Hampir 12 Miliar Barel Dikuras Selama 70 Tahun, Cadangan Minyak Blok Rokan Tinggal Segini


Jumat, 23 Juli 2021 - 08:23:00 WIB
Hampir 12 Miliar Barel Dikuras Selama 70 Tahun, Cadangan Minyak Blok Rokan Tinggal Segini Ilustrasi sumur produksi minyak/foto: dok. Pertamina

RIAUIN.COM - Kontrak bagi hasil produksi minyak dan gas bumi (Production Sharing Contract/ PSC) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan, Riau akan segera berakhir pada 8 Agustus 2021 mendatang.

Blok minyak terbesar kedua ini akan diambil alih oleh PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) per 9 Agustus 2021.

Blok Rokan sendiri sudah beroperasi sejak tahun 1951 atau 70 tahun sejak produksi pertamanya.

Sejak mulai beroperasi pada 1951 sampai Agustus 2021 mendatang, minyak yang diproduksi dari Blok Rokan ini mencapai 11,69 miliar barel. Hal ini diketahui dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, produksi WK Rokan mencapai hampir separuh produksi nasional, tepatnya 46% dari produksi nasional. Artinya, tanpa adanya Blok Rokan, maka akan semakin besar lagi impor minyak mentah yang dilakukan RI.

"Profil produksi nasional dibandingkan Rokan, Rokan tuh separuhnya, mati Rokan separuh hilang kita, maka impor. Dari 1951 sampai hari ini sudah hampir 12 miliar barel keluar dari Rokan," paparnya dalam sebuah diskusi daring, Kamis (22/07/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, mengenai sisa cadangan minyak di Blok Rokan, belum ada angka pastinya. Menurutnya, ada yang menyebut tersisa 1 miliar barel, ada yang bilang 0,5 miliar, dan ada yang bilang 1,5 miliar barel.

"Ada yang bilang 1 miliar, 0,5 miliar, dan 1,5 miliar. Tapi terus decline ya wajar, di sana lapangan besar," tuturnya.

Fatar menjelaskan, Blok Rokan memiliki sumur yang sangat banyak dibandingkan dengan lapangan besar lainnya. Sumur di Blok Rokan menurutnya mencapai 10.000 sumur dan saat ini tersisa sekitar 8.000-9.000 sumur.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, dengan masifnya pengeboran saat ini, maka produksi minyak di Blok Rokan pada 2022 diperkirakan bisa naik menjadi 175.000-180.000 bph.

"Tahun depan produksi pasti akan naik, saat ini sedang bahas Pre Work Program & Budget (WP&B), belum WP&B, untuk kejar target di 2022, tapi diindikasikan naik kembali ke sekitar 175-180 ribu bph, bisa ke arah sana," paparnya dalam paparan kinerja hulu migas semester I, Jumat (16/07/2021). -dn