Residivis di Inhu Terlibat Kasus Begal, Penipuan dan Pemerkosaan, Begini Sepak Terjangnya Hingga Ditangkap Polisi


Selasa, 21 September 2021 - 16:27:30 WIB
Residivis di Inhu Terlibat Kasus Begal, Penipuan dan Pemerkosaan, Begini Sepak Terjangnya Hingga Ditangkap Polisi Tersangka dan barang bukti diamankan polisi.

RIAUIN.COM - Mengaku sebagai polisi bernama AKP Andreas bertugas di Polres Inhu, AW (34) seorang residivis warga Desa Seresam, Kecamatan Seberida, Kabupaten Inhu, diduga terlibat kasus begal, penipuan dan pemerkosaan.

Namun, aksi polisi gadungan yang meresahkan warga itu berakhir, setelah 
Unit Reskrim Polsek Seberida menangkap pelaku AW di salah satu rumah warga di Desa Bukit Meranti Kecamatan Seberida, Sabtu (18/9/2021).

Kapolres Inhu AKBP Bachtiar Alponso melalui PS Paur Humas Aipda Misran membenarkan penangkapan AW tersebut, Selasa (21/9/2021).

"Tersangka mengaku seorang polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), modusnya kenalan di media sosial Facebook," kata Misran.

Pengungkapan kasus ini berawal pada Selasa, 14 September 2021, beberapa orang warga simpang Tembulun Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida mengantarkan seorang perempuan bernama EK (36) warga Bandar Lampung ke Polsek Seberida.

EK mengaku korban begal di Bandar Lampung. Mobilnya merek Daihatsu Xenia dengan plat Nopol BE 2252 UF serta barang-barang berharga miliknya dibawa kabur oleh seorang laki-laki mengaku polisi bernama AKP Andreas bertugas di Polres Inhu yang dikenalnya lewat Facebook.

"Karena sering berkomunikasi lewat Facebook, akhirnya mereka semakin akrab dan EK minta bantu mencarikan pekerjaan kepada AKP Andreas. Permintaan itu disanggupi AKP Andreas dan menjanjikan bahwa di Kabupaten Inhu ada pekerjaan," jelasnya.

Kemudian, AKP Andreas berangkat menuju Bandar Lampung dan bertemu EK yang ketika itu mengemudikan mobil merek Xenia.

AKP Andreas masuk ke mobil, ditengah perjalanan, tersangka mengambil alih kemudi, mengikat EK dan mengancam membunuhnya. 

Mobil itu menuju arah Kabupaten Inhu. Sesampainya di Simpang Tembulun, EK diturunkan paksa, benda-benda berharga miliknya dibawa tersangka hingga akhirnya EK dibawa warga setempat ke Polsek Seberida.

Menindaklanjuti kasus ini, Kapolsek Seberida, Kompol Hendri Suparto mengintruksikan Kanit Reskrim Polsek Seberida Ipda Adam Malik untuk memburu polisi gadungan, pelaku begal itu.

Pada Kamis 16 September 2021, tim mendapatkan informasi ada mobil yang dilaporkan EK itu lalu lalang di Belilas dan Desa Buluh Rampai.

Selanjutnya, Jumat 17 September 2021 tim mendapatkan informasi ada mobil Xenia yang parkir dijalan kebun kelapa sawit Desa Bukit Meranti, tim segera menuju Desa Bukit Meranti, ternyata benar ada mobil Xenia seperti yang disebut EK korban begal parkir dalam kondisi terkunci. 

"Tim berusaha mencari pengemudi mobil, tapi hingga sore, tak juga ditemukan dan mobil tetap terparkir ditempat semula," jelasnya.

Namun, Sabtu 18 September 2021 pukul 16.00 WIB, tim mendapatkan laporan dari masyarakat, ada seorang laki-laki tak dikenal sedang meminta makan dirumah warga Desa Talang Jerinjing.

"Tanpa membuang waktu, tim berangkat menuju Desa Talang Jerinjing dan mengamankan seorang laki-laki mengaku berinisial AW ke Polsek Seberida," bebernya.

Ketika diinterogasi, AW mengaku telah membegal EK yang dikenalnya lewat Facebook, menemui EK di Bandar Lampung, mengikat dan mengancam EK hingga akhirnya meninggalkan EK di Simpang Tembulun Kelurahan Pangkalan Kasai.

Terkait kasus ini, tim berkoordinasi dengan Polres Bandar Lampung, Sabtu 18 September 2021 malam, Kanit Reskrim Polres Bandar Lampung, Ipda Farhan Maulana S.T.rk dan 5 anggota Tekap 308 Polres Pring Sewu tiba di Polsek Seberida dan membawa EK serta mobilnya ke Bandar Lampung.

Sementara, tersangka AW sang polisi gadungan terus diperiksa, hingga akhirnya dia mengakui sejumlah tindak pidana dan kejahatan yang dilakukan diwilayah Inhu. Diantaranya, kasus pemerkosaan terhadap NE (27) warga Desa Bukit Meranti Kecamatan Seberida.

Pelaku kenal dengan NE juga lewat Facebook, mengaku sebagai anggota polisi bernama AKP Andreas. Karena mengaku polisi, NE memberanikan diri minta bantuan pelaku untuk membantu suaminya yang tersandung kasus pencurian dengan kekerasan (Curas) di Belilas beberapa waktu lalu. Pada 15 Agustus 2020 pukul 23.00 WIB, NE dihubungi oleh pelaku yang mengaku polisi itu kerumahnya di wilayah DK 4 Kecamatan Batang Cenaku.

Namun korban harus menemui rekannya bernama Dedi di Desa Kelesa Kecamatan Seberida sebagai penunjuk rumahnya.

Esoknya, 16 Agustus 2020 sore, NE dengan mengendarai sepeda motor jenis Yamaha Lexi berangkat menuju Desa Kelesa untuk bertemu Dedi. Pukul 18.00 WIB, NE sampai  di Desa Kelesa dan bertemu dengan seorang laki-laki yang mengaku bernama Dedi.

Kemudian, orang mengaku Dedi itu mengambil alih kendara dan membonceng NE dengan sepeda motor matic milik korban itu.

Orang mengaku Dedi itu keluar masuk kebun kelapa sawit yang tidak diketahui korban, hingga akhirnya pukul 20.30 WIB mereka berhenti disebuah pondok kebun kelapa sawit, mereka duduk beristirahat, saat itu pula Dedi mengaku jika dialah AKP Andreas.

Ditempat itu pula pelaku memperkosa NE. Setelah puas melepaskan hasratnya, mereka meneruskan perjalanan keluar masuk kebun sawit, namun tidak juga sampai di rumah AKP Andreas tapi malah kembali berhenti dipondok kelapa sawit dan memperkosa NE.

Setelah itu, pelaku mengancam NE untuk menyerahkan semua harta berharga miliknya, seperti uang tunai Rp 300 ribu, kartu ATM beserta PIN, pelaku membuang kartu seluler dari handphone korban dan meninggalkan korban dengan membawa sepeda motor milik korban. 

"Kasus pemerkosaan ini sedang ditangani Polsek Seberida," ucap Misran.

Selain itu, pelaku juga melakukan penipuan terhadap seorang bidan warga Kelurahan Pematang Reba dengan modus membantu bidan untuk menjualkan tanah milik bidan itu, tapi justru pelaku membawa kabur sepeda motor milik bidan dan nyaris melarikan anak bawah umur, keponakan bidan tersebut.

"Sederetan kasus yang dilakukan tersangka terus didalami dan dikembangkan, diduga masih ada tindak pidana lain yang dilakukan tersangka mengingat kasus penipuan lewat media sosial cukup banyak terjadi di Inhu," pungkas Misran.--gus.