindak Pidana Korupsi Satuan Reserse dan Kriminal (Tipidkor Satreskrim) Polres Rohul satu hari sebelumnya, Selasa (19/10/2021).

Dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) tersebut oknum Kades dan Kaur Tata Usaha kedapatan sedang melakukan pungutan pembuatan SKRT dan SKGR di kantor desa.

“Operasi Tangkap Tangan terhadap Kades Soewardi dan Kaur Tata Usaha Sukron ini merupakan tindak lanjut dari keluhan dan pengaduan warga ke Polres Rohul tentang proses pembuatan SKRT dan SKGR, yang setiap persilnya dipungut biaya Rp 2 juta oleh pelaku,” terang Kapolres Rohul AKBP Wimpi.

Wimpi mengaku usai menerima laporan pengaduan warga tersebut, pihaknya langsung memerintahkan Unit III Tipikor Satreskrim Polres Rohul melakukan penyelidikan ke lapangan. 

Pada Selasa (19/10/2021), sekitar pukul 15.45 WIB, Unit III Tipikor Polres Rokan Hulu memperoleh informasi kembali tentang adanya masyarakat yang akan membuat Surat Keterangan Riwayat Tanah (SKRT) dan Surat Keterangan Ganti Kerugian (SKGR).

"Tim kemudian menyelidiki ke kantor Desa Rokan Timur dan terbukti. Kita temukan aksi pungutan untuk 10 persil yang dikenakan biaya masing-masing Rp 2 juta. Total Rp 20 juta," lanjut mantan Kapolres Kepulauan Meranti tersebut. 

Di TKP dalam ruangan Kades, kata Eko Wimpiyanto, polisi menemukan 10 persil SKRT dan SKGR sedang dikoreksi dan ditandatangani oleh Kades Soewardi. 

"Kades dan Kaur TU serta barang bukti langsung kita bawa ke Mapolres Rohul untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," Jelasnya.

Atas perbuatannya, para pelaku dijerat pasal 12 huruf e undang undang nomor 31 tahun 1999 sebagai mana diubah dengan undang undang nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55 KUH-Pidana ancaman hukuman paling singkat 4 tahun paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp200 juta, paling banyak Rp1 milyar,' pungkasnya. -dn