Masalah Lahan di Pelalawan, PT Arara Abadi Dinilai Mengadu Domba Masyarakat Adat


Kamis, 25 Februari 2021 - 20:22:16 WIB
Masalah Lahan di Pelalawan, PT Arara Abadi Dinilai Mengadu Domba Masyarakat Adat Tokoh LAMR Pelalawan berdiskusi dengan pihak PT Arara Abadi./foto: deli.

RIAUIN.COM - Berdasarkan hasil pertemuan Selasa lalu, PT Arara Abadi dan warga sepakat turun ulang ke lokasi Kepungan Sialang Ampaian Todung untuk validasi data di lapangan, Kamis (25/02/2021).

Tim Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan, langsung dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Datuk Seri Tengku Zulmizan Farinja Assagaff bersama Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Herman Maskar.

Kemudian, Ketua Majelis Tinggi Hukum Adat Petalangan Datuk Arifin, Ketua Lembaga Adat Petalangan Datuk Nasrullah, Batin Hitam Sungai Modang Zainudin. Sekretaris Umum LAMR Pelalawan Datuk Nurzepri serta Datuk Samsuardi (Edi Gajah) Datuk Azman, Datuk Erhas, Datuk Mory, Tomi Abdurrahman selaku tim advokasi, dimana total rombongan LAMR 25 orang, termasuk 2 staf Jikalahari Arfian dan Ferry. Tim didampingi pihak perusahaan PT Arara Abadi Zukirno, Jailani, dan Yogi.

Setelah turun lapangan tim melakukan validasi sekitar sepuluh jenis kayu yang sudah tumbang di lapangan di lahan seluas 2,5 hektar.

Pada saat pembuatan berita acara terjadi perdebatan alot tentang jenis kayu yang ditemui di lapangan. Pihak PT Arara Abadi tidak setuju terhadap 11 jenis kayu yang diinventarisir pihak LAMR dan mengkonfrontir dengan sekelompok masyarakat yang diketahui adalah anak-kemanakan Batin Monti Ajo. 

Zulmizan mengaku tersinggung dengan pihak perusahaan sebab terlalu banyak berkilah dan menilai pertemuan akan dead lock karena PT Arara Abadi tak transparan.

Dikatakan Zulmizan, pihak PT Arara Abadi tidak mengakui jenis-jenis kayu yang ditemui, karena tidak menguasai nama kayu, seperti sialang/ kepungan sialang. Namun, tidak melakukan pendampingan secara menyeluruh saat cek lapangan, hanya sebagian saja, sehingga tidak ada titik temu saat dirumuskan bersama.

 "Yang membuat saya tersinggung karena sejak awal mereka selalu berusaha  mengadu domba antara masyarakat adat yang satu dengan lainnya. Ini modus lama Arara Abadi. Dari dulu sejak 20  tahun lalu begitu, tak berubah-ubah juga!" teriak Zulmizan sambil menggebrak meja.

Zulmizan juga  berteriak karena menilai pihak perusahaan tidak menghargai dirinya dan Datuk-datuk Pucuk  Pimpinan Adat lainnya oleh PT Arara Abadi.

"Viralkan kejadian ini, biar sampai ke manajemen mereka yang di Serpong, beginilah perilaku staf mereka terhadap pimpinan lembaga-lembaga adat di Pelalawan," teriak Zulmizan sambil mengajak seluruh anggota timnya meninggalkan lokasi.

Sehingga rombongan LAMR Kabupaten Pelalawan kemudian meninggalkan lokasi distrik Nilo tanpa permisi dengan pihak PT Arara Abadi.--deli.