Labor Kultur Jaringan Balitbang Bengkalis di Desa Pematang Duku Timur Dinilai Gagal Total


Senin, 15 Februari 2021 - 20:17:44 WIB
Labor Kultur Jaringan Balitbang Bengkalis di Desa Pematang Duku Timur Dinilai Gagal Total Kondisi laboratorium Balitbang Bengkalis di Desa Pematang Duku Timur./foto:Mahfud.

RIAUIN.COM - Laboratorium kultur jaringan di Desa Pematang Duku Timur yang dikelola Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Kabupaten Bengkalis dinilai gagal total. Miliaran uang rakyat yang dianggarkan untuk membangun laboratorium itu tak jelas peruntukannya.

Kendati sudah hampir 15 tahun berjalan, laboratorium yang awalnya dibangun untuk menyediakan bibit unggul pertanian dan perkebunan bagi masyarakat lokal maupun luar, sampai saat ini tidak jelas ujung pangkalnya.

Sejauh ini kultur jaringan memang sudah menghasilkan komoditi bibit unggul seperti tanaman hias, pisang unggul, buah naga, dan kayu jati. Namun sangat disayangkan dari komoditi yang dihasilkan tidak dikembangkan kepada masyarakat, khususnya petani di Bengkalis.

Pantauan Riauin.com di lokasi pada Kamis, (11/2/21) sekitar pukul 09.30 WIB, karyawan yang berjumlah 16 orang tak terlihat di laboratorium. Hanya satpam yang terlihat berada di tempat. Padahal, waktu itu masih jam kerja.

Terlihat pula bangunan yang tak terurus dan tidak bisa dipakai, layaknya seperti gudang yang diisi barang-barang bekas. Hanya bangunan labor yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian. 

Di depan dan belakang bangunan tampak sampah dan kotoran berserakan, juga dipenuhi semak belukar. Hingga menyelimuti bangunan labor yang luasnya hampir 10 hektare tersebut. 

Tak hanya itu, kaca pintu banyak yang sudah pecah, bumbung atap rusak dan plafon juga banyak yang sudah ambruk. 
Lokasi labor itu pun tidak banyak diketahui masyarakat, karena terletak di ujung jalan.

Saat Riauin.com diizinkan masuk ke ruang labor, terlihat penelitian yang dilakukan tidak efektif. Banyak bibit yang dihasilkan sudah berjamur, menghitam dan mati begitu saja.

Salah seorang warga yang enggan di sebut namanya merasa kecewa terhadap kinerja Balitbang sebagai pengelola kultur jaringan tersebut. Ia menilai pengelolaan labor dikerjakan tidak dengan sungguh-sungguh sehingga terkesan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan uang rakyat.

"Sejak diresmikan labor yang berada di desa kami ini, bibit yang dihasilkan belum dapat dipasarkan dan dirasakan manfaatnya bagi warga. Meski banyak petani yang butuh bibit unggul dari hasil penelitian tapi tak ada yang bisa dinikmati. Semuanya terkesan mubazir saja," jelas warga itu dengan nada kecewa.

Sementara itu Plt Kepala Balitbang Bengkalis Dahen Tawakal saat dikonfirmasi mengaku, selama ini kinerja yang dihasilkan belum begitu maksimal. 

"Dikarenakan Covid, banyak anggaran kita dipotong. Kita sudah menargetkan 4 sampai 5 tahun ke depan, keberadaan labor di Desa Pematang Duku menjadi pusat kebutuhan pertanian dan perkebunan," ujarnya, Senin (15/02/2021).

Dia beralasan, akibat belum dibentuknya Unit Pelayanan Terpadu (UPT), sehingga kebutuhan masyarakat dari segi pemasaran belum bisa terpenuhi.--mahfud.