Mengerikan, Penduduk di Kota Ini Takut Keluar Rumah, Bisa Mati Bila Kena Sinar Matahari


Senin, 22 Februari 2021 - 23:35:51 WIB
Mengerikan, Penduduk di Kota Ini Takut Keluar Rumah, Bisa Mati Bila Kena Sinar Matahari Warga di di Kota Araras, Sao Paolo, sedang menunggu giliran berobat di sebuah rumah sakit. | F: AP Photo

RIAUIN.COM - Warga penduduk di Kota Araras, Sao Paolo, Brasil, tak mau bersentuhan langsung dengan sinar matahari. Mereka takut keluar rumah, dari pagi hingga sore hari.

Hal itu disebabkan penyakit genetik aneh yang bernama Xeroderma Pigmentosum (XP). Sebanyak 600 dari 800 populasi yang ada di Kota Araras menderita penyakit aneh tersebut. Sehingga bakalan jarang atau tidak melihat sama sekali keberadaan manusia di kota ini pada pagi hingga sore hari.

Xeroderma Pigmentosum (XP) adalah sebuah penyakit genetik yang menyebabkan penderitanya tidak tahan terhadap sinar ultra violet matahari sehingga memaksa mereka untuk terus berada di tempat yang teduh.

Sedikit saja mereka terpapar sinar matahari, maka kulit mereka akan seketika melepuh dan meninggalkan cacat permanen. Hal itu disebabkan kulit penderita XP tidak memiliki kemampuan regenerasi sel sehingga tidak akan bisa sembuh jika terluka.

Di Kota Araras sebanyak 20 dari 600 penderita telah masuk dalam taraf kritis dan sudah masuk ke dalam kategori kanker kulit yang agresif. Salah satu warga yang menderita XP tingkat parah ini bernama Djalma Jardin. Akibat penyakit XP yang dideritanya, Jardin hanya memiliki satu mata yang tidak dapat menutup. Ia pun dipaksa untuk menghabiskan hari-harinya di dalam ruangan karena kelainan genetik langka tersebut.

Selain itu, wajah Jardin terlihat begitu menakutkan akibat penyakit ini. Setiap akan tidur, wajahnya selalu dipenuhi oleh plester. Kelainan genetik ini juga bisa menyebabkan penderita mengalami cacat dan bahkan meninggal dunia. Sama halnya dengan nasib Jardin yang kondisi semakin parah sehingga membuat ia meninggal dunia setelah melakukan wawancara dikutip dari keepo.me.

Selain Jardin, seorang peternak yang bernama Deide juga mengalami hal yang sama. Banyak bagian wajahnya yang tidak bisa disembuhkan oleh obat apa pun. Ia harus menjalani operasi untuk menghilangkan langit-langit dan tulang rahang bagian kanannya serta harus menggunakan prostesis agar bisa tetap bicara.

Sebagian warga yang tidak mengalami kondisi aneh ini bertanya-tanya tentang apa yang telah terjadi pada tubuh para penderita. Ada yang menyebut kalau mereka terkena penyakit seksual menular, ada pula yang menyebut penyakit itu merupakan kutukan dari Tuhan.

Untuk mengetahui penyebab serta obat dari penyakit XP, seorang ahli biologi genetik Brasil dari Sao Paolo, Carlos Menck, datang untuk melakukan rangkaian penelitian. Berdasarkan pengamatannya, XP bukanlah penyakit menular, melainkan penyakit turunan.

Simpulan itu didapat setelah ia bersama timnya menjalani rangkaian tes pada semua penduduk desa. Hasilnya, dari 800 penduduk, sebanyak 600 orang membawa gen XP di tubuhnya. Hal ini bisa dilacak melalui keluarga tiga pemukim pertama di desa tersebut yang berasal dari Portugis.

Selain Carlos, ahli dermatologi yang bernama Sulamita Chaibub pun melakukan penelitian yang sama. Ia menambahkan penyebab banyaknya penduduk Kota Araras yang menderita XP.

Menurutnya, warga yang sebelumnya telah menderita XP menikah dengan warga lainnya yang kondisinya normal sehingga gen rusak pada diri penderita XP yang mana merupakan gen dominan terus berkembang dan menyebar.

Saat ini sendiri tidak ada obat yang bisa menyembuhkan XP. Warga hanya diimbau untuk benar-benar menghindari paparan sinar matahari. Carlos berharap saran ini dapat menyelamatkan banyak nyawa penduduk di Kota Araras. - gha